--> MAKALAH TENTANG : UPAYA ORANGTUA DALAM MENGHADAPI KESULITAN BELAJAR BAGI ANAK | KUMPULAN MAKALAH

Berbagi Tugas Sekolah Makalah dan Referensi

Wednesday, February 22, 2017

MAKALAH TENTANG : UPAYA ORANGTUA DALAM MENGHADAPI KESULITAN BELAJAR BAGI ANAK

| Wednesday, February 22, 2017
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
         Kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-NYA, sehinggga kami penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tidak lupa shalawat serta salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya di jalan yang benar.
      Kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam penyusunan makalah ini.Makalah ini kami susun berdasarkan tugas dari mata kuliah Diagnosis Kesulitan belajar yang berjudul “Upaya Orangtua dalam menghadapi Kesulitan Belajar bagi Anak”.
       Penyusunan makalah ini salah satunya bertujuan memberi informasi kepada para mahasiswa Diagnosis Kesulitan belajar .
        Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Penyusun juga meminta maaf apabila banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...............................................................................................................................      i
Daftar Isi .......................................................................................................................................       ii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................        1
A.    Latar Belakang ......................................................................................................................      1
B.    Rumusan Masalah ................................................................................................................. .     2
C.    Tujuan Masalah ......................................................................................................................      2
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................................     3
1.    Pengertian Orangtua ................................................................................................................     3
2.    Tanggung jawab Orangtua terhadap Anak  ...............................................................................     4
3.    Program bimbingan dan latihan bagi Orangtua ..........................................................................     6
4.    Peranan Orangtua dalam mengatasi Kesulitan Belajar Anak ........................................................    8
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... .   13
A.    Kesimpulan ........................................................................................................................... .    13
B.    Saran .....................................................................................................................................     13
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................   14

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
          Kesulitan belajar memang sering terjadi dalam kegiatan belajar anak, oleh karena itu diperlukan upaya dari orang tua untuk mengatasinya.Demikian juga yang terjadi di Desa Ngantru Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung adalah anak didik banyak yang mengalami kesulitan belajar.Hal itu karena sikapnya yang kurang wajar seperti acuh tak acuh terhadap belajar atau tidak adanya minat untuk belajar di rumah, lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar dan selalu tertinggal dengan teman-temanya dalam mengerjakan soal-soal.
        Orangtua mempunyai banyak waktu untuk bergaul dengan anak sehingga mereka dapat lebih leluasa untuk melakukan observasi perilaku anak bila dibandingkan dengan guru, dokter, atau konselor.Oleh karena itu, melatih orangtua untuk menggembangkan keterampilan, melakukan oobservasi perilaku anak merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat sebagai upaya membantu anak berkesulitan belajar.Hasil observasi orangtua dapat dilaporkan kepada guru, dokter, atau konselor sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pemecahan masalah kesulitan belajar anak. Adapun perilaku anak yang perlu diobservasi oleh orangtua antara lain adalah yang berkaitan dengan kemampuan anak bermain bersama kakak atau adiknya, jenis permainan yang disukai, kebiasaan makan, kebiasaan tidur, dan benda atau peristiwa yang ditakuti anak.
Orang tua diakui bahwa orang tua sangat berperan penting dalam belajar anak.pola asuh orang tua, fasilitas belajar yang disediakan, perhatian dan motivasi merupakan dukungan belajar yang harus diberikan orang tua untuk kesuksesan belajar anak.

B. Rumusan Masalah
1.    Apa itu Pengertian Orangtua?
2.    Apa saja Tanggung jawab Orangtua terhadap Anak?
3.    Bagaimana Program Bimbingan dan Latihan bagi Orangtua?
4.    Bagaimana Peranan Orangtua dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Anak?
C. Tujuan Masalah
1.    Agar Mengetahui Pengertian Orangtua
2.    Agar Mengetahui Tanggung jawab Orangtua terhadap Anak
3.    Agar Mengetahui Program Bimbingan dan Latihan bagi Orangtua
4.    Agar Mengetahui Peranan Orangtua dalam mengatasi Kesulitan Belajar Anak

