--> MAKALAH KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN DI TINJAU DARI SUDUT GURU DAN SISWA | KUMPULAN MAKALAH

Berbagi Tugas Sekolah Makalah dan Referensi

Thursday, July 21, 2016

MAKALAH KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN DI TINJAU DARI SUDUT GURU DAN SISWA

| Thursday, July 21, 2016
A. Pendahuluan 

          Kepemimpinan bukan ditentukan seseorang atau beberapa atau beberapa orang saja, melainkan hasil bersama antara orang pemimpin dengan orang yang dipimpinnya. Pemimpin tidak akan efektif apabila tidak ada partisipasi bawahan. untuk mengavaluasi efektifitas kepemimpinan sering dikaitkan dengan konsekuensi dan tindakan - tindakan pemimpin tersebut bagi para pengikutnya dan para stakeholder lainnya.
            Sekolah dapat mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, sekolah disebut efektif jika sekolah tersebut dapat mencapai apa yang telah direncanakan. Pengertian umum sekolah efektif juga berkaitan dengan perumusan apa yang harus dikerjakan dengan apa yang telah dicapai. Sehingga suatu sekolah akan disebut efektif jika terdapat hubungan yang kuat antara apa yang telah dirumuskan untuk dikerjakan dengan hasil-hasil yang telah dicapai oleh sekolah, sebaliknya sekola dikatakan tidak efektif bila hubungan tersebut rendah.
              Pada sekolah efektif seluruh siswa tidak hanya yang memiliki kemampuan tinggi dalam belajar tetapi juga memiliki kemampuan intelektualitas yang dapat mengembangkan dirinya sejauh mungkin jika dibandingkan dengan kondisi awal ketika mereka baru memasuki sekolah.
             Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa penyusun makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa penyusun nanti dalam upaya ecaluasi diri. Dan kami hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidak sempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat bahkan hikmah bagi penulis dan pembaca. 
B. Pembahasan
1. Kepemimpinan dalam pendidikan di Tinjau dari Sudut Guru dan Siswa 
                Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang diorganisir menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan. Kepemimpinan adalah individu di dalam kelompok yang memberikan tugas pengarahan pengorganisasian yang relavan dengan kegiatan-kegiatan kelompok. Kepemimpinan pendidikan dapat diartikan sebagai usahan Kepala  Sekolah dalam memimpin, mempengaruhi dan memberikan bimbingan kepada para personil pendidikan sebagai bawahan agar tujuan pendidikan pengajaran dapat tercapai melalui serangkaian kegiatan yang telah direncanakan. 
                Dari defenisi tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah sumbangan dari seseorang di dalam situasi-situasi kerja sama. Kepemimpinan dan kelompok adalah merupakan dua hal yang dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lain. Tak ada kelompok tanpa adanya kepemimpinan, dan sebaliknya kepemimpinan hanya ada dalam situasi intern kelompok. Seseorang tidak dapat dikatakan pemimpin, jika ia berada diluar kelompoknya harus berada di dalam suatu kelompok di mana ia memainkan peranan-peranan kegiatan-kegiatan kepemimpinannya. 
               Jadi, kepemimpinan pendidikan adalah suatu kualitas kegiatan-kegiatan dan integrasi di dalam situasi pendidikan. Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. 
                 Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. 
1. Tugas-tugas Kepemimpinan Pendidikan 
            Menurut pandangan demokrasi, kegiatan kepemimpinan pendidikan diwujudkan sedemikian rupa sehingga tugas-tugas pokok dibawah ini terealisir : 
a. Membantu orang-orang di dalam masyarakat sekolah merumuskan tujuan-tujuan pendidikan. 
b. Memperlancar proses belajar mengajar dengan mengembangkan pengajaran yang lebih efektif. 
c. Membentuk/membangun suatu unit organisasi yang produktif
d. Menciptakan ilklim di mana kepemimpinan pendidikan dapat bertumbuh dan berkembang. 
