--> “ KAMU MAH GITU ORANGNYA” | KUMPULAN MAKALAH

Berbagi Tugas Sekolah Makalah dan Referensi

Saturday, May 23, 2015

“ KAMU MAH GITU ORANGNYA”

| Saturday, May 23, 2015

  Cerpen : Dwi Utami Panggabean
( SMA Negeri 6 Padangsidimpuan )

             Usi masih duduk menunggu di halte dekat sekolah. Entah siapa yang di tunggunya, sesekali matanya menatap liar ke kiri dan ke kanan seolah dia ingin mencari sesuatu. Dari sampingnya , tiba-tiba saja berdiri Dika sambil mengejutkan. “ Astaga, kau Dika! Ucap si usi sambil menampar lengan temannya.

    “ Pasti kau menunggu Yogi, bukan?

        “ Emangnya kenapa?. “ Ucap Usi malu-malu, “ Makanya kau itu terlalu baik Usi, Kau baiiiiiik..Sekali menurut penilaianku, Pulang sajalah Usi, nggak usah nunggu Yogi, aku kasihan melihatmu. Yogi itu orangnya sulit di tebak. Aku saja yang sudah lama mengenalnya, tidak  dapat menilai sikapnya, “ kata Dika  seperti menasehatinya.

         Usi hanya terdiam tertunduk. Sepatah kata pun  tidak keluar dari mulutnya. Terkadang ia menganggap Dika cemburu. Tapi ahh nggak mungkin, pikirnya pula. Dika kan temanku sejak kecil,malah dia menganggapku seperti adik kandungmnya. Pasti dia memang merasa kasihan pada ku, Ucap usi dalam hati.

         “ Begini aja Usi, dengarkan dulu yaa’’ Kau pulang saja, kan sudah sore masak cewek seperti mu belum pulang kerumah sejak siang tadi dari sekolah !! Nanti dipikir orang tua mu kamu knapa-napa, “ kata Dika.

         “ Oh Iya ! tapi gimana ya Dika, Aku kan sudah janji, Masak mau pulang !
    Tanpa menghiraukan, Ucapan Usi, Dika langsung mengontak HP nya. Dia agak menjauh dari Usi.

          “ Ehh Yogi! Kau ini gitu ya, sama Usi, tega kau ya, Masak sudah berjam-jam di tunguin kau nggak muncul-muncul, ucap Dika melalui Hp nya, “ seperti memarahi. Yogi menjawabnya biasa-biasa saja seolah-olah tidak ada masalah. Itu makanya terkadang Dika paling nggak suka dengan cara Yogi, “ Yogi sekarang katakan saja mau datang apa atau tidak. Terus terang ya, aku kasihan dengan si Usi kau perlakukan seperti itu, “ kata Dika sambil melirik kepada Usi, kemudian mematikan Hp nya. Ia mendekatinya, Usi tampak mulai kesal dari raut wajahnya.    Dika hanya diam sambiol berpikir-pikir, lalu duduk di sebelah Usi. Usi memang begitu orangya, kalau terus-terus dituruti omongannya, buntut-buntutnya pasti dia menangis. Jujur saja, aku paling nggak tega melihat perempuan menangis di hadapanku, pikir Dika dalam hati, Dia pun nggak sanggup membiarkan Usi duduk sendirian di halte ini.
   
    Dari kejauhan Nampak Yogi lari-lari ke arah mereka. Wajah Usi Nampaknya lesu. Sementara Dika sudah jengkel melihat Yogi yang mendekati mereka. Dengan geramnya Dika secepat kilat menarik tangan yogi yang menjauhi Usi, Mereka bertengkar, sedangkan Yogi biasa-biasa saja menanggapi kemarahan Dika.

        “ Begini ya Yogi. Aku paling nggak suka dengan caramu itu. Semestinya kau nggak perlu janjian sama Usi, sebelum kau memastikan untuk datang tadi, Ah, kau memang mengecewakan, “ kata Dika dengan nada bicara mulai menurun, sebab yang diajak bicara responnya biasa-biasa saja.

      “ Oh, gitu baiklah. Tapi lain kali jangan begitu ya? Kan banyak cara untuk mengatasinya agar urusan sekolah mu dengan urusan sengan Usi tidak jadi masalah, “ ucap Dika sambil menarik lagi tangan Yogi mendekati Usi.

         Mata Usi kembali basah, basah lagi, “ Yang …..hujan turun lagi!,, kata Dika menyendir Usi dengan menyanyikan lagu lama yang dipopulerkan Ratih Purwasih.

         “ Minta maaf aku Usi ya, aku terlambat datang, “ ucap Yogi senyum-senyum sambil menyodorkan tangannya. Usi nggak lama baru mau menyambut tangan teman dekatnya itu dengan senyum malu-malu Usi menghapus air matanya. “ Lumpuhkan ingatanku, bila itu tentang  dia, “ Ucap Usi sambil menyayikan lagu Geisha.

       “ Maaf, maaf! Aku salah Usi, lain waktu nggak terjadi lagi begini, “ bujuk Yogi”.

           “ Iyalah, Iyalah”. Ucap Usi. Mereka kembali rukun dan pergi. Sedangkan Dika sudah lebih dulu pemitan dan merasa lega temannya bisa baikan lagi.

