--> KUMPULAN MAKALAH: Cerpen | Deskripsi Singkat Blog di Sini

Berbagi Tugas Sekolah Makalah dan Referensi

Showing posts with label Cerpen. Show all posts
Showing posts with label Cerpen. Show all posts

Monday, January 30, 2017

no image

Ayah, Kapan Panen Tiba?


           Cerpen : Dwi Utami Panggaben
Azan subuh menggema, Rio tersentak dari tidumya. Lantunan suara azan itu sungguh merdu dan lembut terasa ditelinga Rio, hingga ia mendengarkannya penuh penghayatan sampai azan usai. Terus Rio berdiri melangkah keruangan depan. Matanya terpengarah perlahan-lahan air matanya menetes melihat ruangan yang masih berantakan itu.“ Astagfirullah, aku lupa. Kiranya semalam ada acara takjiah atas kepergian ayah. Ya Tuhan, ya Robbi, aku belum percaya ayahku telah tiada ucapan dalam hati. Tikar-tikar masih tergelar, asbak-asbak rokok berserakan serta gelas-gelas bekas air minum masih tersusun dipojok ruangan. “Ya, Tuhan beri hamba kekuatan dihatinya.
 Rio meneruskan niatnya untuk melaksanakan sholat subuh. Pikirannya masih menerawang akan peristiwa kepergian ayahnya kemarin pagi. Diatas sajadah usai sholat ia melantunkan doa buat almarhum ayahnya, meminta ridho-Nya memohon petunjuk -Nya. Tiba - tiba ia dikejutkan rangkulan tangan mungil dari belakang, temyata adik bungsunya Nita. “Bang, Nita juga mau mendoakan Ayah”, Ucapnya dengan nada manja. Rio hanya tersenyum mendengamya. “ Pasti adikku ini merasa terpukul atas kepergian ayah”, Pikimya. Siapa menyangka hal ini, dua hari yang lalu lelaki pekeija keras itu masih sempat meneleponnya menceritakan hasil panen sawah kita jauh meningkat. Ini semua tak lepas dari doamu nak”, Ucap ayahnya penuh semangat. Bahkan bulan ini beliau hendak ketempat Rio sambil berlibur setelah sekian bulan berkutat disawah. Ayah Rio memang begitu setiap usai panen beliau pasti datang ketempat anaknya. Sekalian mengantar biaya kuliah Rio dan belanjanya. Maklum, Rio di Medan sementara keluarga mereka bertempat tinggal di salah satu desa di Tapanuli Selatan. Rio menanggapi ucapan ayahnya dengan tak kalah semangat. “Ya, Ayah tetapi juga berkat kegigihan ayah mengerjakannya”, Ucap Rio sambil tertawa.
 Tanpa disadari Rio, dia telah lama melamun diatas sajadahnya, sementara Nita sudah terisak-isak dihadapannya, “Sudahlah dik Nita nggak boleh menangis terus, biarlah Ayah tenang di alam sana ya?”, Bujuk Rio pada gadis kecil usia tujuh tahun itu. Nita menghapus air matanya sambil berlari keluar.
Kepergian ayahnya memang sangat mengejutkan orang-orang disekitamya. Bagaimana tidak, lelaki berperawakan tegap itu selama ini tidak pemah mengeluh akan keadaan kesehatannya. Beliau tampak tegar dan sehat. Sehingga sangat membuat sok keluarga Rio akan kepergian ayahnya. “Aku tidak menduga ayah secepat itu meninggalkan kita, Bu!”, Ucap Rio pada ibunya sore itu. “Sudahlah, nak..., biarlah beliau tenang disisi Allah”, Jawab Ibu. Rio kembali meneteskan air matanya. Selama ini ayahnya lah yang selalu membuat semangatnya. Beliau tidak rela melihat Rio pesimis. Bahkan bila dilihat dari sisi ekonomi mereka, Rio tidak menyangka bisa Kuliah di Perguruan Tinggi Negeri di Medan. Semua itu berkat kegigihan dan semangat ayahnya. Bagaimana mungkin Rio bisa kuliah sementara orangtuanya hanyalah seorang petani. Tetapi jika Allah memberi