e. Memberikan sumber-sumber yang memadai untuk pengajaran yan efektif 
              Tugas-tugas diatas merupakan tolak ukur untuk menguji efektifitas kepemimpinan seseorang, dan dapat dirumuskan dengan hubungan "Jika maka" Jika kepemimpinan disekolah efektif, maka : 
a. Orang-orang memperoleh sumbangan yang berharga dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan. 
b. Berlangsung pengajaran yang efektif 
c. Orang-orang yang mengenal diri mereka sebagai penyumbang yang bertanggung jawab terhadap suatu organisasi yang produktif. 
d. Terciptanya suasana yang kondusif (berguna) untuk pertumbuhan orang -orang yang bekerja di dalamnya, 
e. Bertambahnya sumber-sumber yang kaya dimanfaatkab kedalam situasi belajar mengajar. 
              Untuk mencapai sekolah yang  efektif, guru yang mengajar disekolah tersebut harus memiliki kompetensi serta komitmen yang tinggi, bukan hanya sebagai pengajar tetapi juga sebagai pendidik. Guru memiliki peran penting dalam mencerdaskan anak bangsa. Untuk mengetahui semua harapan itu, maka sekolah harus melakukan kegiatan evaluasi secara berkala, jujur dan objektif. Jika hal demikian dapat dilaksanakan dalam sekolah maka sekolah tersebut akan mendapatkan dari orang tua dan masyarakat. Dengan kepercayaan itulah sekolah akun dapat dibangun menjadi intitusi yang kuat dan martabat. 
                 Pada sekolah efektif seluruh siswa tidak hanya yang memiliki kemampuan tinggi dalam belajar tetapi juag memiliki kemampuan intelektualitas yang dapat mengembangkan dirinya sejauh mungkin jika dibandingkan dengan kondisi awal ketika mereka baru memasuki sekolah. Harapan ini sedikit berbeda dengan kenyataan yang memfokuskan efektifitas sekolah pada penguasaan kemampuan intelektual yang tercermin dari hasil Nilai Ujian Akhir yang hanya menilai aspek intelektualitas tanpa dapat mengukur hasil belajar siswa dalam kepribadian secara utuh. Sekolah yang efektif pastinya akan menjadi sekolahan yang diserbu oleh banyak calon siswa setiap awal tahun pelajaran dimulai. Peserta didik yang efektif sengat ditentukan oleh rumah dan sekolah yaitu rumah yang efektif dan sekolah yang efektif. 
             Guru profesional menurut suhertian, memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut : 
a. Memiliki kemampuan sebagai ahli dalam bidang mendidik dan mengajar 
b. Memiliki rasa tanggung jawab, yaitu mempunyai komitmen dan kepedulian terhadap tugasnya, dan 
c. Memiliki rasa kesejawatan dan menghayati tugasnya sebagai suatu karier serta menjunjung tinggi kode etik jabatan guru. 
            Menurut G.R Terry yang dikutif Maman Ukas, Bahwa tipe-tipe kepemimpinan ada 6 Yaitu : 
a. Tiipe kepemimpinan pribadi (personal Leadership). Dalam sistem kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan
b. Tipe kepemimpinan non pribadi (Non Personal Leadership). Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawas
c. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi harus ditaati. 
d. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertannggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan.  
e. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadeship). Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya. 
f. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogeninius leadership). Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan adanya sistem kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelompok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikut berkecimpung. 
2. Kepemimpinan Dalam Pelajaran Di Tinjau Dari Sudut Guru Dan Siswa.
            Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain tentang pencapaian prestasi ke arah tujuan organisasi. Secara luas defenisi kepemimpinan dikemukakan oleh Yukl menyatakan bahwa kepemimpian meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budanya. 
