--> KUMPULAN MAKALAH | Deskripsi Singkat Blog di Sini

Berbagi Tugas Sekolah Makalah dan Referensi

Friday, March 10, 2017

no image

MAKALAH TENTANG : INDRA PEMBAU LENGKAP

                                                                PENDAHULUAN

Latar Belakang

       Alat indera adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Semua organism memiliki reseptor sebagai alat penerima informasi. Informasi tersebut dapat berasal dari dalam dirinya atau datang dari luar. Reseptor diberi nama berdasarkan jenis rangsangan yang diterimanya, seperti kemoreseptor (penerima rangsang zat kimia), fotoreseptor (penerima rangsang cahaya), aodioreseptor (penerima rangsang suara), dan mekanoreseptor (penerima rangsang fisik, seperti tekanan, sentuhan, dan getaran).
       Selain itu dikenal pula beberapa reseptor yang berfungsi mengenali perubahan lingkungan luar yang dikelompokkan sebagai eksoreseptor. Sedangkan kelompok reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam tubuh disebut interoreseptor. Interoreseptor terdapat diseluruh tubuh manusia. Tubuh kita tersusun atas berbagai macam reseptor untuk mengetahui bermacam-macam rangsangan dari luar tubuh kita. Alat indera adalah organ yang berfungsi untuk  menerima jenis rangsangan tertentu.
        Semua organisme memiliki resptor sebagai alat penerima informasi. Informasi tersebut dapat bersal dari dirinya sendiri atau dari luar. Reseptor diberi nama berdasarkan jenis rangsangan yang diterimanya, seperti kemoreseptor (penerima rangsang zat kimia), fotoreseptor (penerima rangsang cahaya), audio reseptor (penerima rangsang suara), dan mekanoreseptor (penerima rangsangan fisik seperti tekanan, sentuhan dan getaran). Selain itu dikenali pula beberapa reseptor yang berfungsi mengenali perubahan lingkungan luar yang dikelompokkan sebagai eksoreseptor. Sedangkan kelompok reseptor yang berfungsi mengenali lingkungan dalam tubuh disebut interoreseptor yang terdapat diseluruh bagian tubuh manusia. Eksoreseptor yang kita kenal ada lima macam yaitu, indera penglihat (mata), pendengar   (telinga), peraba (kulit), pembau (hidung) dan pengecap (lidah). Dalam makalah ini kita akan membahas Eksoreseptor indera pembau (hidung), kita akan mengetahui tentang anatomi hidung, mekanisme kerja hidung serta gangguan yang terdapat pada hidung.

Tujuan Percobaan
       Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui perbedaan bau dari buah asli dan essence buah (Jeruk, Mangga, Nenas, Pisang, Strawberry, Essence Jeruk, Essence Mangga, Essence Nenas, Essence Pisang, dan Essence Strawberry).

TINJAUAN PUSTAKA

        Atribut bau atau aroma pada produk pangan dapat dievaluasi secara sensoris melalui uji penginderaan dengan organ hidung, dimana hidung sebagai indera pembau merupakan sistem indera yang dapat menangkap rangsangan bau melalui saraf-saraf olfaktori dalam hidung. Bau atau aroma dihasilkan oleh interaksi senyawa-senyawa kimia yang mampu menghasilkan bau adalah senyawa yang bersifat menguap. Atribut bau diperlukan dalam penenttuan kualitas sensoris yang mempengaruhi tanggapan konsumen (Setyaningsih, dkk., 2010).
        Mutu buah melon yang baik dipengaruhi oleh faktor aroma yang khas, tingkat kemanisan buah melon, warna buah yang kehijauan dan ketebalan serta tekstur yang renyah dan berair. Pengujiam aroma buah merlon dengan indera pembau dapat menentukan mutu buah yang segar dan cocok untuk dikonsumsi, yang cenderung menentukan citarsa dan kelezatan dari suatu produk pangan. Bau diterima sebagai suatu rangsangan yang diteruskan oleh saraf pusat ke sel olfaktori kesehatan terganggu, sel saraf kurang peka dalam membau dan kurang sensitif terhadap bau yang ada di lingkungan (Winarno, 1992).
Senyawa penghasil aroma atau flavor merupakan komponen aditif produk pangan yang paling banyak digunakan, baik yang diolah secara alamiah maupun sintetis. Flavor sintesis dibuat dengan mereaksikan komponen volatil yang terkandung dalam produk pangan yang dibentuk secara sintesis sehingga bau aroma yang dihasilkan menyerupai bahkan sama dengan aroma asal seperti jenis flavor aditif beraroma jeruk yang mengandung komposisi senyawa geranial dan netral. Bau yang dihasilkan dari masing-masing flavor juga dapat mengindikasikan rasa yang dihasilkan produk baik manis, asam, asin maupun pahit (Taylors dan Linforth, 2010).
       Aspek kualitas fisik produk pangan meliputi atribut warna, tampilan, tekstur, rasa serta aroma produk pangan. Aroma merupakan bau yang dihasilkan dari perpaduan flavor dengan rasa yang dihasilkan dalam suatu produk pangan yang bersifat subjektif. Aroma merupakan indikoator fisik kualitas produk yang mendukung penilaian terhadap rasa dari suatu produk pangan. Produk pangan yang mengandung senyawa volatil tinggi seperti protein, lemak, alkohol cenderung lebih mudah dideteksi baunya dibandingkan produk yang tidak beraroma (Vaclavik dan Christian, 2008).
        Uji organoleptik diperlukan dalam penentuan kualitas produk pangan secara fisik dan subjektif, terutama atribut aroma, dimana atribut aroma juga dapat dijadikan sebagai indikator penentu kualitas tingkat kematangan buah. Aroma buah semakin menurun seiring fase pematangan yang disebabkan oleh adanya proses respirasi  dan perombakan gula serta asam organik buah terong belanda (Julianti, 2011).
Aroma dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat diamati dengan indera pembau. Aro¬ma sukar untuk diukur sehingga biasanya me¬nimbulkan pendapat yang berlainan dalam meni¬lai kualitas aromanya. Perbedaan pendapat tersebut disebabkan karena setiap orang memiliki intensitas penciuman yang tidak sama meskipun mereka dapat membedakan aroma, namun setiap orang mempunyai kesukaan yang berlainan (Prihatiningrum, 2012).
        Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak bergerombol seperti tunas pengecap. Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang khusus dengan aksonakson yang tegak sebagai serabut-serabut saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada permukaan epitelium mengandung beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia bau-bauan di udara (Piggott, 1988).
        Ketika seseorang menderita sakit pilek, maka makanan terasa hambar rasanya dan kita tidak dapat mencermati bau dengan baik. Inilah bukti bahwa antara organ pembau dengan pencium saling bekerja dengan baik. Aroma makanan yang berada di rongga dalam hidung tidak dapat tercium karena serabut saraf di situ tertutup oleh lendir pilek. Kita merasakan bau buah apel berbeda dengan jeruk dan pepaya karena adanya organ pembau. Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir yang mengandung sel- sel pembau. Pada sel-sel pembau terdapat ujung-ujung saraf pembau atau saraf kranial (nervus alfaktorius), yang selanjutnya akan bergabung membentuk serabut-serabut saraf pembau untuk menjalin dengan serabut-serabut otak (bulbus alfaktorius) (Birch,dkk., 1986).

METODOLOGI

Waktu dan Tempat Percobaan
        Percobaan dilakukan pada hari Selasa, 04 Oktober 2016 pukul 10.00 WIB di Laboratorium Teknologi Pangan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Bahan
      Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah nenas, pisang, jeruk, mangga, stroberi, essence nenas, essence pisang, essence jeruk, essence mangga, dan essence stroberi yang diperoleh dari pasar sore di jalan jamin ginting, Medan.

Alat
       Alat-alat  yang digunakan dalam percobaan ini adalah aqua cup, serbet, sendok makan, timbangan, beaker glass, pisau, piring, sendok, pulpen, dan penggaris.

Prosedur Percobaan
A. Uji Pengenalan Buah-buahan
-    Dipotong buah dengan ketebalan yang sama.
-    Ditutup atau dibungkus dengan kertas atau kain basah berwarna sehingga panelis tidak dapat melihat buah tersebut.
-    Dilakukan pengenalan terhadap buah yang tekah disiapkan berdasarkan aroma atau bau.
-    Ditentukan melalui indera pembau.
B. Uji Pengenalan Essence
-    Disiapkan essence dengan jenis buah yang telah disiapkan.
-    Dibuat larutan masing-masing essence 2 sendok.
-    Diencerkan larutan menjadi 300ml.
-    Ditentukan jenis essence melalui indera pembau yang mana dari essence tersebut yang sama dengan bau atau aroma yang telah dikenali.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
A. Uji Pengenalan Buah-buahan
a). Jeruk           
b). Mangga
c). Nenas           
d). Pisang
e). Strawberry           
B. Uji Pengenalan Essence
a). Essence Jeruk           
b). Essence Mangga
c). Essence Nenas           
d). Essence Pisang
e). Essence Strawberry           
Keterangan:
                  = Benar
                  = Salah
Pembahasan
       Indera penciuman adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan melalui aroma yang dihasilkan. Organ tubuh yang berhubungan dengan indera penciuman adalah hidung, selain sebagai alat pernafasan hidung juga berfungsi sebagai alat penciuman. Hidung juga berperan dalam resonasi suara dan menyaring udara yang masuk ke dalamnya. Berbagai jenis bau wangi maupun busuk dapat dicium oleh kita melalui hidung. Organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor namun dapat membedakan lebih dari 600 aroma yang berbeda. Penciuman (olfaction) terjadi karena adanya molekul-molekul yang menguap dan masuk ke saluran hidung dan mengenai olfactory membrane.
       Manusia memiliki kira-kira 10.000 sel reseptor berbentuk rambut. Bila molekul udara masuk, maka sl-sel ini akan mengirimkan impuls saraf. Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang di sebut dengan nostril. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan membran yang mensekresi lendir lengket. Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian belakang tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang di sebut dengan palate. Mucous membrane berfungsi menghangatkan udara dan melembabkannya. Bagian ini membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bakteri, dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru.
        Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di udara. Dia atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau (smell receptors). Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, sinyal akan di kirim ke  olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh otak bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita.
        Reseptor-reseptor olfaktari berlokasi dibagian atas hidung, melekat pada lapisan jaringan tertutup-lendir disebut olfactoriy mucosa (mukosa olfaktori). Dendrit-dendrit mereka berlokasi disaluran-saluran nasal, dan akson-aksonnya melalui sebuah bagian porus di tulang tengkorak (cribriform plate) dan memasuki olfactary bulbs (bulbus olfaktari), yang bersinapsis pada neuron-neuron yang berproyeksi melalui taktrus alfactory ke otak.  Ketidak mampuan untuk mencium disebut anosmia, penyebab neurologis paling lazim anosmia adalah pukulan dikepala yang menyebabkan displacement otak dalam tengkorak dan memotong saraf-saraf olfaktori yang berjalan memalui cribiform plate.
         Hidung manusia memiliki dua fungsi utama, diantaranya adalah fungsi Hidung sebagai alat pernapasan dan juga berfungsi sebagai alat indera penciuman. Hidung juga berperan dalam resonansi suara dan menyaring udara yang masuk ke dalamnya. Berbagai jenis bau wangi maupun busuk dapat dicium oleh kita melalui Hidung. Seperti bau perfum, bau makanan, bau minuman (kopi dan teh), bau amis, bau badan dan lain sebagainya.
        Hidung dapat mencium berbagai macam bau karena di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang terdiri dari jutaan sel-sel pembau. Setiap sel-sel pembau tersebut mempunyai rambut-rambut di  ujungnya serta diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi untuk melembabkan rongga hidung. Saat kita bernapas, yaitu menghirup udara dari luar, molekul-molekul bau yang melayang di udara akan ikut masuk ke dalam rongga hidung dan bertemu dengan sel-sel pembau.
Sel-sel pembau tersebut akan terangsang dan merubah rangsangan tersebut menjadi sinyal yang kemudian mengirimkannya ke otak melalui saraf pembau. Dengan demikian kita dapat mencium berbagai macam bau dari udara luar.