BAB II
PEMBAHASAN

1.    Pengertian Orang Tua
         Orang tua adalah orang yang terdiri atas dua orang yang berlawanan jenis dan biasanya disebut ayah dan ibu.Hal ini sesuai dengan arti dalam kamus bahasa Indonesia, bahwa orang tua adalah orang yang sudah tua atau ayah dan ibu.
         Sedangkan menurut Purwanto, orang tua (ayah dan ibu) adalah pendidik yang terutama dan yang sudah semestinya.Merekalah pendidik asli, yang menerima tugas dan kodrat dari Tuhan untuk mendidik anak-anaknya. Jadi orang tua adalah unsur utama dalam keluarga yang pembentukanya bermula dari terciptanya hubungan antara seorang laki-laki dan perempuan melalui sebuah perkawinan. Dari situlah kemudian lahir anak kemudian ia menyebut keduanya sebagai orang tua yang membesarkan dan mendidiknya.
        Istilah orang tua atau keluarga dalam sosialisasi menjadi salah satu bagian ikon yang mendapat perhatian khusus, keluarga dianggap penting sebagai bagian bagi masyarakat secara umum. Individu terbentuk karena adanya orang tua dan dari keluarga pada akhirnya akan membentuk masyarakat, sedemikian penting peran orang tua atau posisi keluarga dalam pembentukan masyarakat.
        Dari definisi tersebut secara umum dapat diambil pengertian bahwa orang tua atau keluarga adalah:
a.    Merupakan kelompok kecil yang umumnya terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak.
b.    Hubungan antar keluarga dijiwai oleh suasana afeksi dan rasa tanggung jawab.
c.    Hubungan sosial di antara anggota keluarga relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan  atau adopsi.
     Umumnya orang tua berkewajiban memelihara, merawat, dan melindungi anak dalam rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial.
2.    Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak
        Orang tua atau keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan.Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.
        Perkembangan kehidupan seorang anak salah satunya ditentukan oleh orang tua, maka tanggung jawab orang tua terhadap anak sangatlah penting bagi masa depan anak, karena seorang anak pertama tumbuh dan berkembang bersama orang tua dan sesuai tugas orang tua dalam melaksanakan peranya sebagai penyelenggara pendidikan yang bertanggung jawab mengutamakan pembentukan pribadi anak.
Tanggung jawab orang tua terhadap anak di antaranya adalah sebagai berikut:
a.  Memelihara dan membesarkan anak. Ini adalah bentuk yang paling sederhana dari tanggung jawab setiap orang tua dan merupakan dorongan alami untuk memepertahankan kelangsungan hidup manusia.
b.   Melindungi dan menjamin kesamaan, baik jasmaniah maupun rohaniah, dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dengan falsafat hidup dan agama yang dianutnya.
c.  Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin yang dapat dicapainya.
d.    Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan pandangan dan tujuan hidup muslim.
    Berkaitan dengan masalah pendidikan, maka orang tua atau keluarga merupakan tempat untuk meletakkan pondasi dasar pendidikan bagi anak-anaknya, maksudnya pendidikan di lingkungan keluarga merupakan peletakan dasar bagi perkembangan anak untuk selanjutnya, dengan demikian lingkungan yang diciptakan oleh orang tuanyalah yang menentukan masa depanya, oleh karena itu orang tua berkewajiban untuk menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis dan berkewajiban memberikan didikan dan bimbingan kepada anak-anak, sebab merekalah yang mempunyai tanggung jawab terhadap pendidikan anak-anak dalam menjalin hubungan dengan orang tua, guru perlu memahami bahwa ada berbagai reaksi para orangtua terhadap anak mereka yang berkesulitan belajar. Menurut Lerner  ada 3 macam reaksi orangtua pada anak mereka yang berkesulitan belajar, yaitu :
