--> MAKALAH TENTANG : INDERA PENGAMATAN DAN PERSEPSI | KUMPULAN MAKALAH

Berbagi Tugas Sekolah Makalah dan Referensi

Thursday, March 23, 2017

MAKALAH TENTANG : INDERA PENGAMATAN DAN PERSEPSI

| Thursday, March 23, 2017
A. Pendahuluan
        Puji Syukur kehadirat Allah SWT dengan rahmat-Nya Saya sebagai penulis makalah akhirnya dapat menyelasaikan makalah ini. Dalam makalah ini saya sebagai penyaji makalah akan membahas tentang Indra, Pengamatan dan Persepsi. Sholawat beserta salam kita sanjungkan kepada nabi kita Muhammad SAW, mudah-mudahan dengan memperbanyak Sholawat kita mendapat syafaat dihari akhir nanti.
         Otak tidak dapat berhungan langsung dengan gelombang cahaya maupun gelombang suara Otak hanya dapat berhungan dengan informasi dalam bentuk impuls listrik adalah fungsi semua organ indera yang menerjemahkan informasi fisis misalnya gelombang cahaya dan gelombang suara menjadi implus listrik.
      Syah menyatakan bahwa pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indra-indra seperti nata dan telinga. Berkat pengalanan belajar, seorang siswa akan mampu mencapai pengamatan yang benar objektif sebelum memperoleh pengertian. Pengamatan yang salah akan mengakibatkan timbulnya pengertian yang salah pula.
       Persepsi atau pengamatan adalah aktivitas jiwa yang memungkinkan manusia mengenali rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat-alat inderanya dengan kemampuan inilah kemungkinan manusia individu mengenai micu hidupnya.
        Adapun tujuan saya menulis makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas makalah kelompok dalam perkuliahan Psikologi Umum. Dan untuk mengetahuinya lebih terperinci marilah kita sama-sama membahas makalah ini. Terlebih dahulu saya minta ampun kepada Allah dan mohon mat kepada saudara dimana ada kesalahan dalam penulisan makalah yang tidak disengaja dalam menyelesaikannya, dan saya sangat berharap kepada Dosen pembimbing agar memberi arahan untuk memperbaiki makalah saya seterusnya.

B.Indera
        Dalam mengamati perlu alat indera, Itwanto, dkk. Mắndefenisikan alat indera itu sebagai bagian-bagian tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang sesuai dengan kategori atau modalitas masing-masing penginderaan. Karena mata dan telinga memberikan informasi yang lebih kaya maka dianggaplah keduanya sebagai higher senses. Sementara hidung, lidah dan permukaan kulit dianggap lower senses.
      Defenisi lain alat indera adalah bagian-bagian tubuh tertentu yang menghubungkan sel-sel receptor dengan bagian sentral susunan syaraf dengan aparaaparat tambahan yang membentu penerimaan kesan-kesan keinderaan (sense impression)
        Dalam fungsinya sebagai receptor alat indera biasanya dibedakan menjadi tiga kelompok:
1. Exteroceptors, alat-alat indera yang terdapat pada bagian luar tubuh kita dan menerima rangsang dari luar tubuh kita yang meliputi:
a. Distanee receptor, menerima perangsang yang melampaui suatu jarak:
     1) Penglihatan
     2) Pendengaran
     3) Peniciuman
b. Conac receptors, menerima perangsang dengan jalan kontak :
    1) Perasa dengan cara kontak
    2) Perasa panas
    3) Perasa diingin
    4) Perasasakit

2. Interoceptors alat-alat indera yang terdapat pada bagian tubuh kita dan menerima perangsang dari dalam tubuh kita berupa:
a. Alat-alatindera dalam susunan pencernaan makanan:
    1) Pencium
    2) Pengecap
    3) Perasa lapar
    4) Perasa Ilhaus
    5) Perasa mual.
b. Alat-alat indera dalam susunan peredaran darah
c. Alat-alatilera dalam susunan pernapasan
d. Alat-alat indera dalam susunan reproduktif 