Gambar 1. Indra Pembau (Hidung)
        Bagi Manusia, kemampuan dalam penciuman bau atau membedakan jenis bau sangatlah penting. Apalagi bagi mereka yang dilatih khusus untuk melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan penciuman bau seperti ahli parfum yang harus memiliki kemampuan penciuman yang tajam sehingga dapat membedakan berbagai jenis bau dan wangi-wangian.
Fungsi dari bagian-bagian indera pembau yaitu sebagai berikut:
-    Lubang hidung berfungsi untuk keluar masuknya udara
-    Rambut hidung berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ketika bernapas
-    Selaput lendir berfungsi tempat menempelnya kotoran dan sebagai alat dalam indera pembau
-    Serabut saraf berfungsi mendeteksi zat kimia yang ada dalam udara pernapasan
-    Saraf pembau berfungsi mengirimkan bau-bauan menuju ke otak
         Adapun fungsi dari cairan lendir yang terdapat dalam organ hidup sebagai alat indera pembauan atau penciuman adalah sebagai media yang membantu penyaringan udara yang masuk agar tidak mengganggu mekanisme pembauan sekaligus tidak mengakibatkan gangguan kesehatan karena partikel udara yang beragam sekaligus memanaskan udara dalam rongga hidung untuk mengkondisikan suasana tubuh yang stabil.
         Reseptor pembau adalah komoreseptor yang dirangsang oleh molekul-molekul larutan dalam cairan hidung. Reseptor pembau merupakan reseptor jauh (tele reseptor) karena lintasan pembauan tidak memiliki hubungan dalam thalamus dan tidak terdapat di daerah proyeksi pada neocortex penciuman. Membrana offactoria terletak pada bagian superior rongga hidung. Pada setiap rongga hidung membrana olfactoria mempunyai luas permukaan 2,4 cm. Organon olfacus terdapat di dataran medical concha nasalis superior dan pada dataran septumasi yang berhadapan dengan concha masalis superior. Saat seseorang menarik nafas maka sesibilirasa pembanya akan lebih kuat karena letak organon olfacus disebelah atasnya. Sensai pembauan tergantung pada konsentrasi penguapan, misalnya skatol (bau busuk pada facces) karena konsentrasinya pekat maka baunya busuk
        Impuls-impuls bau dihantarkan oleh filum olfactetorium yang bersinopsis dengan cabang-cabang dendrit sel mitral dan disebut sinopsis glomerulus. Neurit sel mitral meninggalkan bulbus olfactorius untuk berjalan di dalam area medialis dan berakhir di dalam area. Pusat pembauan ada di uneus. Neurit-neurit sel mitral mempunyai cabang-cabang yang menuju ke sel glanuta akan mengadakan sinopso di sinopsi axomatis. Sebagian dari neurit-neurit sel mitral berjalan dalam strialate ralis dan berakhir dalam incus, sebagian dari neurit tersebut berjalan di dalam stria medialis dan berakg\hir di dalam area septialis
         Jalannya impuls pembauan adalah sebagai berikut impuls-impuls bau dihantarkan oleh filum olfactorium yang bersinopsi dengan cabang-cabang dari dendrit sel mitral dan disebut siniopsis glomerulus. Neurit sel mitral meninggalkan bulbus olfactorius untuk berjalan di dalam area medialis dan berakhir di dalam area. Pusat pembauan ada di incus. Neurit – neurit sel mitral berjalan dalam strialate ralis dan berakhir dalam incus. Rangsang yang diterima indra penciuman tersebut berupa bau. Bau merupakan molekul bahan kimia yang menguap dan melayang di udara. Mekanisme kerja indra penciuman adalah berikut ini, rangsang (bau) → lubang hidung → epitelium olfaktori → mukosa olfaktori → saraf olfaktori → talamus → hipotalamus → otak daerah olfaktori hipotalamus talamus (korteks serebrum).
         Bau dan aroma dapat menjadi faktor penentuan kualitas fisik produk pangan seperti tingkat kesegaran produk, menentukan produk yang masih dalam kondisi baik ataupun mulai mengalami kerusakan yang menghasilkan penyimpangan-penyimpangan dari segi aroma. Tujuan pengenalan bau adalah untuk mengetahui sejauh mana kepekaan indera pembau praktikan dan untuk mengetahui beda antara aroma buah asli dengan essence.
Klasifikasi bau berdasarkan kode antara lain, yaitu:
-    Seri I  : seri bau wangi-wangian
-    Seri II : seri bau asam
-    Seri III: seri bau bakar
-    Seri IV: kaprilat
 Perbedaan aroma essens dengan aroma buah alami yaitu:
a.    Aroma essens memiliki aroma yang lebih kuat dibandingkan dengan aroma buah alami.
b.    Essens memiliki warna yang lebih cerah dibandingkan dengan buah alami.
c.    Jika dicampur kedalam makanan maka essens tidak akan terasa ketika dimakan, tetapi buah alami akan terasa rasanya ketika dimakan.
d.    Buah alami aromanya akan menguat didekat hidung ketika hendak memakannya.
e.    Jika essens diberikan terlalu banyak pada makanan akan menyebabkan makanan menjadi terasa pahit.
        Aroma produk pangan berasal dari kandungan senyawa kimia dalam produk pangan yang bersifat volatil dan mengeluarkan bau aroma yang khas untuk masing-masing produk pangan. Menurut Soekarto (1981) produk-produk yang mutunya dapat ditentukan dengan penciuman dapat diklasifikasikan menurut klasifikasi Zwaardemaker, klasifikasi Henning, dan klasifikasi Crocker & Henderson.
Adapun klasifikasi bau berdasarkan Zwaardemaker, yaitu:
a.    Bau etheris atau bau buah seperti eter, aldehid, dan keton.
b.    Bau aromatik seperti bau kamfer, bau jamu, lavender, lemon-rose, dan amygladin.
c.    Bau balsomik atau wangi-wangian seperti floral, lili, dan vanilla.
d.    Bau ambrosial seperti campuran bau pisang, jeruk, dan gula.
e.    Bau bawang-bawangan seperti bau busuk, H2S, mercaptan, dan bau amis.
f.    Bau bakar seperti bau roti gosong, tembakau, dan fenol.
g.    Bau kambing seperti bau keringat dan bau keju.
h.    Bau repulsif seperti bau menjijikan atau bau memuakkan.
i.    Bau busuk seperti protein busuk.
Adapun klasifikasi bau berdasarkan Henning, yaitu:
a.    Bau jamu-jamuan seperti bau cengkeh, kayu manis, dan pala.
b.    Bau bunga-bungaan seperti bau bunga jasmin.
c.    Bau buah-buahan seperti bau jeruk.
d.    Bau resin seperti terpentin.
e.    Bau busuk seperti H2S dan protein busuk.
f.    Bau bakar seperti makanan-makanan gosong.
Adapun klasifikasi bau berdasarkan Crocker & Henderson menurut Soekarto (1981) yaitu:
1.    Bau wangi-wangian.
2.    Bau asam.
3.    Bau bakar.
4.    Bau kambing.

KESIMPULAN

1.    Aroma merupakan indikator fisik kualitas produk yang mendukung penilaian terhadap rasa dari suatu produk pangan, dimana produk pangan yang mengandung senyawa volatil tinggi seperti protein, lemak, alkohol cenderung lebih mudah dideteksi baunya dibandingkan produk yang tidak beraroma.
2.    Kelebihan uji organoleptik memiliki relevansi yang tinggi dengan mutu produk karena berhubungan langsung dengan selera konsumen. Selain itu, metode ini cukup mudah dan cepat untuk dilakukan, hasil pengukuran dan pengamatannya juga cepat diperoleh.
3.    Hidung merupakan indra pembau yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis.
4.    Mekanisme manusia dapat mencium yaitu bau yang berupa gas akan melalui daerah olfaktori dalam aliran  turbulensi. Di dalam daerah ini terdapat sekat-sekat sehingga aliran udara tidak lurus namun berputar- putar berjalan secara turbulen. Pada saat ini aroma menyentuh epitel sehingga zat bisa menerima kesan pada zat pembau.
5.    Dalam pengujian indera pembau terhadap buah-buahan dan essence, dapat diketahui bahwa aroma antara buah-buahan alami dengan essence dari buah-buahan memiliki persamaan yang hampir mendekati ciri aroma yang dihasilkan secara alami, dimana flavor sintetis dibuat dengan mereaksikan komponen volatil yang terkandung dalam produk pangan yang dibentuk secara sintetis sehingga bau aroma yang dihasilkan menyerupai bahkan sama dengan aroma.
6.    Dari percobaan yang dilakukan diperoleh hasil bahwa bau dari stroberi dan jeruk merupakan bau yang paling mudah dikenali. Dikarenakan aromanya yang khas yang segar.
7.    Dari percobaan yang dilakukan diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan antara bau/aroma essence dan aroma buah segar jelas berbeda. Bau essence yang dihasilkan jauh lebih tajam daripada bau buah segar. Hal ini deisebabkan karena essence merupakan hasil ekstraksi dari buah segar. Sehinngga aromanya lebih tajam.
8.    Dari hasil percobaan yang dilakukan diperoleh hasil bahwa hampir semua panelis mampu mengetahui jenis aroma yang diujikan, hal ini dikarenakan adanya sensori yang mampu menerima rangsangan akibat dari kadungan volatil dari bahan dimana dengan adanya kandungan volatil tersebut berbagai macam bahan yang diuji mempunyai karakteristik yang berbeda-beda sehingga perlu adanya keahlian dalam menentukan perbedaan antara buah dan essence yang disediakan dalam pengujian.

DAFTAR PUSTAKA

Birch, G. G., A. G. Cameron, dan M. Spencer. 2010. Food Science Third Edition. Pergamon Press, New York.

Julianti, E. 2011. Pengaruh tingkat kematangan dan suhu penyimpanan terhadap mutu buah terong belanda (Cyphomandra betacea). Jurnal Hortikultura Indonesia. 2(1) : 14-20.

Lindemann, B., Y. Ogiwara, dan Y. Ninomiya. 2002. The Discovery of  Umami. Journal of  Chemical Senses. 27(1): 843-844.

Marion, E., Frank, dan T. P. Hettinger. 2005. What the Tongue Tells the Brain about Taste. Journal of Chemical Senses. 30(1): 68-69.

Septyaningsih, D., A. Apriyantono, dan M. P. Sari. 2010. Analisis Sensori Untuk Industri Pangan dan Agro. IPB-Press, Bogor.

Piggott, J. R. 1988. Sensory Analysis of Foods. Elsevier Applied Science, London.

Prihatiningrum. 2012. Pengaruh komposit tepung kimpul dan tepung terigu terhadap kualitas cookies semprit. Food Science and Culinary Education Journal. 1(1) : 6-12.