1.    Menolak atau tidak dapat menerima kenyataan
2.    Kopensasi yang berlebihan
3.    Menerima anak sebagaimana adanya.
         Sikap menolak atau tidak dapat menerima kenyataan sering diperlihatkan dalam bentuk adanya sayang – benci dan menerima dan menolak anak.Hubungan sayang – benci merupakan sikap ambivalensi, kadang – kadang sayang kadang – kadang benci terhadap anaknya yang tergolong kesulitan belajar.Begitu pula dengan sikap menerima – menolak orangtua disuatu saat dapat menerima anak sebagaimana adanya tetapi disaat lain menolak.Sikap orangtua yang membenci dan menolak anak berkesulitan belajar tidak hanya dapat menghambat anak untuk menyesuaikan diri dengan kesulitannya, tetapi juga menghambat komunikasi didalam keluarga sehingga pada gilirannya dapat menimbulkan rasa tidak aman pada anak.Bentuk reaksi kompensasi yang berlebihan tampak dari kecendrungan orangtua untuk bersikap tidak realistic, kaku atau keras dan memberikan perlindungan yang berlebihan.Orangtua semacam ini sering memperlihatkan semangat yang berlebihan, memberikan latihan secara terus menerus, dan mengharapkan anaknya dapat menjadi superior.Sikap orangtua semacam ini dapat mengakibatkan anak menjadi cemas berlebihan sehingga pada gilirannya menghambat percapaian prestasi belajar yang optimal.
        Menurut Mercer , sikap menerima anak apadanya adalah tahapan akhir dari penyesuaian akhir orangtua dalam menghadapi anaknya yang kesulitan belajar. Ada lima tahap penyesuaian orangtua dalam menghadapi anaknya yang mengalami kesulitan belajar, yaitu:
1.    Menyadari adanya masalah
2.    Mengenal masalah
3.    Mencari Penyebab
4.    Mencari penyembuhan
5.    Menerima anak apa adanya.
        Perlu tidaknya orangtua menjadi guru bagi anak mereka dirumah tergantung pada berbagai keadaan.Jika orangtua mampu menjalin hubungan yang baik dengan anak, menguasai bahan pelajaran dan metode pengajarannya, dan memiliki waktu untuk mengajar, ada baiknya orangtua menjadi guru bagi anak mereka dirumah.Tetapi jika orangtua menjadi, tegang, frustasi, kecewa, atau tidak sabar pada saat mengajar, orangtua semacam ini sebaiknya tidak menjadi guru bagi anak mereka dirumah. Beberapa pertimbangan lain untuk memutuskan apakah orangtua perlu mengajarkan bidang akademik kepada anak dirumah adalah kemungkinan waktu anak untuk bermain menjadi kurang, kemungkinan menimbulkan perasaan iri pada anak yang lain, dan apakah pengajaran tersebut dapat menyenangkan anak atau tidak.
3. Program bimbingan dan latihan bagi Orangtua
A. Program Bimbingan bagi orangtua
       Menurut Mc.Dowell seperti dikutip oleh Mercer (1979) ada dua macam pendekatan dalam memberikan bimbingan bagi orangtua yaitu, pendekatan informasional dan pendekatan psikoterapeutik.Pendekatan informasional menekankan pada penyediaan pengetahuan bagi orangtua tentang kesulitan belajar anak.Mercer mengemukakan contoh pendekatan ini dengan suatu pertemuan berangkai yang diselenggarakan oleh Mc Whither.Sekolah menyelenggarakan suatu rangkaian pertemuan bagi orangtua anak berkesulitan belajar dan kepada mereka diberikaan informasi tentang anak berkesulitan belajar dan latihan untuk menanggulanginya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertemuan – pertemuan semacam itu sangat berharga bagi orangtua.
         Pendekatan psikoterapeutik memusatkan perhatian pada usaha membantu orangtua memahami konflik keluarga dan gangguan emosional yang disebabkannya. Menurut Abrams dan Kaslow seperti dikutip oleh Mercer ada beberapa macam strategi pemberian bantuan bagi anak berkesulitan belajar seperti dikemukakan dibawah berikut ini
1.    Hanya interpensi pendidikan