3.Proplioceptors, alat-alat indera yang terdapat di antara dinding dalam dan dinding luar tubuh kita dan yang menerima perangsang dari bagian-bagian tersebut, yakni:
a. Alat indera keseimbangan
b. Alat indera dengan tugas kinesthetic:
     l) Alat indera dalam otot
     2) Alat indera dalam urai otot
     3) Alat indera dalam persendian.
Jenis-jenis penginderaan dari kelima panca indera kita sebagai berikut:
   a. Penginderaan penglihatan
   b. Pengindera pendengaran
   c. Penginderaan pengecap
   d. Penginderaan penciuman
   e. Penginderuan peraba
   f. Penginderaan suhu
   g. Pengindera sakit
   h,.Pengindera Kinaesthesis (penggerak)
   i. Penginderaan keseimbangan
   j. Penginderaan vital
   k. Penginderaan Synaesthesio

C. Pengamatan
       Pengamatan adalah proses menerima dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera seperti mata dan telinga. Berkat pengamatan belajar siswa akan mencapai pengertian pengamatan yang selalu akan mengakibatkan timbulnya pengertian yang salah pula. Sebagai contoh: seorang anak mengira bahwa penyiar benar-benar berada dalam kotak bersuara. Namun dalam proses belajar lambat laun akan diketahuinya juga bahwa yang ada dalam radio tersebut hanya suaranya, sedangkan penyiarnya berada jauh di studio pemancar.
        Menurut Sujanto pengamatan adalal proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indra. Alat-alat indra yang digunakan dalam pengamatan adalah:
1. Indra penglihat
2. Indra pendengar.
3. Indra pembau atau pencium.
4. Indra perasa atau pengecapan
5. Indra peraba
6. Indrakeseimbangan
7. Indra perasa utat daging (kinestasi).
8. Indra perasa jasmaniah (organis). 

Syah menyatakan bahwa pengamatan artinya proses menerima menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indra-indra seperti mala dan telinga. Berkat pengalanan belajar, seorang siswa akan mampu mencapai pengamatan yang benar objektif sebelum memperoleh pengertian. Pengamatan yang salah akan mengakibatkan timbulnya pengertian yang salah pula.
Proses pengamatan melalui tiga tahap, yaitu:
  1. Saat alami (saat physis), yaitu sayindra kita menerima perangsang dari luar,
  2. Saat jasmani (saat physiologis) yaitu saat perangsang itu diteruskan oleh urat saraf sensori ke otak dan
  3. Saat rohani (saat psychis), yaitu saat sampainya perangsang itu ke otak, kita menyadari perangsang itu   dan bertindak.
    Fungsi indera dalam pengamatan adalah:
 1. Mata berfungsi untuk melihat, menangkap atau menerima rangsang photik cahaya, Warna dan bentuk.
 2. Telinga berfungsi untuk mendengar, menangkap atau menerima rangsang mekanis bunyi, nada dan desah. 3. Hidung berfungsi sebagai pencium atau pembau, menangkap atau menerimarangsang yang bersifat    kimiawi bau harum, bau rempah-rempah, bau eteris (seperti jeruk), damnar (terpentin), busuk dan hangus.
 4. Lidah berfungsi untuk pengecap, menagkap dan menerima rangsang kimiawi rasa manis, asin, asam dan pahit.
 5. Kulit berfungsi sebagai peraba, menangkap dan menerinna rangsang themal suhu, sentuhan tekanan (seperti keras berat dan tajam), hangat dingin, nyeri dan kombinasinya (seperti gatal, geli dan halus),
Selain alat indera di atas masih adalagi indera:
1. Kinestetik yang terdapat diolot, sendi dan tendon dan berfungsi menerima rangsang informasi tentang bagaimana saat itu posisi kedudukan beberapa anggota tubuh kita ketika bergerak, termasuk kondisitucuh kita jika sakit.
2. Vestibular yang terletak di dalam bagian bertulang di dalam kedua belah tellinga bagian dalam dan berfungsi sebagai penerima rangsang gerak dan orintasi kepala dan tubuh kita dalam kedudukannya dengan dunia kita.