           Yogi dengan Usi memang tidak satu sekolah, namun sekolah mereka berdekatan. Yogi memang banyak teman cewek maupun cowok-cowok di sekolahnya. Maklum dia seorang atlet, dan pernah menjuari olimpiade olahraga sampai tingkat propinsi. Sedangkan Usi orangnya agak pendiam dan termasuk kategori kutu buku. Kalau istirahat tahunya Cuma ke perpustakaan membaca sambil membawa cemilan dan satu botol aqua. Cuma satu dua orang temannya yang aktif di perpustakaan. Kadang si Tina, Putri, atau teman lain kelas yaitu Nunung dan Gita. Sedangakan siswa cowok paling banter, Si Gatot, dan Gilang, itupun kalau ada pelajaran yang penting yang mereka cari . Tapi hari itu Usi heran, tiba-tiba saja Dika muncul di hadapannya. Dika sebenarnya lebih tua dari pada si Usi tapi mereka sudah saling kenal sejak kecil.  Bahkan kerumah Usi dia tak pernah basi-basi, langsung saja nerebos sampai ke dapur kalau dia datang.

    “ Usi, Usi, Sudah baikan kalian Kan, “ ucap Dika sambil mengulurkan tangannya ucapan selamat. Usi menyambutnya malu-malu.

        Beberapa menit berlalu, mereka sama-sama diam. Ditengoknya wajah Usi. Sepertinya basah, air mata cewek itu perlahan jatuh di pipihnya.

         “ Waduh,apalagi, “ ucap Dika sambil menampar jidatnya menunjukkan kesalahannya, “ Kamu mah gitu begitu orangnya, “ tambah dika sambil mengusap air mata Usi. Dika memang sangat memperhatikan Usi, maklum dia tak punya adik perempuan.

          “ Begini, Dika. Semalam ada SMS ke HP ku, Katanya Yogi berduaan pulang sekolah sam cewek. Katanya, cewek itu mesra sekali menggadeng Yogi. Aku nggak tahu itu nomor siapa. Tapi aku gemes sekali membacanya, “ ucap Usi bersemangat. “ Sudah, sudahlah, Usi nanti aku selesaikan,” jawab Dika sambil berlalu. Dalam hati Dika berucap, “ Usi mah begitu orangya,mudah percaya, mudah merajuk. Tapi ya , kelebihannya dia mudah pula baikan, tidak pendendam. Tapi Yogi mah juga begitu orangnya, cuek, no problem, tapi suka mengetes kesetiaan Usi, Ada-ada saja kalian, “ ucap Dika sambil senyum-senyum sendirian.

          “ Dika! Dika!, “ terdengar suara memanggil namanya. Dika melihat kesana- kemari. Dikejauhan Yogi berlari mendekatinya, “ Mau kemana Dika! Sama pulang yuk,” Ucap yogi dengan gembira sepertinya tidak ada masalah apa-apa.

              “ Kamu lagi-kamu lagi, satu hari rukun, dua hari bertengkar, ngapai sebenarnya kalian? Kemarin siapa yang kau gandeng sepulang sekolah. Jujur ya, satu, dua, tiga bilang siapa?” uacap Dika seperti hendak memvonis. Yang ditanya kebingungan dan telunjuknya menempel di keningnya sambil di kerutkan-kerutkan.

            “ Oh, iya, sudah ingat aku, Kemarin temanku pulang Nikita,  sekretaris kelas kami. Kami kan mau mengadakan perpisahan dengan kelas Tiga” Kenapa lagi Dika? Salah aku dengan Nikita? Maaflah kalau memang salah, “ Kata Yogi”.

          “ Benar ya, Yogi, kau nggak bahongi aku kan? Ayo!. Kata Dika sambil menarik tangan Yogi hendak mempertemukannya dengan Usi. Mereka kembali duduk di Halte dekat sekolah. Siang itu panas terik tepat empat belas siang pulag sekolah.

          “ Dika,Dika ! Aku mohon maaf ya ! Kalau memang salah, aku nggak menggandeng Nikita lagi, nggak akan, betul Dika, “ ucap Yogi dengan serius. Dika yang mendengar hanya menahan ketawa. Apa-apaan nih anak, pikir Dika, Yogi ini kadang ada lugu-lugunya,” pikirnya sambil menahan tawa.

            “Hm…hm,..Iyalah.”.. Jawab Dika menahan tawa,” Memangnya kenapa?. Kalau betul menggandeng Nikita, dan memacarinya, “ uji Dika lagi-lagi menahan tawanya yang hampir meledak.

            “ Aku sanga……t cinta ama Usi. Dia pintar, baik dan penurut”. Jawab Yogi. Dia menunduk dan menyesal akan perbuatannya.

           Dika yang sejak tadi menahan tawanya, akhirnya meledak, “ Ha…haa….haa,,,” Yogi kebingungan dan menggoyan-goyang tubuh sahabatnya itu “ Kenapa ketawa, kenapa ketawa ! orang serius, jujur, malah ketawa, “ Ucap Yogi seiring dengan itu di kejauhan Usi muncul senyum-senyum sambil melambaikan tangan.

    “ Kamu ngapain datang nyengir-nyengir, “ kata Dika pada Usi.

         “ Maaf ya aku sudah membuat kalian kesal, gelisah, repot, sebab yang SMS aku itu Putri. Tadi dia sudah minta maaf sama aku, katanya Cuma nguji kesetiaanku, “ Ucap Usi malu-malu.

           “ Makanya, jangan terus percaya, “ Kata Dika. “ Aku tadi sudah hampir marah sama Yogi gara-gara kamu, Tambah Dika.

         “Nah, Sekarang kalian selaman lagi, besok berantam lagi, “ Ucap Dika sambil mempersatukan sahabatnya yang  lagi jatuh cinta itu. Yogi menatap Usi. Usi menyambut malu. Tanpa di sadari, mereka berdua secara berdua akur berucap “ Kamu Mah Gitu Orangnya’ Dika tersenyum melihatnya” Ada-ada saja”. Kata Dika dan pergi meninggalkan Yogi dan Usi.

Related Posts

No comments:

Post a Comment