--> MAKALAH TENTANG : OBJEK DIDIK DAN SUBJEK DIDIK | KUMPULAN MAKALAH

Berbagi Tugas Sekolah Makalah dan Referensi

Saturday, February 11, 2017

MAKALAH TENTANG : OBJEK DIDIK DAN SUBJEK DIDIK

| Saturday, February 11, 2017
KATA PENGANTAR 

           Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita kesempatan dan kesehatan dan shalawat bertangkaikan salam kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan kita yang telah memberikan petunjuk bagi penulis sehingga penulis bisa menyusun makalah yang berjudul "Objek Didik dan Subjek Didik". Terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan arahan kepada penulis sehingga penulis bisa menyusun makalah ini 
              Penulis sadar bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan dari para audiens dan Dosen pembimbing supaya karya ilmiah penulis ini lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. 


OBJEK DIDIK DAN SUBJEK DIDIK 

A. Pendahuluan 
             Membicarakan pendidikan tidak terlepas dari pembicaraan atau mengupas masalah-masalah yang terlibat atau terkait dengan proses pendidikan. 
               Pendidik harus mampu memperlihatkan bahwa ia mampu mandiri, tidak bergantung kepada orang lain. Ia harus membentuk dirinya sendiri. 
               Demikian pula dengan peserta didik, ia tidak hanya sekedar objek pendidikan, tetapi pada saat-saat tertentu ia kan menjadi subjek pendidikan. hal ini membuktikan bahwa posisi peserta didikpun tidak hanya sekedar pasif laksana cangkir kosong yang siap menerima air kapan dan  dimanapun. akan tetapi peserta didik harus aktif, kreatif dan dinamis dalam berinteraksi dengan gurunya, sekaligus dalam upaya pengembangan keilmuannya. 
              Objek didik adalah sesuatu yang menjadi sasaran pembicaraan. Sedangkan subjek didik adalah pelaku pokok pembicaraan, mata pelajaran atau sesuatu yang menjadi pusat pengamatan. 
              Oleh sebab itu, pemakalah akan membahas lebih lanjut tentang Objek Didik dan Subjek Didik. Pemakalah menyadari masih banyak kesalahan dalam makalah ini, baik dari segi penulisan ilmiahnya maupun dari segi isinya. 
              Oleh karena itu, pemakalah sangat mengharapkan saran dan bimbingan terutama dari ibu Dosen pembimbing dan pembaca lainnya, demi kebaikan makalah ini untuk selanjunya. 

B. Pembahasan 
           Sebelum mengkaji objek dan subjek didik maka, terlebih dahulu pemakalah mengemukakan apa itu objek dan subjek didik? 
           Objek didik adalah sesuatu yang menjadi sasaran pembicaraan. Sedangkan subjek didik adalah pelaku pokok pembicaraan, mata pelajaran atau sesuatu yang menjadi pusat pengamatan. 
             Pendidikan pada umumnya bisa terlaksana karena adanya berbagai unsur seperti subjek didik, pendidik, kurikulum, pengelola, pembiayaan, dan sebagainya.Yang dimaksud subjek disini adalah murid, pelajar, santri, atau peserta didik. Disebut sebagai subjek didik karena mereka yang mengalami secara langsung, yaitu proses berubah dan mengalami proses yang menjadi.
I. Peserta Didik 
             Peserta didik memiliki banyak istilah, diantaranya adalah murid yang berasal dari bahasa Arab 'arada, yu'ridu 'iradatan, muridan, yang berarti orang yang menginginkan (the willer), dan menjadi salah satu sifat Allah SWT yang berarti Maha Menghendaki. 
               Pengertian murid dapat dimengerti karena seorang murid adalah orang yang menghendaki agar mendapatkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dan kepribadian yang baik untuk bekal hidupnya agar berbahagia dunia dan akhirat dengan belajar yang sungguh-sungguh. 
               Selain kata murid, subjek didik juga dapat berupa kata al-tilmidz yang juga berasal dari bahasa Arab yang berarti pelajar di madrasah. Selanjutnya terdapat pula kata al-mudarris yang berasal dari bahasa arab, ad-darasa yang berarti orang yang mempelajari sesuatu. Kata ini dekat dengan kata madrasah, namun dalam praktiknya tidak demikian.
              Ketiga kata tersebut lebih identik dengan pelajar di tingkat dasar dan lanjutan. karena semua itu menggambarkan sebagai orang yang baru belajar, belum memiliki wawasan dan masih amat bergantung kepada guru dan belum menggambarkan kemandirian. Ia masih memerlukan masukan berupa pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan lain sebagainya, sehingga masih banyak memerlukan bimbingan.
              Selanjutnya kata thalaba, yatlaban, thalibun yang berarti orang yang mencari sesuatu.Pengertian ini dapat dipahami karena seorang pelajar adalah orang yang mencari ilmu pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dan pembentukan kepribadiannya untuk bekal kehidupannya di masa depan agar berbahagia dunia dan akhirat. Kata ini lebih digunakan untuk pelajar diperguruan tinggi atau mahasiwa. Penggunaan kata at-thalib dapat dimengerti karena seorang mahasiswa sudah memiliki bekal pengetahuan dasar yang ia peroleh dari tingkat dasar. Dengan bekal tersebut, ia diharapkan mampu mencari, menggali dan mendalami bidang keilmuan yang diminatinya.
             Dengan demikian. at-thalib, seorang murid yang lebih bersifat aktif, kreatif  dan tidak banyak bergantung kepada guru, Bahkan dalam beberapa hal ia dapat meringkas, mengkritik, dan menambahkan imnformasi yang disampaikan oleh guru atau yang lebih dikenal sebagai dosen atau supervisor.
            Istilah lain yang berhubungan dengan subjek didik adalah al-muta'allim yang berarti orang yang mencari ilmu pengetahuan. Istilah ini lebih banyak digunakan oleh para ulama pendidikan dari istilah lain.
            Peserta didik merupakan "raw material" atau bahan mentah di dalam proses transformasi yang disebut dengan pendidikan. Dalam pengertian masalah dalam proses belajar atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaanya.
           Selaku priadi yang memiliki ciri khas dan otonomi, ia ingin mengembangkan diri (mendidik diri) secara terus-menerus guna memecahkan masalah - masalah hidup yang dijumpainya sepanjang hidupnya.
            Maka anak didik dicrikan sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan pengarahan.
           Jadi, anak didik adalah yang menjadi sasaran pendidikan,pihak yang didik dan diarahkan, dipimpin dengan berbagai nilai-nilai kebaikan, ilmu pengetahuan dan keterampilan agar benar-benar menjadi manusia yang hidupnya.
           Maka anak didik dicirikan sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan pengarahan.
          Jadi, anak didik adalah yang menjadi sasaran pendidikan, pihak yang dididik dan diarahkan, dipimpin dengan berbagai nilai-nilai kebaikan, ilmu pengtahuan dan keterampilan agar benar-benar manusia yang berbudi.