ridho- Nya apapun bisa teijadi. Hal inilah yang membuat hati Rio bersemangat. Apalagi nasehat- nasehat ayahnya yang bersifat membangun dan membangkitkan semangatnya. Rio masih ingat betul semua kenangan-kenangan ayahnya. Ketika masih SMA Rio tidak bemiat untuk melanjutkan sekolahnya. Dia pasrah menjalani hidup ini apa adanya. Tetapi ayahnya terns menyemangatinya bahwa beliau mampu untuk menyekolahkan anak-anaknya. Beliau memang pekeija keras, tidak kenal lelah dan menyerah. “Kalau kau mau bersakit-sakit, ayah bisa, nak. Pokoknya jangan kecewakan ayah, iya. Kuliahlah nak, ayah siap dan bisa”, Ucap ayahnya waktu itu ketika Rio hendak tamat SMA. Saat itu Rio tercengang mendengar ucapan ayahnya. “Ya Allah, begitu semangatnya ayah,” Ucap Rio dalam hati. Kiranya Tuhan memang mendengarkan dan mengabulkan ucapan dan doa-doa ayah.
Sungguh suatu anugerah bagi Rio semuanya itu bila teringat peristiwa itu. Tuhan memang Maha Mendengar akan Doa-doa hambanya yang taat pada-Nya. Yang paling disesalkan Rio, ayahnya terlalu cepat pergi sebelum dia dapat membuktikan keberhasilannya dihadapan ayahnya. Orang yang paling berharga dalam hidupnya telah pergi untuk selama-lamanya.” Panen padi kita tahun ini menaik drastis nak, itu semua tidak lepas berkat doamu Rio, agar cita-citamu dapat tercapai,” Ucap ayahnya waktu itu.
  Kata- kata itu selalu temgiang ditelinganya Rio. Ayahnya memang selalu memberi motivasi Rio, sehingga Rio tidak pemah rendah diri.
Kisah ketika Rio masih kecil sampai saat kepergian ayahnya satu persatu bermunculan diingatan Rio. Masa kecil yang menyenangkan ketika berlari-lari di pematang sawah. Memancing ikan-ikan kecil yang diajari ayah di parit-parit dekat sawah. Bahkan ketika Rio teijatuh kedalam parit waktu itu, langsung ditangkap dan digendong ayah, Ya Allah semua terekam dal am ingatan Rio membuat air mata Pemuda itu menetes lagi mengenang ayahnya. Ayahnya juga mengajarinya bertanam padi, merawat dan memberi pupuk tanaman padi. Suatu ketika disawah, Rio pemah menangis hanya gara-gara mau menanam padi sementara bibit semai belum sampai umumya. Ayahnya hanya tertawa dan mengatakan bahwa bibitnya masih terlalu muda.
Tetapi yang paling memilukan hati Rio suatu Peristiwa masa kecilnya yang menyedihkan. Waktu itu padi mereka hampir panen. Sore itu Rio dan adik-adiknya pergi bersama ayah melihat tanaman padi mereka yang hampir panen. “Mudah-mudahan hasilnya memuaskan kita. Sebab sudah ayah lihat tanaman bagus sekali,” Ucap ayah pada Rio dan adik-adiknya. Temyata benar apa yang dibilang ayahnya. Tanaman padinya bagus sekali, padinya kuning dan bemas. Mereka semua gembira melihatnya.”Aku yakin hasil panen pasti meningkat”, Ucapku dalam hati. Dan mereka rencanakan beberapa hari lagi sudah bisa dipanen. Biasanya mereka memanen padi dihari — hari minggu agar semua bisa membantu ayahnya tetapi apa yang teijadi sebelum di panen? Kiranya malam harinya hujan lebat sekali. Sehingga tanaman padi mereka hanyut oleh banjir, Tuhan memang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa. Kami sedih sekali waktu itu.
Kala itu Rio melihat wajah ayah sedih tetapi beliau tidak pemah mengeluh. “Kita haras sabar ya, manusia Cuma bisa merencanakan, Tuhanlah yang memastikannya,” ucap ayah waktu itu.