Winarno, F. G. 1993. Pangan Gizi, Teknologi, dan Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

TINJAUAN PUSTAKA

       Atribut bau atau aroma pada produk pangan dapat dievaluasi secara sensoris melalui uji penginderaan dengan organ hidung, dimana hidung sebagai indera pembau merupakan sistem indera yang dapat menangkap rangsangan bau melalui saraf-saraf olfaktori dalam hidung. Bau atau aroma dihasilkan oleh interaksi senyawa-senyawa kimia yang mampu menghasilkan bau adalah senyawa yang bersifat menguap. Atribut bau diperlukan dalam penenttuan kualitas sensoris yang mempengaruhi tanggapan konsumen (Ayustaningwarno,  2014).
         Mutu buah melon yang baik dipengaruhi oleh faktor aroma yang khas, tingkat kemanisan buah melon, warna buah yang kehijauan dan ketebalan serta tekstur yang renyah dan berair. Pengujiam aroma buah merlon dengan indera pembau dapat menentukan mutu buah yang segar dan cocok untuk dikonsumsi, yang cenderung menentukan citarsa dan kelezatan dari suatu produk pangan. Bau diterima sebagai suatu rangsangan yang diteruskan oleh saraf pusat ke sel olfaktori kesehatan terganggu, sel saraf kurang peka dalam membau dan kurang sensitif terhadap bau yang ada di lingkungan (Aberoumand, 2015).
        Senyawa penghasil aroma atau flavor merupakan komponen aditif produk pangan yang paling banyak digunakan, baik yang diolah secara alamiah maupun sintetis. Flavor sintesis dibuat dengan mereaksikan komponen volatil yang terkandung dalam produk pangan yang dibentuk secara sintesis sehingga bau aroma yang dihasilkan menyerupai bahkan sama dengan aroma asal seperti jenis flavor aditif beraroma jeruk yang mengandung komposisi senyawa geranial dan netral. Bau yang dihasilkan dari masing-masing flavor juga dapat mengindikasikan rasa yang dihasilkan produk baik manis, asam, asin maupun pahit (Elita, 2012).
        Aspek kualitas fisik produk pangan meliputi atribut warna, tampilan, tekstur, rasa serta aroma produk pangan. Aroma merupakan bau yang dihasilkan dari perpaduan flavor dengan rasa yang dihasilkan dalam suatu produk pangan yang bersifat subjektif. Aroma merupakan indikoator fisik kualitas produk yang mendukung penilaian terhadap rasa dari suatu produk pangan. Produk pangan yang mengandung senyawa volatil tinggi seperti protein, lemak, alkohol cenderung lebih mudah dideteksi baunya dibandingkan produk yang tidak beraroma (Moehyi, 1992).
       Uji organoleptik diperlukan dalam penentuan kualitas produk pangan secara fisik dan subjektif, terutama atribut aroma, dimana atribut aroma juga dapat dijadikan sebagai indikator penentu kualitas tingkat kematangan buah. Aroma buah semakin menurun seiring fase pematangan yang disebabkan oleh adanya proses respirasi  dan perombakan gula serta asam organik buah terong belanda (Saka, dkk., 2007).
Aroma dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat diamati dengan indera pembau. Aro¬ma sukar untuk diukur sehingga biasanya me¬nimbulkan pendapat yang berlainan dalam meni¬lai kualitas aromanya. Perbedaan pendapat tersebut disebabkan karena setiap orang memiliki intensitas penciuman yang tidak sama meskipun mereka dapat membedakan aroma, namun setiap orang mempunyai kesukaan yang berlainan (Untari, 2008).
        Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak bergerombol seperti tunas pengecap. Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang khusus dengan aksonakson yang tegak sebagai serabut-serabut saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada permukaan epitelium mengandung beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia bau-bauan di udara (Piggott, 1988).
       Ketika seseorang menderita sakit pilek, maka makanan terasa hambar rasanya dan kita tidak dapat mencermati bau dengan baik. Inilah bukti bahwa antara organ pembau dengan pencium saling bekerja dengan baik. Aroma makanan yang berada di rongga dalam hidung tidak dapat tercium karena serabut saraf di situ tertutup oleh lendir pilek. Kita merasakan bau buah apel berbeda dengan jeruk dan pepaya karena adanya organ pembau. Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir yang mengandung sel- sel pembau. Pada sel-sel pembau terdapat ujung-ujung saraf pembau atau saraf kranial (nervus alfaktorius), yang selanjutnya akan bergabung membentuk serabut-serabut saraf pembau untuk menjalin dengan serabut-serabut otak (bulbus alfaktorius) (Birch,dkk., 1986).

DAFTAR PUSTAKA

Aberoumand, A. 2015. Production and evalution of organoleptic vharacteristics of
     fruit juice and low-sugar pulp behbahan variety dates of kasi and kabkab.
     African Journal of Food Science. 9 (5) : 322-325.

Ayustaningwarno, F. 2014. Teknologi Pangan Teoi Praktis dan Aplikasi. Graha
     Ilmu, Yogyakarta.

Birch, G. G. dan Cameron, M. A. 1986. Food Science. Thid Edition. Pergamon-
     Press, Oxford.

Elita. 2012. Pengaruh pemberian telur itik dengan konsentrasi berbeda terhadap
     mutu bakso belut (Monopterus albus). Anterior Jurnal. 12 (1) : 58-62.

Moehyi, S. 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. Bhratara,
     Jakata.

Piggott, J. R. 1988. Sensory Analysis of Foods. Elsevier Applied Science, London.

Saka, J., I. Rapp, Akinnifesi, V. N dan J. Mhango. 2007. Physicochemical and
     organoleptic characteristics of Uapaca kirkiana, Strychnos cocculoides,
     Adansonia digitata and Mangifera indica fruit products. International
     Journal of Food Science and Technology. 42 (1) : 836-841.

Untari. 2008. Formulasi selai dari pasta buah merah (Pandanus conoideus Lamk).
     Jurnal Agricola. 1 (1) : 35-47.

Thursday, March 09, 2017

no image

MAKALAH TENTANG : ALAT INDRA PENCICIP

                                                                   PENDAHULUAN

Latar Belakang

        Alat indera adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Semua organisme memiliki reseptor sebagai alat penerima informasi. Informasi tersebut dapat berasal dari dalam dirinya atau datang dari luar. Reseptor diberi nama berdasarkan jenis rangsangan yang diterimanya, seperti kemoreseptor (penerima rangsang zat kimia), fotoreseptor (penerima rangsang cahaya), aodioreseptor (penerima rangsang suara), dan mekanoreseptor (penerima rangsang fisik, seperti tekanan, sentuhan, dan getaran).
       Selain itu dikenal pula beberapa reseptor yang berfungsi mengenali perubahan lingkungan luar yang dikelompokkan sebagai eksoreseptor. Sedangkan kelompok reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam tubuh disebut interoreseptor. Interoreseptor terdapat diseluruh tubuh manusia. Tubuh kita tersusun atas berbagai macam reseptor untuk mengetahui bermacam-macam rangsangan dari luar tubuh kita. Alat indera adalah organ yang berfungsi untuk  menerima jenis rangsangan tertentu. Semua organisme memiliki resptor sebagai alat penerima informasi. Informasi tersebut dapat berasal dari dirinya atau luar.
        Reseptor diberi nama berdasarkan jenis rangsangan yang diterimanya, seperti kemoreseptor (penerima rangsang zat kimia), fotoreseptor (penerima rangsang cahaya), audio reseptor (penerima rangsang suara), dan mekanoreseptor (penerima rangsangan fisik seperti tekanan, sentuhan dan getaran). Selain itu dikenali pula beberapa reseptor yang berfungsi mengenali perubahan lingkungan luar yang dikelompokkan sebagai eksoreseptor. Sedangkan kelompok reseptor yang berfungsi mengenali lingkungan dalam tubuh disebut interoreseptor yang terdapat diseluruh bagian tubuh manusia.
        Eksoreseptor sebagai reseptor dalam mengenali peubahan lingkungan luar yang kita kenal ada lima macam yaitu, indera penglihat (mata), pendengar   (telinga), peraba (kulit), pembau (hidung) dan pengecap (lidah). Dalam makalah ini kita akan membahas Eksoreseptor indera pembau (hidung). Dalam laporan ini, kita akan mengetahui tentang anatomi hidung, mekanisme kerja hidung serta gangguan-gangguan yang terdapat pada hidung.

Tujuan Percobaan

         Tujuan dari percobaan kali ini adalah untuk mengetahui tingkat kepekaan lidah terhadap rasa makanan dengan konsentrasi tertentu dan untuk mengetahui perbedaan rasa pada makanan dengan tingkat rasa yang bebeda (Gula, Garam, dan Cuka).

TINJAUAN PUSTAKA

        Kualitas sensori pada produk makanan sangat berperan penting dalam pemelihan makanan. Pengujian secara hedonik sering digunakan dalam menentukan sikap para konsumen terhadap makanan tersebut yang dikaitkan dengan daya penerimaan produk tersebut atau mendukung keberadaan produk di pasaran. Cara dalam menganalisa sensori produk didasarkan pada keseluruhan karakteristik produk yang menunjukkan kualitas komponen yang berbeda dan dapat diukur (Muresan, dkk., 2012).
        Setiap reseptor pada sel pengecap terdapat pada permukaan apikal dimana terdapat membran protein yang berikatan dengan molekul dan ion yang memberikan penilaian terhadap empat rasa yaitu asin, asam, manis dan pahit. Ambang batas dalam mengecap adalah pada konsentrasi minimum dari sebuah komponen yang memberikan kesan pada rasa tersebut. Lidah mempunyai tingkat kepekaan pada rasa pahit 10.000 kali lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kepekaan pada rasa manis (Sharma dan Lewis, 2010).
        Volatil yang terdapat pada organ rasa yaitu lidah sangat sensitif terhadap  rasa yang ada pada makanan. Misalnya rasa manis, asin, asam, dan pahit, rasa ini ada karena responsif terhadap rangsangan kimia. Zat yang terdapat di dalam makanan akan bereaksi dengan air liur dan menciptakan sebuah rasa. Mulut yang kering akan mempengaruhi rasa yang akan tercipta, karena air liur berperan  aktif dalam merespon dan menghasilkan sebuah rasa (Birch, dkk., 1986).
        Dalam mengutarakan kesan penampakan, warna, aroma dan rasa yang terdapat pada produk, panelis haruslah memiliki perbendaharaan kata yang cukup. Pengujian juga dilakukan dengan memberikan dua sesi agar panelis tidak mengalami kelelahan yang dapat mempengaruhi hasil uji. Hal ini akan memberikan variasi apabila dilakukan pengujian dengan selang waktu yang berbeda pada panelis. Sampel biasanya akan diletakkan di wadah dengan pemberian kode. Untuk mengurangi kebiasan hasil uji organoleptik, maka panelis diminta beristirahat sebentar diantara pencicipan sampel serta dengan meminum air putih untuh menghilamgkan kesan rasa yang masih melekat di mulut (Koesoemawardani, 2007).
       Rasa yang timbul dari indera pencicip sdangat dipengaruhi oleh senyawa kimia, suhu, konsistensi dan interaksi dengan komponen penyusun makanan seperti protein, lemak, vitamin dan banyak komponen lainnya. Bau yang berasal dari bahan mentah akan terbawa sampai pada produk olahan. Uji organoleptik merupakan hasil reaksi fisikologik berupa tanggapan atas kesan mutu oleh sekelompok orang yang disebut dengan panelis. Panelis adalah sekelompok orang yang bertugas menilai sifat atau kualitas bahan berdasarkan kesan subjektif (Suradi, 2007).
         Seseorang akan menerima makanan berdasarkan sifat estetika seperti rasa, warna, bau dan tekstur. Rasa akan bergantung pada selera dan bau. Tanpa adanya rasa, rasa makanan terasa hambar karena membedakan kemanisan, rasa asin, keasaman, rasa pahit, atau kombinasi keempat rasa, hanya bisa dengan penasaran. Lidah adalah organ tubuh yang dapat membedakan rasa. Rasa manis dapat dirasakan pada ujung sebelah luar lidah. Rasa manis dihasilkan oleh berbagai senyawa organik, termasuk alkohol, glikol, gula dan turunan gula. Sukrosa adalah bahan pemanis pertama yang digunakan secara komersial karena sangat ekonomis. Terdapat pula pemanis sintetis yang bermolekul sederhana dan tidak mengandung kalori seperti bahan pemanis alami (Cahyadi, 2007).
       Pengolahan manisan sering diabaikan sehingga hanya ada sedikit pustaka mengenai kadar gizi dalam produk manisan dan data mengenai pengaruh pengolahan atau penyimpanan pada kadar zat gizi. Jenis utama produk bergula banyak adalah selai, jelly,  manisan buah, madu tetes, kembang gula, permen telur cecak, marshmallow,  permen buah-buahan dan lainnya. Pada umumnya produk tersebut dianggap sebagai makanan selingan atau tambahan untuk meningkatkan kelezatan makanan atau bagian dari makanan. Dalam penggunaan ini, konsumsi harian biasanya sedikit. Tambahan lagi, tingkat vitamin dan mineral dalam jenis produk ini biasanya tidak nayata dari segi gizi (Harris dan Karmas, 1989).
       Subkualitas rasa seperti alkalin dan logam ditimbulkan oleh beberapa garam logam. Sabun juga termasuk ke dalam rasa elektrik yang disebabkan oleh rangsangan kathodal, dimana anoda bersifat memunculkan rasa asam. Tingkatan rasa yang berbeda-beda ditimbulkan oleh zat dengan konsentrasi yang berbeda pula. Konsentrasi terhadap ambang batasan para tiap individu juga bervariasi sekitar dua kali lipat (Piggott, 1988).