             Pembelajaran adalah proses interaksi Siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Di dalam proses pembelajaran terdapat usaha guru membantu siswa memperoleh ilmu dan pengetahuan, menguasi kemahiran dan tabiat, serta membentuk sikap dan karakter siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik. Dilihat dari deskripsi pembelajaran di atas, tampak bahwa peran guru sangatlah penting. 
            Secara spesifik, undang-undangan no.14 tentang guru dan dosen menjelaskan bahwa tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidilkan dasar dan pendidikan menengah. Berdasarkan peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2007 tentang Guru, dinyatakan bahwa untuk menjalankan Tugasnya, Kompetensi yang harus dimiliki oleh Guru adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. 
           Dalam menjalankan tugasnya tersebut, dengan segenap kompetensi yang dimilikinya, guru merupakan profesi yang menuntut penerapan konsep kepemimpinan yang unik. Keunikan tersebut dibentuk karena bawahan (menurut istilah Hersey dan Blanchard) adalah siswa, sekelompok manusia yang memiliki karakteristik tertentu. Selain itu, unsur situasi yang melingkupinya juga unik. Yaitu sekolah. Sekolah merupakan satuan organisasi unik. Organisasi ini tidaklah berdiri sendiri, tetapi merupakan satuan organisasi yang lebih luas (Depdiknas), dan hidup dalam komteks lingkungan sosial budaya dimana sekolah itu berada. Jika sekolah tersebut dibangun oleh organisasi masyarakat, tentu ada visi dan misi tertentu yang juga mempengaruhi organisasinya. 
        Manakala siswa belum dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Pada tahap ini di samping pengetahuan teori belajar mengajar, pengetauan tentang siswa, diperlukan pula kemahiran dan keterampilan teknik belajar, pengetahuan tentang siswa, diperlukan pula kemahiran dan keterampilan teknik belajar, misalnya : prinsip-prinsip mengajar, penggunaan alat bantu pengajaran, penggunaan metode mengajar, dan keterampilan menilai hasil belajar siswa. 
         Setelah melaksanakan proses pembelajaran, tahap terakhir pembelajaran adalah melaksanakan evaluasi. Yang dikerjakan guru dalam tahapan ini adalah memilih dan membuat soal sesuai dengan SKL dengan memperhatikan tingkat kesukaran dan tingkat pembeda, selanjutnya memeriksa jawaban , mengklarifikasi hasil-hasil penilaian, menafsirkan dan menyusun program tindak lanjut hasil penilaian. Dalam menjalankan semua tahapan pembelajaran tersebut, ada proses pengambilan keputusan yang harus dilakukan guu. Ketika mengambil pengambilan keputusan yang harus dilakukan guru. Ketika mengambil keputusan inilah guru berperan sebagai seorang pemimpin yang dituntut mampu membawa para siswanya mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan yang telah direncakan. 
            Dalam melaksanakan proses pembelajaran, tahapan yang dilakukan guru adalah : 
a. Membuka pelajaran 
b. Menyajikan Materi
c. Menggunakan media dan metode
d. Memotivasi siswa
e. Berinteraksi dengan siswa secara komunikatif 
f.  Menyimpulkan pelajaran 
g. Melaksanakan penilaian, dan tindakan lanjut 
             Faktor-faktor yang mempengatuhi kepemimpinan menjadi dua faktor besar yaitu faktot internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah fakor-faktor yang muncul dari diri pemimpin, sedangkan faktor ekskternal adalah faktor-faktor yang terkait dengan karakteristik bawahan dan situasi. termasuk didalamnya situasi organisasi dan sosial. 
          Faktor internal, sebagai seorang pribadi, pemimpin tentu memiliki karakter unik yang membedakannya dengan orang lain. Keunikan ini tentu akan berpengaruh pada pandangan dan cara ia memimpin sebagai individu, ada kompetensi yang terbentuk melalui proses pematangan dan pendidikan. Faktor Eksternal. 