D. Proses dan Macan Pengamatan
        Dari tinjauan fisiologis pengamatan berproses secara berurutan yang dapat digambarkan sebagai berikut: 
Rangsang Syarafisensoris Selaput otak Syaraf motoris-Perbuatan.
        Dalam proses fisis kualitas obyek tidak dipentingkan tetapi lebih mengutamakan kuantitasnya ( contoh: berapa panjang gelombang suara, berapa kuatnya tekanan dan sebagainya). Sedang secara psikologisi perbedaan benda yang diamati bersifat kualitatif, Dalam hal ini yang dipentingkan adalaj sikap orang terhadap sesuatu hal yang menarik baginya. Proses fisioligis dan proses psikologi sama-sama penting karena manusia adalah monoidualis yang berarti psikosomatis Secara psikologi sikap seseorang terhadap sesuatu dan terhadap situasiakan memberiari tersendiri. Sebagai contoh: jarak dua puluh kilometer secara fisis terasa jauh karena mempunyai jarak yang tetap, yakni 20.000 meter, tetapi secara psikis jarak itu sama sekali tidak berarti Bagi seseorang mungkin sebagai sesuatu yang jauh, jika ia benci terhadap obyek atau subyek itu. Namun bagi seseorang dapat berarti sangat dekat, karena obyek atau subyek itu sangat berarti baginya. Begitu juga mengenai waktu, secara fisis lamanya satu jam tetap 60 menit. Tetapi secara psikis bisa terasa lama atau singkat, tergantung kepada kondisi psikis yang bersangkutan,
        Dengan demikian jelas bahwa secara fisiologis alat indra berfungsi sebagai alat penerima rangsang yang akan diproses oleh organ-organ tubuh lainnya untuk dibawa ke otak (system saraf pusat). Sedang secara psikologis yang terpenting adalah kesan yang telah terjadi setelah ditemukan, dan dengan situasi itulah menjadi bermakna bagi subyeknya.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengamatan
Menurut F. Fatty dkk. pengamatan tergantung pada tiga factor :
1. Fisis, jenis dan kekuatan perangsang
2. Fisiologis, cara bekerjanya alat indra urat syaraf dan bagian-bagian tertentu dari pada otak.
3. Psikologis, kepribadian, perasan akal fantasi pandangan terhadap perangsang, dan situasi tertentu dimana kita berada.
Sedangkan Dakir menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengamatan antara lain:
1.    Keadaan indra yang sehat dan sempurna akan sangat mempengaruhi kesempuan proses pengamatan.
2.    Perhatian yang tertuju pada obyeknya, akan memudahkan pencerapan. Perhatian yang kurang atau yang hanya sedikit akan mengganggu konsentrasi dan berakibat kepada hasil pengamatan menjadi tidak sempurna.
3.     Rangsang yang sangat lemah akan menyebabkan sukarnya pengamatan dan sebaliknya, angsang yang terlalu akan mengganggu pengamatan.