METODOLOGI
Waktu dan Tempat Percobaan
          Percobaan ini dilakukan pada hari Selasa, tanggal 27 September 2016 di Laboratorium Teknologi Pangan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah garam, gula, cuka dan air mineral yang di dapat dari Pasar Sore di Padang Bulan, Medan.

Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sendok stainless steel, aqua cup, label, serbet, dan flanel.

Prosedur Percobaan
A.    Pengujian Ambang Rangsangan Mutlak
-    Disiapkan larutan garam, gula, dan cuka sesuai dengan konsentrasi yang ditentukan.
-    Dilakukan pengujian dengan indera pencicip untuk menentukan konsentrasi larutan yang tersaji dari paling rendah hingga yang paling tinggi.
-    Dicatat hasil pengamatan dari masing-masing larutan dari konsentrasi yang paling rendah ke konsentrasi yang paling tinggi.

B.    Pengujian Ambang Rangsangan Pengenalan
-    Disiapkan larutan garam, gula, dan cuka sesuai dengan konsentrasi yang ditentukan.
-    Dilakukan pengujian dengan indera pencicip untuk menentukan konsentrasi larutan yang tersaji dari paling rendah hingga paling tinggi.
-    Dicatat hasil pengamatan dari masing-masing larutan dari konsentrasi yang paling rendah ke konsentrasi yang paling tinggi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Data hasil uji inderawi pencicip pada gula, garam dan cuka
A.    Pengujian ambang rangsangan mutlak
       1          2         3         4        5      6        7
-    Garam :       

-    Gula     :

-    Cuka     :

B.    Pengujian ambang rangsangan pengenalan
            Terendah          Tertinggi
-    Garam    :
-    Gula    :
-    Cuka    :

Keterangan :
Konsentrasi:
1% = 1            T = Tinggi
2% = 2            R = Rendah
3% = 3
4% = 4
5% = 5
6% = 6
7% = 7

Pembahasan
        Pengecap adalah istilah teknis untuk indera rasa yang kebanyakan orang miliki, yang memungkinkan mereka untuk mengalami rasa yang berbeda dan selera makanan dan benda-benda lain ketika seseorang menempatkan dalam mulutnya. Proses ini melibatkan saraf yang terletak di kelompok sel rasa yang ditemukan dalam selera hadir dalam pori-pori pada permukaan lidah dan bagian lain dari mulut seseorang.
         Proses pengecapan dimulai ketika sebuah benda memasuki mulut seseorang dan terjadi kontak dengan lidah atau area lain dari mulut. Meskipun lidah biasanya terkait dengan selera, mereka hadir di sepanjang atap mulut dan tempat-tempat lain juga, meskipun sensitivitas ini permukaan lain sering menurun sesuai dengan usia. Ketika makanan terjadi kontak dengan permukaan ini, selera yang larut dalam air bisa masuk pori-pori yang mengandung selera dan sinyal ini kemudian dikirim ke otak, yang diartikan sebagai rasa. Ada empat rasa yang dimiliki melalui pencicipan, yaitu manis, asin, asam dan pahit.
       Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah merupakan massa jaringan pengikat dan otot lurik yang diliputi oleh membran mukosa yang melekat erat pada otot karena jaringan penyambung lamina propia menembus ke dalam ruang-ruang antar berkas-berkas otot. Pada bagian bawah lidah membran mukosanya halus. Lidah juga merupakan suatu rawan (cartilago) yang akarnya tertanam pada bagian posterior rongga mulut (cavum oris) dekat dengan katup epiglotis yang menuju ke laring. Lidah merupakan bagian tubuh penting untuk indera pengecap yang terdapat kemoreseptor (bagian yang berfungsi untuk menangkap rangsangan kimia yang larut pada air) untuk merasakan respon rasa asin, asam, pahit dan rasa manis. Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-beda. Ada lebih dari 10.000 tunas pengecap pada lidah manusia, sel-sel ini tumbuh seminggu setelah itu digantikan oleh sel baru.
        Sel-sel reseptor (tunas pengecap) terdapat pada tonjolan-tonjolan kecil pada permukaan lidah (papila). Sel-sel inilah yang bisa membedakan rasa manis asam, pahit dan asin. Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik. Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila. Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong dan pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor dan sel penyokong berfungsi untuk menopang.
Terdapat tiga jenis papila yaitu:
1.    Papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus dan berada di dorsum linguae.
2.    Papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang lidah.
3.    Papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur, berada di depan lidah (apex linguae).
         Mekanisme dari indera pengecap yaitu tiap kuncup pengecap tersusun dari sel-sel yang memiliki rambut berukuran mikro yang sensitif, disebut mikrovilli. Rambut-rambut super mini ini pada saat berkontak dengan makanan akan mengirimkan pesan ke otak, lalu otak akan menerjemahkan sinyal yang diberikan tersebut dan menentukan rasa dari makanan yang kita makan. Ada beberapa hal yang dapat membuat reseptor kuncup pengecap menjadi kurang sensitif. Bila kita mengemut es batu sebelum makan, dinginnya es dapat membuat kuncup pengecap menjadi kurang sensitif. Begitu juga kalau lidah kita terkena makanan yang terlalu panas, dapat menyebabkan ‘tongue burning’ dan biasanya baru akan pulih dalam 1-2 hari. Lidah yang kebersihannya tidak terjaga juga dapat menyebabkan kesensitifan lidah berkurang, karena banyaknya plak yang terkumpul di permukaan lidah. Selain itu, produksi air liur yang berkurang dan menyebabkan keadaan mulut kering (xerostomia) juga membuat lidah tidak bekerja maksimal.
Adapun fungsi lidah :
-    Mendorong makanan
-    Mengaduk makanan
-    Membolak-balik makanan
-    Merasakan keras dan lembutnya makanan
-    Melumatkan makanan
          Makanan atau  minuman yang telah berupa larutan di dalam mulut akan merangsang ujung-ujung saraf pengecap. Oleh saraf pengecap, rangsangan rasa ini diteruskan ke pusat saraf pengecap di otak. Selanjutnya, otak menanggapi rangsangan tersebut sehingga kita dapat merasakan rasa suatu jenis makanan atau minuman. Tanggapan rasa makanan dan minuman itu oleh otak bermacam-macam dan biasa disebut manis, asin, asam, dan pahit.
        Kepekaan indera pengecap (lidah) setiap orang dalam hal menerima rangsang rasa berbeda-beda. Salah satunya disebabkan oleh kebiasaan. Misalnya, orang yang biasa makan makanan pedas lidahnya terdapat rasa pedas, berbeda dengan orang yang jarang makan makanan pedas. Jika makan terlalu panas, terlalu pedas, terlalu asin, atau terlalu asam, maka kepekaan lidah kita akan terganggu. Gangguan ini hanya bersifat sementara.
         Uji organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses penginderaan. Penginderaan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indera akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indera yang berasal dari benda tersebut. Penginderaan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indera mendapat rangsangan (stimulus).  Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab rangsangan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepekaan indera pencicip antara lain sebagai berikut :
a.     Waktu pencicip (pukul 08.00 – 10.00 pagi, waktu yang paling peka)
b.   Defesiensi tembaga (seseorang yang mengalami defesiensi tembaga akan mengalami penurunan kepekaan pencicipan).
c.    Defesiensi vitamin B (setelah mengalami operasi adrenal akan sangat senang terhadap rasa asin).
d.    Sangat peka terhadap rasa pahit (seseorang yang peka terhadap rasa pahit akan mudah menolak makanan).
     Proses pengecapan rasa tidak hanya digawangi oleh lidah tapi juga dibantu oleh hidung. Hidung membantu untuk pengecapan makanan dengan membauinya sebelum makanan dikunyah dan ditelan. Bau yang kuat dari suatu makanan dapat mempengaruhi kuncup pengecap. makanan dan minuman merangsang ujung saraf pengecap yang terdapat di papila (rangsang diteruskan ke otak, otak memproses dan kita merasakan berbagai rasa pada makanan).
     Beberapa hal yang membuat reseptor kuncup pengecap menjadi kurang sensitif. Lidah yang kebersihannya tidak terjaga juga dapat menyebabkan kesensitifan lidah berkurang, karena banyaknya plak yang terkumpul dipermukaan lidah. Selain itu, produksi air liur yang berkurang dan menyebabkan keadaan mulut kering (xerostomia) juga membuat lidah tidak bekerja maksimal. Bila kita mengemut es batu sebelum makan, dinginnya es dapat membuat kuncup pengecap menjadi kurang sensitif. Begitu juga kalau lidah terkena makanan yang terlalu panas, maka dapat menyebabkan tongue burning dan akan pulih dalam 1-2 hari.
       Suatu rangsangan yang diberikan oleh suatu benda tidak selalu dapat menimbulkan kesan. Rangsangan yang terlalu rendah tidak akan cukup untuk menimbulkan kesan dan sebaliknya rangsangan yang terlalu tinggi juga akan memberikan kesan yang berlebihan, sehingga mengganggu kesan konsumen.  Adanya indera yang cacat atau sakit tidak dapat melakukan proses penginderaan dengan baik dan tidak dapat menghasilkan kesan yang wajar. Intensitas atau tingkatan rangsangan terkecil yang mulai dapat menghasilkan respon disebut ambang rangsangan. Rangsangan penyebab timbulnya kesan dapat dikategorikan dalam beberapa tingkatan, yaitu ambang rangsangan (threshold).
Dikenal beberapa ambang rangsangan, yaitu :
1.    Ambang Mutlak (absolute threshold)
Ambang mutlak yaitu jumlah benda perangsang terkecil yang dapat menghasilkan kesan atau tanggapan. Misalnya konsentrasi yang terkecil dari larutan garam yang dapat dibedakan rasanya dari cairan pelarutnya yaitu air murni. Pengukuran ambang mutlak didasarkan pada konvensi bahwa setengah (50%) dari jumlah panelis dapat mengenal atau dapat menyebutkan dengan tepat akan sifat sensoris yang dinilai.
Tabel 2. Ambang mutlak untuk pencicipan
RANGSANGAN    KESAN    AMBANG MUTLAK
Gula
Garam
HCl
Strichnin    Manis
Asin
Asam
Pahit    1 bagian/200 bagian air
1 bagian/400 bagian air
1 bagian/15000 bagian air
1 bagian/2.105 bagian air
Sumber: Cahyadi, 2009.