Ayahnya bgitu tegar, tak pemah menyerah. Beliau terns berasaha dan bekeija meskipun berbagai tantangan, namun beliau terns melangkah dan melangkah. Baginya keluarga dan anak-anaknya adalah segalanya. “Tuhan tidak pemah mengabaikan hambanya yang tidak kenal menyerah dan yang mengingatnya,” ucap ayahnya saat ni menceritakan kegagalan panen akibat banjir itu.
 Malam ini adalah hari terakhir takjiah dirumah Rio, setelah dua malam mereka melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan Firman-firman Allah serta wejangan nasehat- nasehat kesabaran yang disampaikan ustazd dan ustazdjah pada mereka. Memang hidup ini tidak ada yang perlu disesalkan, tetapi hadapilah dengan hati yang sabar. Sebab dimata Allah tidaklah ada batas kesabaran. Dan tidak ada satupun yang kekal semua akan berpulang pada-Nya.
Hari hampir pagi, azan subuh kembali menggema seperti hari-hhari kemarin. Saatnya unutuk bangun dan kembali mengingat-Nya dan mengucapkan Asma Allah dan Firman - firman-Nya. Ash sholatu Khoirun minan naum ( sholat itu lebih baik dari pada tidur). Rio memulai dengan Allahhu Akbar hingga ucapan sal am kekanan dan kiri. Ia lalu menoleh kebelakang, kira sudah ada 5 orang yang mengimaminya tanpa disadarinya, yakni Ibunya dan keempat orang adik-adiknya. “ Alhamdulillah ya Allah,” ucapnya dalam hati dengan rasa lega. Kemudian mereka bersama melantunkan doa yang dipimpin oleh Rio.
Pagi itu usai sarapan mereka sekeluarga pergi berziarah kemakam ayahnya. Rio memandang makam yang masih baru dengan tatapan sendu, sedih dan berbagai keresahan berkecamuk dibatinnya. Tetapi hatinya kembali dapat dikuasainya. “ Ya Allah kuatkan imanku, beri aku kesabaran menghadapi semua ini,” ucap batinnya sambil membacakan ayat-ayat Al-Qur’an. Ingatan kembali mengenang sikap dan watak ayahnya yang tegar tak kenal lelah. Sungguh ia sangat mengidolakan lelaki yang sangat dihormatinya itu.
Ia memohon dan meminta agar dia bisa seperti ayahnya kelak, dan berusaha dengan sekuat hati, siap, ikhlas mengganti posisi ayahnya untuk membimbing adiknya. “Ayah aku ikhlas, rela menggantikan posisimu. Aku akan jalani seperti yang pemah kau ajarkan padaku, aku tak akan mengecewakan seperti yang kau inginkan. Seandainya waktu dapat diputar kembali betapa aku ingin membuktikan dihadapanmu apa jadinya anakmu ini. Semua rasa penasarannya berkecamuk dibatinnya bila mengingat ayahnya.
 Yang paling menggugah hati Rio adalah ucapan-ucapan ayahnya yang selalu memberi motivasi dan semangat. Apalagi ketika setiap panen padi tiba, pasti ayah berucap. “Hasil panen kita naik lagi Rio, itu berkat doamu juga nak. Agar kuliahmu selesai dan cita- citamu tercapai.” Kata-kata itu selalu muncul bila ayahnya menelepon. Itu semua adalah untuk motivasi Rio agar terus semangat. Ucapan-ucapan itu sungguh indah ditelinga Rio. “Ayah, sungguh kau sebagai semangat bagi anak-anakmu. Kini tidak lagi kami nikmati
hasil panen berkat tangan tegar ayah menanam setiap rumpun padi disawah kita. Tetapi tetap memetik hasil dari nasihat-nasihat dan bimbingan ayah hingga diakhir hayat kami kelak. Dan ayah juga akan menerima hasil panen amal dari hasil ketaqwaan dan tanggung jawab ayah selama ini. Rio belum sempat membahagiakanmu. Selamat jalan ayah.” Ucap Rio sambil mengusap muka dengan kedua tangannya yang basah oleh air mata.
Selesai .