       Strategi ini ditujukan kepada anak berkesulitan belajar tanpa gangguan emosional yang memiliki keluarga stabil dan harmonis
2.    Hanya Terapi Individual
         Strategi ini ditunjukkan kepada anak berkesulitan belajar yang orangtuanya memiliki gangguan yang sulit disembuhkan seperti orangtua yang berkecandu obat, peminum alcohol, psikotik, atau yang menolak anak
3.    Bimbingan kelompok orangtua
       Strategi ini untuk orangtua yang baik, yang dirasakan akan memperoleh keuntungan dari pertemuan kelompok yang berupaya memecahkan masalah berkesulitan belajar anak- anak mereka.
4.    Terapi Individual dan tutorial
       Strategi untuk anak berkesulitan belajar yang membutuhkan intervensi akademik yang sistemati dan orang tuanya memiliki ganguan yang sulit disembuhkan
5. terapi bersamaan anak dan orang tua dengan pemberi terapi yang berbeda
        Strategi ini digunakan jika pemberian terapi kepada anak dan orangtua secara bersamaan dapat menimbulkan kecemasan atau perasaan tertekan.
6.terapi bersamaan anak dan orang tua dengan pemberi terapi yang sama.
        Strategi ini tepat digunakan jika orang tua dan anak dapat menjalin interaksi koperaktif.
7.terapi keluarga yang terdiri dari anak, orang tua, dan saudara2 kandung .
        Strategi ini tepat digunakan bagi keluarga yang dapat memecahkan masalah dengan menciptakan lingkungan sosial yang saling menunjang atau koperaktf
Strategi psikoterapi dapat dipandang sebagai strategi yang cendrung menekankan pada peran orang tua dalam memecahkan masalah emosional anak,  yang memandang perlu adanya perbaikan keseluruhan lingkungan keluarga.
B. Program latihan bagi orang tua
       Program ini ditujukan kepada orang tua untuk memperoleh keterampilan mengajar berinteraksi, dan mengelolah perilaku anak secara efektif dirumah. Menurut Mc dowell seperti dikutif oleh merces 1979 ada dua pendekatan program latihan bagi orang tua, yaitu (a) pendekatan komunikasi (b) pendekatan keterlibatan.
       Pendekatan komunikasi menekankan pada penyelengaraan komunikasi langsung antara orang tua dengan anak. Sedangkan pendekatan keterlibatan menenkan pada upaya pemecahan masalah praktis melalui kerja sama kelompok
        Dink meyer dan carloss seperti dikutip oleh marcess 1979 mengembangkan suatu strategi keterlibatan yang disebut ,C- group ‘’ yang membantu orang tua memecahkan masalah praktis melalui kerja sama, konsultasi, klarifikasi, konfrontasi, perhatian dan pengasuhan, kerahasiaan, dan tangung jawab pada perubahan. Dalam pendekatan ini orang tua diminta untuk menyajikan masalah-masalah praktis kepada kelompok dan kemudian mereka mencoba memecahkan masalah sesuai dengan saran yang dikemukakan oleh kelompok
4. Peranan Orang Tua dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Anak di Sekolah
        Orang tua sebagai pembimbing di rumah juga memegang peranan penting dalam hal mengatasi kesulitan belajar anak di samping peran guru di sekolah.Karena tidak jarang adanya fenomena faktor kemalasan anak belajar, karena keberadannya guru (kemampuan dan keprofesional-nya) sebagai pendidik tidak maksimal.Oleh karena itu, guru dapat menjadi penyebab kesulitan belajar apabila guru tidak berkualifed, baik dalam pemilihan metode yang digunakan atas dalam mata pelajaran yang dipegangnya tidak sesuai, sehingga kurang menguasai. Lebih-lebih, kalau kurang persiapan sehingga cara menerangkan kurang jelas dan sukar dimengerti anak/murid-muridnya.
         Hubungan orang tua atau guru dengan anak atau murid kurang baik, jika bermula dari sifat dan sikap guru/orang tua yang tidak di-senangi oleh anak/murid sendiri. Guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan belajar anak. Orang tua atau guru menuntut standar pelajaran di atas kemampuan anak didik.