2.    Ambang Pengenalan (Recognition threshold)
Ambang pengenalan juga disebut recognition threshold. Ambang pengenalan dapat dikacaukan dengan ambang mutlak. Jika pada ambang mutlak mengenai kesan yang mulai diperoleh atau dirasakan maka pada ambang pengenalan meliputi pengenalan atau identifikasi jenis kesan. Dalam hal ini jika kesan-kesan itu berupa rasa asin, misalnya rasa asin itu betul-betul mulai dapat diidentifikasi oleh pencicip. Pada ambang mutlak mungkin rasa asin itu belum diidentifikasi dengan tepat, baru dapat diketahui adanya rasa yang berbeda dengan bahan pelarutnya. Perbedaan ini menyangkut juga metode pengukurannya yang berbeda dengan ambang pengenalan dan ambang mutlak. Pengukuran ambang pengenalan didasarkan pada 75% panelis dapat mengenali rangsangan. Jadi ambang pengenalan dapat diidentifikasikan sebagai konsentrasi atau jumlah perbandingan terendah yang dapat dikenali dengan betul.
3.    Ambang Pembedaan (difference threshold)
Ambang pembedaan juga disebut difference threshold, yang berbeda dengan ambang pengenalan dan juga ambang mutlak. Ambang pembedaan merupakan perbedaan terkecil dari rangsangan yang masih dapat dikenali. Besarnya ambang pembedaan tergantung dari jenis rangsangan, jenis penginderaan dan besarnya rangsangan itu sendiri. Ambang pembedaan menyangkut dua tingkat kesan rangsangan yang sama. Jika dua rangsangan tersebut terlalu kecil bedanya maka akan menjadi tidak dapat dikenali perbedaannya. Sebaliknya jika dua tingkat rangsangan itu terlalu besar akan dengan mudah dikenali.
Difference threshold dapat ditentukan dengan menggunakan standar lebih dari satu, biasanya sekitar empat standar. Masing-masing standar akan dibandingkan dengan sampel-sampel pada interval konsentrasi tertentu. Perbedaan konsentrasi yang dapat dideteksi dengan benar oleh 75% panelis adalah perbedaan konsentrasi yang mencerminkan difference threshold. Ambang pembedaan berbeda besarnya tergantung dari beberapa faktor. Disamping tergantung pada jenis rangsangan dan jenis penginderaan juga tergantung pada besarnya rangsangan itu sendiri.
4.    Ambang batas (terminal threshold)

Ambang batas juga disebut terminal threshold yang merupakan rangsangan terbesar yang jika kenaikan tingkat rangsangan dapat menaikan intensitas kesan. Apabila pada ketiga ambang tersebut di atas diterapkan batas terendah maka pada ambang batas diterapkan batas atas. Kemampuan manusia memperoleh kesan dari adanya rangsangan tidak selamanya sebanding dengan besarnya rangsangan yang diterima. Rangsangan yang terus menerus dinaikkan pada suatu saat tidak akan menghasilkan kenaikan intensitas kesan. Rangsangan terbesar jika kenaikan tingkat rangsangan menaikkan intensitas kesan disebut ambang batas.
Ambang batas juga bisa ditentukan dngan menetapkan rangsangan terkecil yaitu jika kenaikan tingkat rangsangan tidak lagi mempengaruhi tingkat intensitas kesan. Untuk menetapkan nilai ambang dari suatu rangsangan terdapat beberapa macam analisis diantaranya analisis rata-rata, analisis frekuensi dan analisis distribusi normal. Cara-cara analisis ini pada umumnya berdasarkan pada uji rangsangan tunggal, dimana tiap uji menggunakan panelis semi terlatih.
Adapun tanggapan rasa pada lidah yaitu sebagai berikut :
-    Rasa manis dapat di rasakan oleh indera pengecap yang terletak di bagian depan lidah
-    Rasa asin dirasakan pada sepanjang bagian isi depan lidah
-    Rasa asam di rasakan di sepanjang sisi bagian belakang lidah
-    Rasa pahit di kecap pada bagian belakang lidah

Berikut ini merupakan tinjauan sensasi rasa dilihat dari zat-zat kimia penimbul sensasi rasa:
1.    Pahit, biasanya juga berasal dari zat-zat non ionik. Contohnya ialah alkohol, caffein, strychnine, brucine, quinin, beberapa glucasida linamarin dan beberapa ikatan polynitro seperti asam piktrat. Rasa pahit pada umumnya tidak dikehendaki. Tetapi untuk beberapa makanan atau minuman diperlukan sedikit rasa pahit, seperti bir, rokok, kopi dan teh.
2.    Asam, rasa asam sebenarnya hanya berasal dari ion hidrogen (H+). Zat-zat yang dapat berionisasi dan melepaskan ion hidrogen yang hanya dapat menghasilkan rasa asam. Ion H+ selalu diimbangi dengan adanya anion. Jika anion yang mengimbanginya OH maka terjadilah netral, karena ion H+ itu segera membentuk HO dan diturunkan konsentrasinya menjadi tinggal 10. Agar konsentrasi H+ tetap tinggi, kation tersebut harus diimbangi dengan anion lain. Dalam hal ini larutan disebut asam. Asam organik ialah jika anionnya zat organik (asetat, sitrat) dan asam anorganik jika anionnya anorganik (Cl-, SO4-, NO3-).
3.    Asin, biasanya rasa asin berasal dari zat-zat ionik yaitu anionik dan kationik. Beberapa zat yang ternasuk anionik adalah Cl -, F -, CO2-, SO4-, sedangkan yang termasuk zat-zat kationik adalah Na+, K+, Ca++, Mg++, dan NH4+. Rasa asin dibentuk oleh garam terionisasi yang kualitas rasanya berbeda-beda antara garam yang satu dengan yang lain karena garam juga membentuk sensasi rasa lain selain rasa asin. Rasa asin yang biasa digunakan untuk makanan adalah yang berasal dari garam dapur, NaCl.
4.    Manis, rasa manis biasanya berasal dari zat non ionik, seperti gula, aldehida, ikatan nitro, beberapa khlorida alifatis (misalnya khloroform), sulfida, benzoik (saccharine). Zat – zat ionik yang mempunyai rasa manis sangat terbatas, misalnya pada garam timbal (Pb) dan garam berilium (Be). Meskipun zat-zat tersebut menimbulkan rasa manis, tidak semuanya digunakan sebagai bahan pemanis makanan. Ada dua golongan bahan pemanis makanan (sweeteners), yaitu golongan pemanis bergizi dan golongan pemanis tidak bergizi. Golongan pertama disebut golongan gula sedangkan golongan kedua antara lain sakharin dan cyclamat. Rasa manis biasanya dinyatakan dengan gula (sukrosa), dengan nilai 100. Tingkat kemanisan lain diukur berdasarkan rasa manis gula pasir.
        Panelis dipilih dari mereka yang dapat mengenali atau mengetahui sifat inderawi dari contoh atau produk yang diuji. Dalam uji rangsangan tunggal pada setiap uji, tiap panelis diminta menyatakan ada atau tidak ada sifat inderawi yang diujikan. Data responnya berupa data binomial yang kemudian dapat dianalisis secara statistika. Hubungan yang terpenting dengan pengecap adalah kecenderungan indera rasa pengecap untuk melayani sensasi utama tertentu yang terletak di daerah khusus. Rasa manis dan asin terutama terletak pada ujung lidah, rasa asam pada dua pertiga bagian samping lidah, dan rasa pahit pada bagian posterior lidah dan palatum molle.
    Dari hasil uji inderawi, dihasilkan bahwa setiap orang yang melakukan uji indera pencicip memiliki skor yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh tingkat penerimaan rasa seseorang berbeda. Akan ditemukan pula rasa yang berbeda pada suatu bahan yang memiliki konsentrasi berbeda. Hal ini sesuai dengan literatur Piggott (1988), yang menyatakan bahwa tingkatan rasa yang berbeda-beda ditimbulkan oleh zat dengan konsentrasi yang berbeda pula. Konsentrasi terhadap ambang batasan para tiap individu juga bervariasi sekitar dua kali lipat.

KESIMPULAN

1.    Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari benda-benda yang masuk ke dalam mulut kita. Lidah dapat merespon berbagai jenis  dan macam rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan.
2.    Mekanisme dari indera pengecap yaitu tiap kuncup pengecap tersusun dari sel-sel yang memiliki rambut berukuran mikro yang sensitif, disebut mikrovilli. Rambut-rambut super mini ini pada saat berkontak dengan makanan akan mengirimkan pesan ke otak, lalu otak akan menerjemahkan sinyal yang diberikan tersebut dan menentukan rasa dari makanan.
3.    Fungsi lidah selain sebagai indera pencicip, yaitu mengatur letak makanan ketika dikunyah; membantu mendorong makanan ke kerongkongan (pada waktu menelan), dan sebagai alat bantu dalam berbicara. Keadaan permukaan lidah yang kasar itu memliki tonjolan-tonjolan yang disebut papilla.
4.    Tanggapan rasa pada lidah yaitu manis dapat dirasakan oleh indera pengecap yang terletak di bagian depan lidah, rasa asin dirasakan pada sepanjang bagian isi depan lidah, rasa asam di rasakan di sepanjang sisi bagian belakang lidah dan rasa pahit di kecap pada bagian belakang lidah
5.    Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap pada lidah berfungsi sebagai reseptor (saraf), sedangkan sel penyokong di lidah berfungsi untuk menopang.
6.    Dari percobaan yang dilakukan pada setiap pengujian antara panelis satu dengan yang lainnya akan menemukan hasil yang berbeda-beda. Padahal panelis mencicipi bahan dengan konsentrasi yang sama pula. Hal ini dikarenakan rasa yang diterima akan ditransmisikan oleh otak dan manusia memiliki kepekaan terhadap rangsangan terhadap rasa yang berbeda-beda.
7.    Dari percobaan yang dilakukan didapat hasil bahwa terdapat beberapa kesalahan panelis dalam menjawab konsentrasi gula, garam, dan cuka saat mencicipinya terhadap pengujian ambang rangsangan mutlak. Hal ini dikarenakan berkurangnya kepekaan panelis terhadap suatu rasa yang bisa disebabkan oleh hilangnya unsur reseptor maupun kerusakan pada reseptor.
8.    Dari percobaan yang dilakukan didapat hasil pada pengujian ambang pengenalan panelis berhasil menjawab benar konsentrasi terendah dan tertinggi dimana rasa asin dihasilkan oleh garam, manis, oleh gula, dan gurih oleh cuka. Hal ini dikarenakan lidah manusia memiliki kepekaan terhadap rasa-rasa tertentu dan kepekaan tersebut memiliki urutannya sendiri pada lidah sesuai dengan konsentrasi rasa sehingga kita dapat membedakan rasa.


DAFTAR PUSTAKA

Birch, G. G., A. G. Cameron, dan M. Spencer. 1986. Food Science Third Edition.
Pergamon Press, New York.

Cahyadi, W. 2009. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Edisi
     Kedua. Bumi Aksara, Jakarta.

Harris, R. dan E. Karmas. 1989. Evaluasi Gizi Pada Pengolahan Bahan Pangan.
     ITB-PRESS, Bandung.

Muresan, C., L. Stan, S. Man, S. Scrob dan S. Maste. 2012. Sensory evaluation of
     bakery products and is role in detemining of the costumer preferences.  
     Journal Agroalimentary Processes and Technologies. 18(4) : 304-306.

Koesoemawardani, D. 2007. Analisis sensori rusip dari sungailiat-bangka. Jurnal
     Teknologi dan Industri Hasil Pertanian. 12(2) : 36-42.

Piggott, J. R. 1988. Sensory Analysis of Foods Second Edition. Elsevier Applied
Science, London.

Sharma, S. dan S. Lewis. 2010. Taste making technologies : a review.
     International Journal of Pharmaceutical Sciences. 2(2) : 6-10.

Suradi, K. 2007. Tingkat kesukaan bakso dari berbagai jenis daging melalui
     beberapa pendekatan statistik. Jurnal Ilmu Ternak. 7(1) : 52-57.

Thursday, March 02, 2017

no image

MAKALAH TENTANG : PERKEMBANGAN INDIVIDU DALAM BELAJAR

BAB I 
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
         Dalam perkembangan setiap individu sejak lahir hingga akhir hayatnya  pasti akan mengalami proses belajar dan akan menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya baik secara langsung maupun tidak langsung, Dalam proses ini perubahan tidak terjadi  sekaligus tetapi terjadi  secara bertahap.
         Perkembangan individu ditunjukkan bagaimana perkembangan anak-anak, remaja dan dewasa tumbuh dan berkembang secara fisik, psikis dari fase ke fase seperti dalam hal pertumbuhan fisik, kognitif, afektif, sosial, psikomotor, serta moral.
      Fase perkembangan individu juga tidak terlepas dari proses pertumbuhan individu itu sendiri. Perkembangan pribadi individu meliputi beberapa tahap atau periodisasi perkembangan, antara lain perkembangan individu secara didaktis.
         Di dalam bidang kegiatan pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan formal, proses pengajaran dan pembelajaran sangat penting dalam perkembangan belajar individu demi menuju keberhasilannya. Proses pengajaran dan pembelajaran tidak akan bisa berjalan efektif dan efisien apabila seorang pendidik tidak memahami perkembangan peserta didik secara menyeluruh. Untuk itu pendidik memerlukan pengetahuan tentang perkembangan individu dalam belajar.