           Faktor eksternal jika dikaitkan dengan formula Hersey dan Blachar, adalah faktor yang disebabkan oleh karakter bawahan, di dalamnya terkait dengan status sosial, Pendidikan, pekerjaan, harapan, ideologi, agama dll. Faktor-faktor itu tentu akan menentukan bagaimana pemimpin mengatur dan mempengaruhinya. Jika bawahan itu adalah siswa, maka pemimpin akan menjalankan pola kepemimpinan sesuai dengan karakter siswa. Karakter siswa pun akan berbeda-beda, ada belum dewasa sehingga pemimpin mendekatinya dengan pendekatan pedagogi, ada pula siswa sudah dewasa sehingga memerlukan pendekatan andragogi. Kepemimpinan kepala sekolah harus dapat menggerakkan dan memotivasi kepada : 
a. Guru, untuk menyusun program, menyajikan program dengan baik, melaksanakan evaluasi, melakukan analisis hasil belajar dan melaksanakan perbaikan dan pengayaan secara tertib dan bertanggung jawab. 
b. Karyawan, untuk mengerjakan tugas administrasi dengan baik, melaksanakan kebersihan lingkungan secara rutin, melaksanakan tugas pemeliharaan gedung dan perawatan barang-barang inventaris dengan baik dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. 
c. Siswa, untuk rajin belajar secara tertib, terarah dan teratur dengan penuh kesadaran yang berorientsi masa depan dan 
d. Orang tua dan masyarakat, agar mampu untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemitraan yang lebih baik agar partsipasi mereka terhadap usaha pengembangan sekolah makin meningkat dan dirasakan sebagai suatu kewajiban, bukan sesuatu yang membebani. 
C. Penutup 
         Dunia pendidikan adalah dunia guru, rumah rehabilitasi anak didik. Dengan sengaja guru berupaya mengerahkan tenaga dan pikiran kita untuk mengeluarkan anak didik dari terali kebodohan. Sekolah sebagai tempat pengabdian adalah bingkai perjuangan guru dalam keluruhan akal budi untuk mewariskan nilai-nilai ilahiyah dan mentraformasikan multinorma keselamatan duniawi dan ukhrowi kepada anak didik agar menjadi manusia yang berahlak mulia, cerdas, kreatif, dan mandiri, berguna bagi pembangunan bangsa dan Negara di masa mendatang. 
           bila diibaratkan seorang pemimpin didalam pendidikan dan pengajaran maka guru dan siswa/anak didik menjadi dua figur manusia yang selalu hangat dibicarakan dan tidak pernah ada absen dari agenda pembicaraan masyarakat. Guru tidak hanya disanjung dengan keteladanannya, tetapi ia juga dicaci maki dengan sains hanya karena kealpaannya berbuat kebaikan, maka kejahiliyaan itu bagai tetes air daun talas. Keburukan guru membimbing dan membina anak didik. Padahal warna perilaku anak didik yang buruk terkomsumsi dari multisumber. 
            Guru adalah figure manusia sumber yang menempati posisi, memimpin dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Kepemimpinan guru dalam pendidikan harus tegas dan baik. Guru adalah pemimpin bagi anak didiknya, dilembaga formal adalah dunia kehidupan guru banyak menghabiskan waktunya disekolah dan mengabdikan diri kepada anak didik, sisanya ada dirumah dan dimasyarakat. Oleh karena itu harus terbangun kepemimpinan yang tegas dan baik dari guru untuk anak didiknya dan anak didik terhadap dirinya untuk memimpin dirinya sendiri untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan kemuliannya guru meluruskan pribadi anak didik yang dinamis agar tidak membelok dari kebaikan. 

DAFTAR PUSTAKA 

Abdul, Wahab Aziz. 2008. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan
          Pendidikan. Alfabeta:Bandung. 
Maman, Ukas. 1999. Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. Ossa Promo: 
          Bandung. 
Miftah, Toha. 1990. Kepemimpinan Dalam Manjemen Suatu Pendekatan
          Perilaku. Rajawali Pers Jakarta. 
Mulyono. 2009. Education Leadership. UIN Press: Malang. 
Soemanto, Wasty dkk. 1960. Kepemimpinan Dalam Pendidikan. PT Usaha 
          Nasional : Surabaya. 
Suparlan. 2008. Membangun Sekolah Efektif. Hikayat Publishing: Yogyakarta
           

Related Posts

No comments:

Post a Comment