Sunday, May 31, 2015

no image

“ PINGIN PUNYA PACAR ‘’



            Suatu ketika di malam minggu yang cerah windi duduk depan rumanya sambil menatap kearah jalan, berulang kali ia menatap selalu saja ia melihat banyak pemuda-pemudi yang memadu kasih melintas di depan rumanya ada yang bergandengan tangan, ada yang bercanda ria, dan ada pula melintas dengan sepeda motor sambil memeluk pacarnya.  Alangkah indahnya kalo aku punya pacar pikir windi, sampai kemudian windi terpikir mencoba hal yang baru yaitu membuka hatinya untuk seorang pria…tetapi sesaat kemudian windi berpikir ulang gi mana nanti kalo pacar ku selingkuh dengan wanita lain….pikir windi lagi….

            Dan akhirnya windi bertanya pada temannya Rika, lalu Rika pun mengusulkan, Begini aja win, kalau kmu takut di selingkuhi lebih baik kmu buat perjanjian dulu, akhirnya windi pun mulai paham.

           Singkat cerita windi tertarik pada seorang lelaki yang wajahnya cukup polos yang bernama Rudi, windi pun meminta Rika agar mau menjadi mak coblang diantara mereka. Tak lama nomor Hp Rudi…. Bisa didapat oleh Rika …”Ni No Hp Rudi” kata Rika kepada Windi,   Alangkah senangnya windy saat itu. Windy pun mencoba menghubungi Rudi lewat Hpnya sambil mengajak berkenalan…. Tak  terasa Dua Minggu kemudian Windy dan Rudy semakin akrab …hingga tepat minggu ke tiga Windy merasa ada yang janggal pada Rudi…Knapa Rudy belum menyatakan Cinta padaku pikir Windy…Apakah dia tidak tertarik padaku…Pikir windy kembali….Akhirnya Windy mendatangi Rika yang sudah memang ahli menjadi Mak Coblang…”Rika tolong donk bilang ama Rudi kalau aku suka ama dia’, Tapi gk mungkinkan aku yang nembak dia duluan …Soalnya aku kan cewek , Aku Malu…..”Ucap windy pada Rika…”Kamu tu ya….banyak pintanya” kata Rika pada Windy sambil tersenyum…. “Pliees Rika kamu kan teman baik aku….Pliees Rika bantuin aku ya” ….Ucap Windy sambil memohon pada Rika….”Ok …Aku bantuin. Dhe …Buat teman aku yang cantikkkkk…dan imuttttttt” sambil mencubit pipi Windy…”Terima kasih Rika”….Ucap Windy….

          Tidak lama kemudian Rika pun datang kepada Rudy ...sambil mengutarakan maksudnya, Dengan sedikit basi-basi Rika pun mengatakan, “Rudi sebenarnya kamu suka kan pada Windy…”.Ungkapin aja sebelum Windy dipacarin orang lain…loh….Windy Tu orang baik, cantik,pintar, juga rajin lo”, Ucap Rika….”Tapi Rika…..Aku Tu…..”Rudy pun menghentikan Ucapannya ….”Udahlah Rudi….Nggak Usah Malu ……Kamu kan Cowok ….Nggak mungkin Windy yang nembak kamu……”kata Rika….

             Tepat di Minggu ke Empat Rudy pun memutuskan ingin berjumpa dengan Windy di Taman,
“Mudah-mudahan kali ini Rudi nembak Aku” pikir harap Windy…

            Dan beberapa minggu kemudian Windy Dan Rudy Mulai ngobrol di Taman yang penuh dengan anak-anak Remaja memaduh kasih.

Rudy           : Windy…Sebenarnya ada sesuatu yang mau aku omongin ama kamu…
Windy         : Tentang apa …..
         Dengan Wajah Gugup Rudy Memberanikan Diri 
Rudy         : Rika bilang kamu suka ya ama aku ya??….
Windy pun mulai malu …dan menjawab
Windy         : Emang Perasaan kamu ke aku Gi mana….   
Rudy            : Se…se….se……sebenarnya….

         Rudi terasa berat mengungkapkannya waktu itu …….Karena tidak sabar Windy pun langsung menyela…

Windy         : Sebenarnya Kamu Juga Suka Kan Ama Aku…

Sela Windy, kemudian Windy pun mulai membuat perjanjian dengan Rudi

Windy       : Rudy…Aku mau jadi pacar kamu tapi asal kamu tidak selingkuh dengan wanita lain….
Rudy          : Ok. Aku Nggak Akan Selingkuh Dengan Wanita Lain ….

Rudy pun mulai pucat dan hanya terdiam sesaat…..

           Betapa senangya hati windy saat itu,,,, Diwaktu makan, minum, Mau Tidur hanya wajah Rudy ada di pikirannya……..