B.   Rumusan Masalah

      Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah umumnya adalah “ Bagaimanakah perkembangan individu dalam belajar ?” Untuk lebih memudahkan dalam hal pembahasan masalah yang bersifat umum tersebut, berikut ini akan dipaparkan menjadi beberapa sub masalah sebagai beriku:
1.      Bagaimanakah konsep perkembangan individu ?
2.      Bagaimanakah belajar dan fase-fase perkembangan individu dalam belajar?
3.      Bagaimanakah perkembangan individu secara didaktis?

C. Tujuan
         Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi pendidikan
2.      Untuk mengetahui konsep perkembangan individu
3.      Untuk mengetahui belajar dan fase-fase perkembangan individu dalam belajar
4.      Untuk mengetahui perkembangan individu secara didaktis

                                                                        BAB II
                                                                 PEMBAHASAN

A.    Perkembangan Individu Dalam Belajar

      Perkembangan individu murid, siswa, dan mahasiswa (peserta didik), ditunjukkan bagaimana perkembangan anak-anak, remaja dan dewasa tumbuh dan berkembang secara fisik, psikis dari fase ke fase seperti dalam hal pertumbuhan fisik, kognitif, afektif, sosial, psikomotor, moral. Proses pengajaran dan pembelajaran tidak akan bisa berjalan efektif dan efisien apabila seorang pendidik tidak memahami perkembangan peserta didik secara menyeluruh. Untuk itu pendidik memerlukan pengetahuan tentang perkembangan individu peserta didik.

1.  Konsep Perkembangan Individu
         Perkembangan individu merupakan perubahan yang sistematis, progresif, dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.
       Yang dimaksud perubahan yang sistematis yaitu perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian lainnya baik fisik maupun psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Berkesinambungan berarti bahwa perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan. Perkembangan individu secara fisik terjadi sesuai dengan fase-fase perkembangan, sedangkan secara psikis terjadi perubahan imajinasi fantasi ke realistis.

2.  Belajar dan Fase-fase Perkembangan Individu

         Manusia membutuhkan kepandaian yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, dan ini dapat dicapai melalui belajar. Meskipun bayi yang baru lahir membawa beberapa naluri dan insting dan potensi-potensi, tetapi potensi tersebut tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya pengaruh dari luar. Untuk itu manusia membutuhkan belajar sepanjang kehidupannya, kapanpun dan dimanapun.

Para ahli mendefinisikan belajar sebagai berikut:
a.   Menurut Hilgard, belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan  latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah).
b.   Morgan, belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
c.   James P. Chaplin, learning (hal belajar, pengetahuan), yang berarti perolehan dari sembarang perubahan yang relative permanen dalam tingkah laku sebagai hasil praktek atualisasi pengalaman.
Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah :
a.      Belajar itu membawa perubahan
b.      Perubahan itu ada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru
c.      Perubahan itu terjadi karena usaha

        Menurut Havinghurst yang dikutip oleh Made Pidarta, fase-fase perkembangan pada manusia sejak dari masa kanak-kanak sampai masa tua ada enam fase, yaitu:
a.       Fase perkembangan masa kanak-kanak (Infancy & Early Childhood)
Pada masa ini, anak berada pada usia 0-6 tahun dan memiliki ciri -ciri antara lain :
1)      Belajar berjalan, mengambil makanan padat
2)      Belajar bicara
3)      Belajar mengontrol eliminasi (urin & fekal)
4)      Belajar tentang perbedaan jenis kelamin
5)      Membentuk konsep-konsep sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik
6)      Belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mengembangkan hati nurani
7)      Belajar mengadakan hubungan emosi

b.      Fase perkembangan masa anak (Middle childhood)
Pada masa ini, anak berada pada usia 6-12 tahun dan memiliki ciri -ciri        antara lain :
1)      Membangun perilaku yang sehat
2)      Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang luar biasa
3)      Belajar bergaul dengan teman sebaya
4)      Belajar peran sosial terkait dengan maskulinitas dan feminitas
5)      Mengembangkan ketrampilan dasar seperti membaca, menulis dan berhitung
6)      Mengembangkan konsep-konsep yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari
7)      Membangun moralitas, hati nurani dan nilai-nilai
8)      Pencapaian kemandirian
9)      Membangun perilaku dalam kelompok sosial maupun institusi (sekolah)

c.   Fase perkembangan masa remaja (Adolescence)
Pada masa ini, remaja berada pada usia 12-18 tahun dan memiliki ciri -ciri   antara lain :
1)      Membina hubungan baru yang lebih dewasa dengan teman sebaya baik laki maupun perempuan
2)      Pencapaian peran sosial maskulinitas atau feminitas
3)      Pencapaian kemandirian emosi dari orang tua, orang lain
4)      Pencapaian kemandirian dalam mengatur keuangan
5)      Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan secara efektif
6)      Memilih dan mempersiapkan pekerjaan
7)      Mempersiapkan pernikahan dan kehidupan keluarga
8)      Membangun ketrampilan dan konsep-konsep intelektual yang perlu bagi warga negara
9)      Pencapaian tanggungjawab sosial
10)  Memperolah nilai-nilai dan system etik sebagai penuntun dalam berperilaku

d.      Fase perkembangan masa dewasa awal (Early Adulthood)
Pada masa ini, mereka berada pada usia 18-30 tahun dan memiliki ciri -ciri antara lain :
1)      Memilih pasangan
2)      Belajar hidup bersama orang lain sebagai pasangan
3)      Mulai berkeluarga
4)      Membesarkan anak
5)      Mengatur rumah tangga
6)      Mulai bekerja
7)      Mendapat tanggungjawab sebagai warga negara
8)      Menemukan kelompok sosial yang cocok
e.       Fase perkembangan masa setengah baya (Middle-age)

         Pada masa ini, seseorang yang telah dewasa lanjut berada pada usia 30-50 tahun dan memiliki ciri -ciri antara lain :
1)      Mendapat tanggungjawab sosial dan sebagai warga negara
2)      Membangun dan mempertahankan standard ekonomi keluarga
3)      Membimbing anak dan remaja untuk menjadi dewasa yang bertanggungjawab dan menyenangkan
4)      Mengembangkan kegiatan-kegiatan di waktu luang
5)      Membina hubungan dengan pasangannya sebagai individu
6)      Mengalami dan menyesuaikan diri dengan beberapa perubahan fisik
7)      Menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai orang tua yang bertambah tua

f.       Fase perkembangan masa tua (Later maturity)
Pada masa lanjut, mereka berada pada usia 50 tahun lebih dan memiliki      ciri -ciri antara lain :
1)      Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan
2)      Menyesuaikan diri dengan situasi pensiun dan penghasilan yang semakin berkurang
3)      Menyesuaikan diri dengan keadaan kehilangan pasangan (suami/istri)
4)      Membina hubungan dengan teman sesama usia lanjut
5)      Melakukan pertemuan-pertemuan sosial
6)      Membangun kepuasan kehidupan
7)      Kesiapan menghadapi kematian
3.      Perkembangan Individu secara Didaktis

     Syamsu Yusuf mengemukakan beberapa tahapan perkembangan individu dengan menggunakan pendekatan didaktis, sebagai berikut:

a.       Masa usia pra sekolah
Masa usia pra sekolah terbagi dua yaitu: (1) masa vital dan (2) masa            estetik.
1)      Masa vital, pada masa ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Adapun tugas perkembangan pembelajaran pada fase ini adalah:
a)      anak belajar memakan makanan keras;
b)      anak belajar berjalan;
c)      anak belajar berbicara.

2)      Masa estetik; masa ini dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Seseorang individu anak bereksplorasi dan belajar melalui panca inderanya. Adapun tugas pembelajaran pada fase ini, yaitu:

a)      anak belajar membedakan yang baik dan yang buruk;
b)      anak membedakan jenis kelamin, belajar sopan santun;
c)      anak belajar mengeja dan  membaca;
d)     anak belajar mengenal individu secara emosional dan sosial.

b.      Masa usia jenjang pendidikan dasar
        Masa usia pendidikan dasar disebut juga masa intelektual, atau masa keserasian bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matang untuk memasuki sekolah. Adapun ciri-ciri utama anak yang sudah matang,             yaitu:
1) memiliki dorongan untuk keluar dari rumah dan memasuki kelompok sebaya;
2)  keadaan fisik yang memungkinkar anak-anak memasuki dunia bermain dan pekerjaan   yang membutuhkan keterampilan jasmani;
3)  memasuki dunia mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan komunikasi yang luas (Tohirin, 2005:34).
Adapun tugas anak-anak pada usia sekolah dasar ini adalah:
1)      Belajar ketrampilan, jasmani atau fisik melalui bermain.
2)      Belajar bergaul.
3)      Belajar mengembangkan kemampuan menulis, membaca, dan menghitung.
4)      Belajar mengenal kemampuan dirinya.
5)      Belajar memainkan berperan sebagai lelaki maupun wanita.
6)      Belajar membandingkan diri dengan yang lainnya.
7)      Belajar menentukan pilihan yang sesuai dengan keinginannya.
8)      Belajar bersikap bebas atau tidak terikat menentukan sesuatu kehendak.

Masa usia sekolah dasar terbagi dua, yaitu :
1)      masa kelas-kelas rendah dan
2)      masa kelas tinggi.
Adapun ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah (6 atau 7 sampai 9 atau 10 tahun):
1)   Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi
2)   Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
3)   Adanya kecenderungan memuji diri sendiri
4)   Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
5)   Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
6)   Pada masa ini (terutama usia 6 sampai 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik.

Adapun ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi 9 atau 10 sampai 12 atau 13   tahun:
1)     Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
2)     Sangat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
3)     Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
4)    Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
5)     Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya.
6)    Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peratuan sendiri
Beberapa faktor penting yang berkaitan pembangunan karakter anak dalam            fase ini antara lain adalah, pola interaksinya dengan ayah, ibu, dan seluruh        anggota keluarga yang lain, keadaan fisiknya, seperti tinggi dan berat           badannya serta hal-hal yang didengar dan dipelajarinya.
Kebutuhan anak di fase remaja ini berbeda dengan kebutuhannya difase-    fase sebelumnya. Hal ini harus diperhatikan oleh orang tua dan diusahakan     untuk memenuhinya. Kebutuhan anak tersebut antara lain adalah sebagai             berikut:
1)  Kebutuhan primer, seperti makanan, minuman, dan pakaian;
2)   Kebutuhan psikis, seperti ketenangan jiwa dan emosi;
3)   Kebutuhan terhadap penerimaan dirinya oleh masyararakat;
4)   Kebutuhan terhadap perhatian dan penghormatan atas dirinya.
5)    Kebutuhan untuk mempelajari banyak hal yang dapat memupuk bakatnya sebagai bekal menempuh perjalanan panjang kehidupannya.
6)    Kebutuhan untuk mengenal pemikiran-pemikiran yang menjadi wacana dalam masyarakat dan mengenal isi dunia, yang tentu saja disesuaikan dengan kemampuan dan kematangan anak seusia ini.
            Adapan langkah-langkah penting yang berhubungan dengan pendidikan     anak di fase ini, sebagai berikut :
1)      Pendidikan ekstra ketat
            Pendidikan di fase ini lebih penting pada fase-fase lainnya karena anak di usia ini relatif masih bersih dan belum tercemari sehingga mau mendengar dan menerima semua nasehat dan bimbingan Karena itu, orang tua harus pandai-¬pandai menggunakan  kesempatan ini untuk mendidiknya dengan benar.
2)      Dorongan untuk belajar
            Pada fase ini, belajar adalah hal yang penting bagi anak¬-anak.                                  Inilah saat yang tepat untuk memberikan dorongan belajar kepada mereka mematangkan kekuatan akal, serta mewujudkan kecintaan  hakiki mereka terhadap penguasaan i1mu.
3)      Pengawasan anak
            Pada dasarnya, pengawasan adalah kewajiban ayah dan ibu.   Mereka berdua memiliki porsi tugas yang disesuaikan, dengan kemampuan dan pengalaman hidup. Karenanya, mereka berdua harus saling membantu. Hal penting lain yang harus diperhatikan adalah bahwa jangan sampai si anak merasa tidak diacuhkan oleh orang tuanya. Kondisi pengawasan melekat harus selalu terjaga. Orang tua terkadang bisa meminta bantuan kepada famili atau kerabat untuk ikut mengawasi anaknya terutama dalam situasi yang di sana orang tua tidak bisa melakukannya.
4)      Menciptakan hubungan dengan teladan yang baik
         Di akhir periode ini, anak-anak akan punya kecenderungan yang  sangat kuat untuk meniru apapun yang ada pada diri kebanyakan  orang. Para psikolog menamai sebuah gejala kejiwaan dari seorang  anak pada usia ini yang selalu ingin meniru orang lain secara fisik  dengan istilah "peniruan". Keinginan ini sangat tepat timbulnya  dan akan cepat juga berhenti ketika sumber peniruan itu tidak ada.
            Ada pula jenis peniruan yang bersifat non fisik. Prosesnya berlangsung perlahan tetapi pengaruhnya sangat kuat menempel pada akal dan jiwa.
c.       Masa usia jenjang pendidikan menengah (masa remaja)
Masa usia jenjang pendidikan menengah bertepatan dengan masa remaja,    yang terbagi ke dalam tiga bagian yaitu:
1)   Remaja awal, biasanya ditandai dengan sifat-sifat negatif dalam jasmani dan mental, prestasi, serta sikap sosial.
2)   Masa remaja; pada masa ini mulai tumbuh dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya. Pada masa ini sebagai masa mencari sesuatu yang dipandang bernilai, pantas dijunjung dan dipuja.
3)    Masa remaja akhir; setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapai masa remaja akhir dan telah terpenuhi tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang akan memberikan dasar bagi memasuki masa berikutnya yaitu masa dewasa.
Adapun tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa remaja awal,    remaja dan remaja akhir adalah:
1)      Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
2)      Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
3)      Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
4)      Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
5)      Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
6)      Memilih dan mempersiapkan karier.
7)      Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
8)   Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-¬konsep yang diperlukan bagi warga negara.
9)    Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
10)  Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk atau pembimbing dalam berperilaku.