2. Ciri Khas Peserta Didik
         Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik adalah
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis, sehingga merupakan insan yang unik
         Anak sejak lahir telah memiliki potensi-potensi yang ingin dikembangkan dan diaktualisasikan. Untuk mengaktualisasikan membutuhkan bantuan dan bimbingan.
b. Individu yang sedang berkembang
         Perkembangan disini adalah perubahan yang terjadi dalam peserta didik secara wajar, baik kepada diri sendiri maupun kepada arah penyesuaian dengan lingkungan.
c.Individu yang membutuhkan  bimbingan individual dan perlakuan manuasiawi
          Dalam proses perkembangan peserta didik membutuhkan bantuan dan bimbingan, dimana di dalam diri peserta didik ada dua gejala, yaitu :
           pertama, keadaan yang tidak berdaya menyebabkan ia membutuhkan bantuan. Hal ini merupakan kewajiban orang tua untuk membantunya.
            Kedua, adanya kemampuan untuk mengembangkan dirinya, hal ini membutuhkan bimbingan
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri
            Dalam perkembangan peserta didik ia memiliki kemampuan untuk berkembang ke arah kedewasaan

3. Karakteristik anak didik/peserta didik
   a. Belum memiliki pribadi dewasa sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik.
   b. Masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya, sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik.
c. Sebagai manusia memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara terpadu, menyangkut seperti kebutuhan biologis, rohani, sosial, intelegasi, emosi, kemampuan berbicara, perbedaan individual dan sebagainya.

4. Pembelajaran
            Dalam pembelajaran, peserta didik dapat dipandang objek didik, subjek didik dan sebagai subjek dan objek sekaligus. Dalam pendangan konvensiona, peserta didik dipandang sebagai objek didik, ialah sebagai wadah yang harus diisi dengan pengetahuan dan keterampilan. Peserta didik diperlakukan pasif, ia harus menerima semua yang harus diberikan guru.
           Dalam pandangan modren, peserta didik dipandang sebagai subjek yang memiliki potensi terdiri, ia katif mengembangkan potensinya, ia merespon, bertanya dan menanggapi keterangan guru pada saat berlangsungnya pembelajaran. Guru berfungsi sebagai fasilitator, menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga peserta didik terjadi proses belajar.
C. Penutup
         Objek didik adalah sesuatu yang menjadi sasaran pembicaraan. sedangkan subjek didik adalah pelaku pokok pembicaraan, mata pelajaran atau sesuatu yang menjadi pusat pengamatan.
         Peserta didik yang berstatus sebagai subjek didik yang menurut pandangan modren cenderung menyebut demikian karena peserta didik (tanpa pandangan usia) adalah sebagai objek atau sarana pendidikan melainkan juga mereka harus diperlukan sebagai subjek pendidikan diantaranya dengan cara melibatkan peserta didik dalam memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
          Jadi, anak didik adalah yang menjadi sasaran pendidikan, pihak yang dididik dan diarahkan, dipimpin dengan berbagai nilai -nilai kebaikan, ilmu pengetahuan dan keterampilan agar benar-benar menjadi manusia yang berbudi.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Saiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,
         Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000.
Fajri, Em Zul dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, tth, Difa Publisher, 2008
Hasbullah, Dasar-Dasar Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008.
http://Deryjamaluddin.page.tl/peserta-didik/sudut pemikiran sikecil.com/31/01/2014.
http:/afdholhanaf.wordpress.com/2012/100/19/konsep-pendidikan-berorientasi-pada-problem-subyek-didik/
Nata, Abuddin, Perpektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru dan Murid, 
          Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 2001.
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Padang : Kalam Mulia, 1990. 
Rosyadi, Khoirun, Pendidikan Profertik, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004.
Sufa, S.L La dan Umar Tirtarahardja, Pengantar Pendidikan, Jakarta : PT. Andi Mahasatya, 2005
Syafaruddin, Ilmu Pendidikan ; Perspektif Baru Rekontruksi Budaya Abad XII, Bandung : Cita Pustaka Setia, 2005.

Related Posts

No comments:

Post a Comment