Selain itu dapat juga dipengaruhi oleh factor lain diantaranyaadalah :
1)    Faktor Orang Tua
       Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anak-anaknya, mungkin acuh tak acuh dan tidak memperhatikan kemajuan belajar anak-anaknya, maka akan menjadi penyebab kesulitan belajarnya.
Orang tua yang bersifat kejam, otoriter akan menimbulkan mental yang tidak sehat. Hal ini akan berakibat anak tidak tenteram, tidak senang di rumah, ia pergi mencari sebayanya, hingga lupa belajar, yang sebenarnya orang tua mengharapkan anaknya pandai dan berhasil.Sifat hubungangan orang tua dengan anak sering dilupakan, sementara faktor ini terpenting sekali dalam menentukan kemajuan belajar anak.
Yang dimaksud hubungan adalah kasih sayang penuh perhatian/ pengertian dan kebencian atau sikap keras acuh tak acuh, memanjakan dan lain-lain. Kasih sayang orang tua dapat menimbulkan mental yang sehat bagi anak, begitu pula kurangnya kasih sayang, akan menimbul-kan emosional inssecurity, demikian juga sikap keras, kejam, acuh tak acuh yang dari orang tua dapat berupa :
a.    Apakah orang tua sering meluangkan waktunya untuk bersenda gurau dengan anak-anaknya
b.    Biasakah orang tua membicarakan kebutuhan keluarga dengan anak-anaknya, karena orang tua itulah yang merupakan contoh terdekat dari anak-anaknya, sehingga segala yang diperbuat orang tua, disadari atau tidak akan ditiru oleh anak-anaknya.
       Oleh karena itu, sikap orang tua yang tidak baik, misalnya bermalas-malasan dan semacamnya, hendaklah dihindari dan buang jauh-jauh. Demikian pula belajar merupakan bimbingan dari orang tua agar sikap dewasa dan tanggung jawab tumbuh pada diri anak, karena orang tua yang sangat sibuk tentunya anak lebih banyak tidak mendapatkan perhatian, pengawasan dan bimbingan orang tua sehingga anak kemungkinan akan banyak mengalami kesulitan dalam belajar.
2)    Suasana Rumah/Keluarga
        Suasana keluarga yang sangat ramai atau gaduh tidak mungkin anak dapat belajar dengan baik, anak akan selalu terganggu konsentrasinya sehingga sukar untuk belajar. Demikian juga suasana rumah yang selalu tegang, selalu banyak cekcok di antara keluarga dan selalu banyak ditimpa kesedihan. Antara ayah dan ibu selalu cekcok atau selalu membisu akan mewarnai suasana keluarga yang melahirkan anak-anak tidak sehat mentalnya. Anak tidak tahan di rumah, akhirnya, keluyuran di luar rumah teman-temannya, menghasbiskan waktu untuk hilir mudik ke sana kemari, sehingga tidak mustahil kalau prestasi belajarnya menurun.
Untuk itu hendaknya suasana rumah selalu dibuat menyenangkan, aman, tenteram, damai dan harmonis, agar anak betah tinggal di rumah, keadaan ini akan banyak ,mengungtungkan bagi kemajuan belajar anak.
Keadaan ekonomi keluarga, faktor biaya juga merupakan faktor yang sangat memerlukan biaya, maka keluarga miskin akan merasa berat untuk mengeluarkan biaya yang bermacam-macam, seperti; keperluan sekolah dan lain-lain, karena uang yang ada bukan untuk sekedar dipakai berpoya-poya, melainkan hanya sekedar dipakai untuk keperluan anak sehari-hari, lebih-lebih jika keluarga tersebut memiliki banyak anak, maka akan lebih sulit lagi.
        Keluarga dengan keadaan ekonomi yang pas-pasan, tidak akan dapat menyediakan anak-anak mereka tempat belajar yang memadai, di mana tempat itu merupakan tempat untuk belajar yang efektif dan efisien. Keadaan ini sebaliknya dari keadaan yang lain, di mana keadaan/kemampuan ekonomi keluarga berlimpah ruah, mereka akan menjadi segan belajar karena terlarang banyak bersenang-senang, mungkin orang tua tidak tahan melihat anak-anaknya, belajar dengan susah payah, keadaan seperti ini pula akan dapat menghambat kemajuan belajar anak akibat kehidupan yang berlebih-lebihan.