F. Persepsi
        Aperspsi berasal dari kata apperception, yang berarti menafsirkan buah pikiran, jadi menyatukan dan mengasimilasi suatu pengamatan berdasarkan pengalaman yang telah dimiliki dan dengan demikian memahami dan dapat menafsirkannya.
1. Leibniz membedakan persepsi dan apersepsi dengan persepsi yang dimaksdu adanya perangsang diterima seseorang adanya pengamatan. Apersepsi dimaksud bahwa ia tahu bahwa ia melakukan pengamatan
2.  Herbat, apersepsi adalah menerima tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang telah ada.
3. Wundt, bahwa apersepsi bukan hanya asosiasi belaka melainkan memasukan tanggapan-tanggapan baru dalam suatu hubungan kategorial atau hubungan yang
4.Menurut para ahli psikologi modern, apersepsi dimaksud pengamatan dengan penuh perhatia sambil memahami serta mengolah tanggapan-tanggapan baru itu dan memasukkalunyai ke dalam hubungan yang kategorial
       Persepsi atau pengamatan adalah aktivitas jiwa yang memungkinkan manusia mengenali rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat-alat inderanya dengan kemampuan inilah kemungkinan manusia individu mengenai milieu hidupnya.
         Kemampuan persepsi pengamatan manusia tidak hanya terbatas kepada rangsangan yang berasal dari benda-benda atau objek-objek yang berasal dari alam luar, tetapi juga dapat mengemali rangsangan sakit, lapar dan dahaga yang merupakan faktafakta objektif dari dalam diri kita, yang tidak tampak rupainya tetapi gejalanya kita rasakan. Dan proses pengenalan kita dalam hal ini juga sama dengan pengamatan kita terhadap sesuatu dari alam luar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi/pengamaan adalah proses dimana individu dapat mengenali objek-objek dan fakta-fakta objektif dengan menggunakan alat-alatindera.
         Objek-objek disekitar kita, kita tangkap melalui alat-alat indra dan diproyeksikan pada bagian tertentu di otak sehingga kita dapat mengamati objek tersebut.
        Pada seorang bayi yang baru lahir, bayangan-bayangan yang sampai ke otak masih tercampur aduk sehingga bayi belum dapat membeda-bedakan benda-benda dengan jelas. Semakin besar anak itu, semakin baik struktur susunan syaraf dan otaknya serta bertambahnya pengalanan anak tersebut. Dia mulai dapat mengenal banyak objek satupersatu, membedakan antara satu benda dengan benda yang lainnya dan mengelompokkan benda-benda yang berdekatan atau serupa Dia mulai dapat memfokuska perilaiannya pada satu objek, sedangkan objek-objek lain di sekitarnya dianggap sebagai latar belakang Kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelupokkan memfokuskan dan sebagainya itu, yang selanjutnya diinterpretasi disebut persepsi.
        Persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus dari dunia yang diangkap oleh organ-organ bantunya yang kemudian masuk ke dalam otak. Di dalamnya terjadi proses berpikir yang pada akhirnya terwujud dalan sebuah penahanan Pemahaman ini yang kurang lebih disebut persepsi Sebelu terjadi persepsi pada manusia, diperlukan sebuah stimuli yang harus ditangkap lelalui organ tubuh yang bisa digunakan sebagai alat bantunya untuk memahami lingkungannya Alat bantu itu dinamakan alat indra."

G.Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat saya ambil adalah :
          Alat indera adalah bagian-bagian tubuh tertentu yang menghubungkan sel-sel receptor dengan bagian sentral susunan syaraf dengan aparat-aparat tambahan yang membentu penerinnaan kesan-kesan keinderaan (sense impression).
        Penanatan adalah proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indra. Alatalat indra yang digunakan dalam pengamatan adalah:
1.Indra penglihat,
2. Indra pendengar,
3. Indra penba atau pencium,
4. Indra perasa atau pengecapan,
5.Indra peraba, Indra keseimbangan,
6.Indra persurat daging (kinestasi),
7.Indra perasa jasmaniah (organis).
      Persepsi atau pengamaan adalah aktivitas jiwa yang memungkinkan manusia mengenali rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat-alat inderanya dengan keupun inilah kemungkinan manusia individu mengenali milieu hidupnya.
       Demikianlah makalah ini ditulis tentu saja tidak ada gading yang tidak retak Kalau tidak retak tidak gading namanya Penulis meyakini bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.

                                                     DATAR PUSTAKA
Dakir, Dasar-dasar Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1993.
F. Patty, dkk. Pergantar Psikologi Uni Surabaya. Usaha Nasional, 1982.
Hanafiah Nanang Konsep Strategi Pembelajaran Bandung: Retika AdiTama 2010.
M. Alisuf Sabri. Pengantar Psikologi Umum di Perkembangan Jakarta: CW Pedoman
      Ilmu Jaya, 1993.
Muhibbin Syah Psikologi Pendidikan Bandung: Remaja Rosida Karya 2010.
Purwanto, dkk. Psikalagi Umum Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1994.
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengara Psikologi Uniun Jakarta: Rajawali Pers 2010.
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islan Jakarta PT Raja Grafindo
         Persada 2008

Related Posts

No comments:

Post a Comment