d.      Masa usia jenjang pendidikan tinggi (umur 18 hingga umur 25 tahun)
Pada masa ini merupakan pemantapan pendirian hidup. Adapun tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa dewasa awal adalah:
1)      Memilih pasangan.
2)      Belajar hidup dengan pasangan.
3)      Memulai hidup dengan pasangan.
4)      Memelihara anak.
5)      Mengelola rumah tangga.
6)      Memulai bekerja.
7)      Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.

                                                                 BAB III
                                                               PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Perkembangan individu merupakan perubahan yang sistematis, progresif, dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.
            Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi karena adanya usaha. Sedangkan fase-fase perkembangan pada manusia sejak dari masa kanak-kanak sampai masa tua ada enam fase, yaitu:
1.    Fase perkembangan masa kanak-kanak
2.    Fase perkembangan masa anak
3.    Fase perkembangan masa remaja
4.    Fase perkembangan masa dewasa awal
5.    Fase perkembangan masa setengah baya
6.    Fase perkembangan masa tua
            Perkembangan individu secara didaktis sebagai berikut:
1.    Masa usia pra sekolah
2.    Masa usia jenjang pendidikan dasar
3.    Masa usia jenjang pendidikan menengah (masa remaja)
4.    Masa usia jenjang pendidikan tinggi (umur 18 hingga umur 25 tahun)

B.     Saran
Dengan adanya konsep perkembangan individu, belajar dan fase-fase perkembangan individu, serta perkembangan individu secara didaktis peserta didik, pembaca diharapkan mampu mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh peserta didik serta memberi wawasan yang lebih dalam mengenai perkembangan individu dalam belajar dan mampu mengaplikasikan dalam proses belajarmengajar.

DAFTAR PUSTAKA
Iskandar. 2012. Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru). Jakarta :   Referensi           
no image

MAKALAH TENTANG : GEOGRAFI DIBELAKANG SEJARAH

 KATA PENGANTAR




           Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas terselesaikannya makalah ini. Dan tidak lupa pula kita kirimkan  shalawat dan taslim atas junjungan Nabi besar Muhammad s.a.w. Karana Beliaulah sang revolusioner sejati  yang telah membawa kita dari alam yang gelap menuju alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan sekarang ini. Makalah yang penulis susun ini berjudul “GEOGRAFI DIBELAKANG SEJARAH”.

        Penulis berharap  tugas dalam bentuk makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupuan para pembaca. Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan tugas final yang berupa makalah ini, masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan tugas makalah yang kami buat ini.

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
           Geografi sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia, fisik, fiksi, dan fakta geografi di masa lampau. Ilmu displin ini memiliki bahasan yang sangat luas dan beragam. Umumnya membahas tentang geografi masa lalu dan bagaimana perubahan sebuah wilayah atau tempat berdasarkan waktu. Selain itu juga membahas tentang hubungan manusia dengan lingkungan dan menciptakan kebudayaan alam. Pembahasan geografi sejarah juga mencari bagaimana kebudayaan manusia itu muncul dan berkembang dengan pemahaman hubungan manusia dengan lingkungan.
       Istilah geografi untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Erastothenes pada abad ke 1. Menurut Erastothenes geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka para ahli geografi (geograf) sependapat bahwa Erastothenes dianggap sebagai peletak dasar pengetahuan geografi.

B.Rumusan masalah
A.Apa itu geografi sejarah ?
B.Geografi sebagai saksi sejarah.. ?
C.Posisi geografi, iklim dan morfologi wilayah ?
D.Geografi regional dan geografi kesejarahan ?

C.Tujuan
    Agar kita sebagai generasi penerus khususnya mahasiswa sejarah, lebih mendalami juga mengetahui tentang geografi dibelakang sejarah.

                                                                         BAB II
                                                                   PEMBAHASAN


1.APA GEOGRAFI SEJARAH

        Geografi sejarah adalah dua kata yang memilikidua kata yang memilikidua arti yang berbeda yaitu geografidansejarah, namun kedua kata itu memilki hubungan yang saling berkaitan antara satudengan yang lain.
A.Geografi
        Menurut erastoteles geografi berasal dari kata geographika yang berartipenulisan/ penggambaran mengenai bumi.
• Menurut Prof. Bintarto geografiadalahsebuah ilmu yang mempelajari hubungan kausal atau hubungan timbal balik antara gejala yang satu dengan gejala yang lain dimuka bumi ini baik yang bersifat fisik maupun yang non fissik berdasarkan berbagai pendekatan.
A.Sejarah
         Delam bahasa arab :disebut syajaratum yang berartipohon yang berkembang dari tingkat yang sederhana ketingkat yang lebih konkrit/yang lebihluas.
•    Dalam bahasa inggris : historis, yang artinya masa lampau kehidupan manusia.
•    Dalambahasa jerman  : geshicte, yang berarti yang terjadi.
        Melihat dari pengertian dua kata diatas, maka dapat disimpulkan studi geografi sejarah merupakan cabang ilmu yang mempelajari mengenaiberbagai peristiwa ataupun kejadian-kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalamkehidupanmanusia dalam alam semestaini.
         Geografi sejarah merupakan cabang ilmu geografi yang mencari peenjelasan tentang bagaimana budaya dari berbagai tempat di bumi berkembang dan menjadi seperti sekarang. Studi tentang muka bumi merupakan satu dari banyak kunci atas bidang ini banyak disimpulkan tentang pengaruh masyarakat dahulu pada lingkungan dan sekitarnya.
           Geografi sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia, fisik, fiksi, dan fakta geografi di masa lampau. Ilmu displin ini memiliki bahasan yang sangat luas dan beragam. Umumnya membahas tentang geografi masa lalu dan bagaimana perubahan sebuah wilayah atau tempat berdasarkan waktu. Selain itu juga membahas tentang hubungan manusia dengan lingkungan dan menciptakan kebudayaan alam. Pembahasan geografi sejarah juga mencari bagaimana kebudayaan manusia itu muncul dan berkembang dengan pemahaman hubungan manusia dengan lingkungan.
        Istilah geografi untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Erastothenes pada abad ke 1. Menurut Erastothenes geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka para ahli geografi (geograf) sependapat bahwa Erastothenes dianggap sebagai peletak dasar pengetahuan geografi.   
        Pada awal abad ke-2, muncul tokoh baru yaitu Claudius Ptolomaeus mengatakan bahwa geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi. Jadi Claudius Ptolomaeus mementingkan peta untuk memberikan informasi tentang permukaan bumi secara umum. Kumpulan dari peta Claudius Ptolomaeus dibukukan, diberi nama ‘Atlas Ptolomaeus’.   
         Menjelang akhir abad ke-18, perkembangan geografi semakin pesat. Pada masa ini berkembang aliran fisis determinis dengan tokohnya yaitu seorang geograf terkenal dari USA yaitu Ellsworth Hunthington. Di Perancis faham posibilis terkenal dengan tokoh geografnya yaitu Paul Vidal de la Blache, sumbangannya yang terkenal adalah “Gen re de vie”. Perbedaan kedua faham tersebut, kalau fisis determinis memandang manusia sebagai figur yang pasif sehingga hidupnya dipengaruhi oleh alam sekitarnya. Sedangkan posibilisme memandang manusia sebagai makhluk yang aktif, yang dapat membudidayakan alam untuk menunjang hidupnya.
1.Geografi sebagai saksi sejarah
         Para ahli sejarah sampai sekarang hanya mengakui kesksian masa lampau yang berupa candi, kraton, inskripsi, buku lontar, monografi daerah, sage, tambo, laporan perjalanan orang asing dan sebagainya. Para geograf yang disamping ilmunya sendiri juga mendalami sejarah dapat menolong agar saksi-saksi alam yan bisu itu daapt ikut berbicara.
        Saksi alam diperlukan dalam situasi macam-macam. Misalnya sejarawan akan memperoleh sumber yang cukup. Sejarah sebagai apa yang ditulis sebenarnya. Merupakan produk dari pandangan seseorang atau intepretasi yang khusus saja dari seseorang.
         Sehubungan itu perlu diajukan tiga pendapat dari para sejarawan sendiri. TOYNBEE percaya bahwa peristiwa-peristiwa sejarah itu memiliki pola-polanya sendiri serta realitasnya sendiri yang sebenarnya belum tentu cocok dengan pemikiran para sejarawan. FISCHER menunjukkan bahwa sejarah itu berisis rentetan kedaruratan yang tidak berpola adapun jika berpola, itu karena sejarawan sendiri yang membuatnya.
Semakin jauh letak masa lampau dan masa kini cenedrung kabur uraiannya padahal mungkin itu tak pernah terjadi dim as lampau. Juga ada hal-hal yang sebenarnya tak sehebat atau tak sepenting keadaanya sebagaiman ditulis dalam sejarah yang telah diakui umum.

2.POSISI GEOGRAFIS, IKLIM DAN MORFOLOGI BUMI

        Kepercayan sejarawan kepada geografi sebagi ilmu bantu yang dapat bermanfaat bagi penelitian sejarah, ilmu sejarah sebagai suatu telaah manusia harus memperhitunkan unsur waktu dan ruang. Dengan mendalami pengetahuan geografis dari sejarah, dapat mendalami latar belakang gaografis dari sejarah.
Relasi antara geografi dan sejarah paling banyak digulati oleh sarjana di perancis. Di sana studi regional selalu diartikan sebagai penelaah terhadap tempat dan penghuninya. Factor-faktor yang terpenting ada tiga yakni posisi, iklim dam morfologi bumi. Tigal hal ini memnentukan manusia menjadi agent of change. Suatu bentang alam sebagaimana adanya sekarang telah mengalami pengubahan terus-menerus oleh kegiatan manusia di sepanjang masa.
           Dengan menelaah suatu region dapat diketahui bagaimana seluk-beluk cara manusia dari abad kea bad telah memanfaatkan berbagai kesempatan yang ditawarkan oleh lingkungan geografis kepadanya. Perlu dicatat bahwa posisi geografis suatu negeri atau anak benua dapat berubah-ubah disepnajng perjalanan abad. Tentang morfologi daerah dapat dikatakan bahwa itu stabil di sepanjang perjalanan abad, tetapi peril juga diperhitungkan pengaruh bencana alam semua dapat merubah posisi daerah dari jenis sentral menjadi yang marginal.