beberapa upaya orang tua atau keluarga dalam mengatasi kesulitan belajar bagi anak, yaitu antara lain:
1.    Menyediakan fasilitas belajar
Fasilitas belajar sangat diperlukan untuk mengatasi kesulitan belajar anak. Fasilitas yang dimaksud disini adalah alat-alat yang nyata atau konkrit, seperti buku-buku, baik buku tulis maupun buku cetak, alat tulis, meja belajar, kamar belajar yang bersih, tidak ada bau-bauan yang mengganggu konsentrasi, serta ruangan yang terang juga tidak bising.
2.    Mengawasi kegiatan belajar dan waktu belajar
Memberi pengawasan dan penggunaan waktu belajar anak di sini maksudnya adalah mengawasi kegiatan anak ketika belajar atau bermain-main dan juga mengontrol kapan anak harus belajar dan berapa lama waktu belajarnya. Karena kurang lebih 18 jam sehari anak berada di rumah dan bergaul dengan orang tuanya. Oleh karena itu orang tua lebih banyak punya kesempatan untuk mengawasi belajar anaknya di banding gurunya di sekolah.
3.    Mengenali kesulitan-kesulitan belajar anak dan membantu mengatasinya
      Orang tua harus mengenali kesulitan belajar anak supaya orang tua dapat membantu anak dalam mengatasinya. Kesediaan orang tua mengatasi kesulitan belajar akan menumbuhkan perasaan dihargai pada diri anak dan anak akan merasa lega karena merasa bebanya terkurangi.
4.    Memberikan bimbingan
        Di dalam belajar anak membutuhkan bimbingan.Bimbingan ini memegang peranan yang snagat penting, anak yang mengalami kesulitan dalam belajar dapat ditolong dengan memberikan bimbingan belajar yang sebaik-baiknya. Tentu saja keterlibatan orang tua akan sangat mempengaruhi keberhasilan bimbingan tersebut.
5.    Motivasi dan dorongan dari orang tua atau keluarga
        Motivasi atau dorongan belajar mempengaruhi terhadap proses belajar anak. Dengan adanya motivasi dari orang tua ini, maka anak mengetahui dan menyadari kegunaan serta tujuan belajar, sehingga timbullah dalam diri anak hasrat belajar yang lebih baik.Motivasi dari orang tua bisa berupa memberi hadiah dan juga pujian.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
        Orang tua adalah orang yang terdiri atas dua orang yang berlawanan jenis dan biasanya disebut ayah dan ibu.Hal ini sesuai dengan arti dalam kamus bahasa Indonesia, bahwa orang tua adalah orang yang sudah tua atau ayah dan ibu.
         Perkembangan kehidupan seorang anak salah satunya ditentukan oleh orang tua, maka tanggung jawab orang tua terhadap anak sangatlah penting bagi masa depan anak, karena seorang anak pertama tumbuh dan berkembang bersama orang tua dan sesuai tugas orang tua dalam melaksanakan peranya sebagai penyelenggara pendidikan yang bertanggung jawab mengutamakan pembentukan pribadi anak.
        Beberapa upaya orang tua atau keluarga dalam mengatasi kesulitan belajar bagi anak, yaitu antara lain Menyediakan fasilitas belajar, Mengawasi kegiatan belajar dan waktu belajar, Mengenali kesulitan-kesulitan belajar anak dan membantu mengatasinya, Memberikan bimbingan, Motivasi dan dorongan dari orang tua atau keluarga.

B. Saran
    Seharusnya orangtua lebih memperhatikan anaknya sejak dini sehingga dapat mengetahui apabila terdapat kesulitan dalam belajar anak. Dan juga memberikan upaya yang benar sehingga dapat membantu anak tersebut dalam mengatasi kesulitannya

DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Mulyono, pendidikan bagi anak berkesulitan belajar, 2002
Daradjat, Zakiah,Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2008
Poerdarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1982
Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1993
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003

Related Posts

No comments:

Post a Comment