3.GEOGRAFI REGIONAL DAN GEOGRAFI KESEJARAHAN

A.Pengertian geografi regional
         Suatu studi tentang variasi penyebaran gejala dalam ruang pada suatu wilayah tertentu baik secara lokal, negara maupun wilayah yang luas seperti benua. Geografi Regional mempelajari hubungan yang bertautan antara aspek-aspek fisik dengan aspek manusia dan kaitan keruangan di suatu wilayah/region tertentu.
A.Pengertian geografi kesejarahan
          Geografi sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia, fisik, fiksi, dan fakta geografi di masa lampau. Ilmu displin ini memiliki bahasan yang sangat luas dan beragam. Umumnya membahas tentang geografi masa lalu dan bagaimana perubahan sebuah wilayah atau tempat berdasarkan waktu. Selain itu juga membahas tentang hubungan manusia dengan lingkungan dan menciptakan kebudayaan alam. Pembahasan geografi sejarah juga mencari bagaimana kebudayaan manusia itu muncul dan berkembang dengan pemahaman hubungan manusia dengan lingkungan.
         Pemisahan geografi menjadi dua bagian adalah semu belaka karena orang tak dapat mempelajari gejala alami maupun sosial secara terpisah dalam geografi. Definisi geografi cukup banyak salah satunya yang mneraik adalah geografi pada hakekatnya bertugas menelaah bumi sebagai ruang hini manusia, dan manusia sebagai penghuni bumi.
         Mengenai geagrafi regional dan geografi kesejarahan. Dua-duanya bukanlah cabang dari ilmu geografis fisis dan geografi sosial (dalam arti luas) disuatu wilayah tertentu.
Adapun kartografis juga bukan cabang dari ilmu geografi: ini termasuk ilmu tehnik dan sekaligus juga seni. Dalam pekerjaan nya menelaah berbagai gejala geografis, seorang geograf menggunakan peta.
Segala fakta geografis (yang alami maupun yang sosial) dapat dipetakan karena mempunyai alamatnya di permukaan bumi.
        Kebayakan fakta geogafis atau kelompok fakta geografis bertalian dengan letak, iklim, daratan, perairan, bentuk permukaan bumi (geomorfologi), tanah, tetumbuhan, hewan serta manusia dengan segenap kegiatannya.
         Seorang geografi perlu pula mengerti prinsip-prinsip ekonomi, teori politik dari berbagai peristiwa sejarah. Geograf harus memperhatikan fakta materiil yang penting baginya shubungan dengan dunia gagasan intelektual. Geograf dapat memberikan sumbangan yang berharga bagi ilmu jiwa filsafat dan teologi.

                                                                        BAB III
                                                                      PENUTUP

KESIMPULAN
         Kepercayan sejarawan kepada geografi sebagi ilmu bantu yang dapat bermanfaat bagi penelitian sejarah, ilmu sejarah sebagai suatu telaah manusia harus memperhitunkan unsur waktu dan ruang. Dengan mendalami pengetahuan geografis dari sejarah, dapat mendalami latar belakang gaografis dari sejarah.
Relasi antara geografi dan sejarah paling banyak digulati oleh sarjana di perancis. Di sana studi regional selalu diartikan sebagai penelaah terhadap tempat dan penghuninya. Factor-faktor yang terpenting ada tiga yakni posisi, iklim dam morfologi bumi. Tigal hal ini memnentukan manusia menjadi agent of change. Suatu bentang alam sebagaimana adanya sekarang telah mengalami pengubahan terus-menerus oleh kegiatan manusia di sepanjang masa.
           Dengan menelaah suatu region dapat diketahui bagaimana seluk-beluk cara manusia dari abad kea bad telah memanfaatkan berbagai kesempatan yang ditawarkan oleh lingkungan geografis kepadanya. Perlu dicatat bahwa posisi geografis suatu negeri atau anak benua dapat berubah-ubah disepnajng perjalanan abad. Tentang morfologi daerah dapat dikatakan bahwa itu stabil di sepanjang perjalanan abad, tetapi peril juga diperhitungkan pengaruh bencana alam semua dapat merubah posisi daerah dari jenis sentral menjadi yang marginal.

                                                           DAFTAR PUSTAKA

Daldjieni, N. 1982. Geografi Kesejarahan I (Perdaban Dunia). Bandung: Alumni.
https://id.scribd.com/document/325090315/geografi-kesejarahan  (KAMIS     20:29)
http://www.docfoc.com/makalah-geografi-kesejarahan (KAMIS 20:29)
                                              

Wednesday, March 01, 2017

no image

MAKALAH TENTANG : IMAN DAN AMAL SERTA KATA IMAN DAN KEDUDUKAN IMAN

KATA PENGANTAR
   
         Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas terselesaikannya makalah ini. Dan tidak lupa pula kita kirimkan  shalawat dan taslim atas junjungan Nabi besar Muhammad s.a.w. Karana Beliaulah sang revolusioner sejati  yang telah membawa kita dari alam yang gelap menuju alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan sekarang ini. Makalah yang penulis susun ini berjudul “ASAS ASAS ISLAM”.
       Penulis berharap  tugas dalam bentuk makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupuan para pembaca.Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan tugas final yang berupa makalah ini, masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan tugas makalah yang kami buat ini.
                                                             
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
          Apa yang kami sebut tadi dengan istilah ilmu, pengenalan dan yakin itulah dia “iman” itulah dia makna perkataan “iman” itu sendiri. Setiap orang yang mengenal keMaha Esaan Allah, sifat-sifatNya yang hakiki, undang-undangNya dan pembalasanNya kepada hamba-hambaNya pada Hari Qiamat berkenaan dengan perbuatan mereka, kemudian diyakininya semua itu, dan keyakinannya itu tumbuh dan keputusan dirinya sendiri, itulah dia orang yang “mu’min” Sebahagian daripada natijah iman itu hendaklah manusia itu muslim, ertinya ta’at kepada Allah dan mengikuti undang undangNya.

B.    Rumusan Masalah
1.    Makna iman dan amal............?
2.    Kata iman dan kedudukan iman........?

BAB II
PEMBAHASAN

A.    MAKNA IMAN

         Pengertian Iman Dalam Agama Islam - Iman (bahasa Arab:الإيمان) secara etimologis berarti 'percaya'. Perkataan iman (إيمان) diambil dari kata kerja 'aamana' (أمن) -- yukminu' (يؤمن) yang berarti 'percaya' atau 'membenarkan'.
       Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah syar’i, iman adalah "Keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat". Para ulama salaf menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Oleh sebab itu iman bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana amal juga bertambah dan berkurang". Ini adalah definisi menurut Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin Rahawaih, madzhab Zhahiriyah dan segenap ulama selainnya.
       Dengan demikian definisi iman memiliki 5 karakter: keyakinan hati, perkataan lisan, dan amal perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang.

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ ۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
________________________________________Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, QS. Al Fath [48] : 4
      Imam Syafi’i berkata, “Iman itu meliputi perkataan dan perbuatan. Dia bisa bertambah dan bisa berkurang. Bertambah dengan sebab ketaatan dan berkurang dengan sebab kemaksiatan.” Imam Ahmad berkata, “Iman bisa bertambah dan bisa berkurang. Ia bertambah dengan melakukan amal, dan ia berkurang dengan sebab meninggalkan amal.” Imam Bukhari mengatakan, “Aku telah bertemu dengan lebih dari seribu orang ulama dari berbagai penjuru negeri, aku tidak pernah melihat mereka berselisih bahwasanya iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan berkurang.” 

B.    MAKNA AMAL
          Secara bahasa "amal" berasal dari bahasa Arab yang berarti perbuatan atau tindakan, sedangkan saleh berarti yang baik atau yang patut. Menurut istilah, amal saleh ialah perbuatan baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya di dunia dan balasan pahala yang berlipat di akhirat.
         Pengertian amal dalam pandangan Islam adalah setiap amal saleh, atau setiap perbuatan kebajikan yang diridhai oleh Allah SWT. Dengan demikian, amal dalam Islam tidak hanya terbatas pada ibadah, sebagaimana ilmu dalam Islam tidak hanya terbatas pada ilmu fikih dan hukum-hukum agama. Ilmu dalam dalam ini mencakup semua yang bermanfaat bagi manusia seperti meliputi ilmu agama, ilmu alam, ilmu sosial dan lain-lain. Ilmu-ilmu ini jika dikembangkan dengan benar dan baik maka memberikan dampak yang positif bagi peradaban manusia
          Kata amal artinya pekerjaan. Dalam bahasa Arab kata amal dipakai untuk semua bentuk pekerjaan. Tidak seperti anggapan sebagian masyarakat Muslim, yang mengembalikan kata amal dengan kata ibadah dan memahaminya sebatas kegiatan ritual seperti pergi ke masjid, membaca Alquran, shalat, puasa, haji, zakat, sedekah, dan sebagainya.
          Dalam Alquran, kata amal terbagi kepada 'amalus-shalih (pekerjaan baik) dan 'amalun ghairus-shalih (pekerjaan yang tidak baik). 'Amalun ghairus-shalih disebut pula dengan 'amalus-sayyi-ah (amal salah), termasuk pula ke dalam kategori ini 'amalus-syaithan (pekerjaan setan) dan 'amalus-mufsidin (pekerjaan pelaku kebinasaan). Umat Islam diperintah melakukan 'amalus-shalih dan wajib menjauhi 'amalus-sayyi-ah.
Ada firman Allah SWT,
 مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِنْهَا ۖ وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى الَّذِينَ عَمِلُوا السَّيِّئَاتِ إِلَّا مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

________________________________________
          Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.  (Al-Qasas: 84).

C.    KEDUDUKAN IMAN DALAM ISLAM
      Iman dalam Islam menempati posisi amat penting dan strategis sekali. Karena iman adalah asas dan dasar bagi seluruh amal perbuatan manusia. Tanpa iman tidaklah sah dan diterima amal perbuatannya. Firman Allah SWT dalam Qur’an Surat An-Nisa’ 124
وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَٰئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا

________________________________________
“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal shaleh baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun. (An-Nisa’ 124)
  Juga dalam Qur’an Surah Al-Isra’ 19
وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَىٰ لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَٰئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا

________________________________________
       Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik. (Surah Al-Isra’ 19)

        Dan disebutkan juga dalam hadits dari Al-Bara’ ibn ‘Azib Radhiyallahu ‘Anhu bahwa ada seorang kafir datang dengan bertopeng sambil membawa sepotong besi kemudian memohon kepada Rasulullah SAW agar diperkenankan pergi bersama kaum Muslimin untuk ikut berperang. Maka beliau bersabda kepadanya “Masuklah Islam kemudian pergilah berperang!” Lalu ia pun masuk Islam dan ikut pergi berperang sehingga terbunuh. Nabi SAW bersabda “Dia beramal sedikit tetapi dibalas dengan pahala yang banyak.” .

BAB III
PENUTUPAN

A.    KESIMPULAN
          Berdasar penjabaran yang telah disampaikan, bahwa keimanan manusia telah Allah tulisakan dalam Al-Quran dan telah disebutkan pula As-Sunnah. Tingkat keimanan seseorang berbeda-beda. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa keimanan seorang dapat berubah menjadi lebih baik melalui beberapa tingkat, mulai dari dasar hingga tingkatan yang lebih tinggi. Namun karena keimanan seseorang dari hati, terkadang iman ini dapat naik ataupun turun. Tetapi, apabila masing-masing dari kita dapat beristiqomah insyallah iman kita akan tetap terjaga.

DAFTAR PUSTAKA

http://tafsirq.com/4-an-nisa/ayat-124/Surah Al-Isra’ 19/ Al-Qasas: 84/ l Fath  : 48
Amidjaja, Tisna. 1992. Iman, Ilmu dan Amal. Jakarta : Rajawali.
Tim Ahli Tauhid. 1998. Kitab Tauhid 2. Jakarta : Yayasan Al – Sofwa
https://serbasejarah.files.wordpress.com/2010/02/asas-asas-islam.pdf  (SELASA ; 28-02-2017)