           Tiga Bulan berlalu hubungan mereka pun semakin Romantis……..Setiap malam minggu windy tak lagi duduk di teras rumah sendirian kini Windy sudah di temani oleh Rudy…..

           Terkadang Rudy juga sering mengajak Windy nonton Bioskop Berdua, Main Ke taman, Menemani Windy belanja ke Mall, Selvy bareng, Nonton konser bareng…. Bahkan Bernyanyi di tempat rekaman…..

           Seperti biasa, di malam minggu Windy menunggu ke datangan Rudy….Jarum Jam sudah tepat pukul 21.00 Wib. “Tumben ni Rudy belum datang juga pikir Windy”, karena ke lamaan nunggu Windy pun mencoba menghubungi Rudy lewat Hp……..Toot…toot….Tooot….”knapa nggak diangkat ya ……mungkin sedang ada urusan lain sampai dia tidak datang malam ini” pikir Windy…. Ke esokan harinya Windy mencoba menghubungi Rudy lagi….Tetap saja Telepon Windy tidak di angkat oleh Rudy….Karena merasa bosan di rumah akhirnya Windy pun memutuskan keluar jalan ke jalan-jalan menggunakan sepeda motor yang di belikan ayahnya. Windy pun seketika berhenti karena melihat Rudy sedang duduk bersama teman lelakinya sedang asyk menyantap makanan di Café yang lumayan terkenal di daerah itu. Sebenarnya windy ingin menjumpainya tetapi karena takut menggangu akhirnya membatalkan niatnya untuk menjumpai Rudy…

           Berkali-kali Windy mencoba menghubungi Rudy tetap saja tidak diangkat. Malam Minggu berikutnya Windy tetap berharap menunggu kedatangan Rudy….tetapi apa mau dikata…..Yang di tunggu-tunggu tidak datang juga…Windy tetap saja masih berpikir positif tentang Rudy….Tak terasa Enam bulan pun sudah berlalu Tapi di bulan kelima Windy merasakan seperti pacar yang tak dianggap oleh Rudy….Hingga muncul di benak Windy jangan-jangan Rudy mulai selingkuh dengan wanita lain…Pikir Windy…Windy pun mengambil keputusan untuk menyelediki knapa Rudy tidak lagi mau datang ke Rumah ku jangankan datang komunikasi lewat Hp tidak pernah lagi…Ucap Windy dalam Hati….

              Windy pun mulai merenung, “apa ya salahku ama Rudy”….terus terpikir oleh Windy”,

Ke esokan Harinya….

           “Hari ini aku harus menyelidikinya sendiri tanpa meminta bantuan teman lagi”….Kata Windy dalam Hati….Sehabis pulang Sekolah Windy Pun langsung menuju ke Sekolah Rudy. Bahkan  Hampir setiap hari sehabis Pulang sekolah Windy datang ke sekolah Rudy untuk menjumpai Rudy…….Selalu saja Windy menemukan Rudy sedang mengobrol dengan teman lelakinya…..Lagi-lagi Windy tidak berani menegur….Tetapi Tepat di hari Kamis Windy mencoba menghubunginya lewat Hp…dan kali ini Windy melihatnya langsung Rudy membiarkan HPnya berdering begitu saja, Hingga Tiba malam hari Windy terus bersedih dan terus bertanya-tanya “Apa ya salah ku ama Rudi”  Tibalah malam Minggu berikutnya Windy berpikir sudah pasti Rudy tidak datang lagi akhirnya Windy memutuskan Untuk pergi jalan-jalan bersama Rika menggunakan sepeda motor Windy, Rika pun mengusulkan untuk berhenti sejenak di tempat biasanya dia nongkrong. “Knapa kamu keliatannya sedih”, Tanya Rika pada Windy…”Iya Nih Sudah lebih dari Satu Bulan Rudi tidak lagi datang ke Rumah ku dan Setiap kali Aku telepon nggak pernah di angkat”’’ Ucap Windy pada Rika..Aku Curiga Jangan-jangan Rudi Selingkuh dengan Wanita Lain… “ Kamu Selidiki aja dulu Wind” Sela Rika,,,”Iya Wind Aku dah Selidiki Hampir Hari setiap pulang setiap pulang sekolah aku pasti datang kesekolahnya tapi Aku Nggak Pernah tu nemu Rudy Sedang jalan ama Cewek  atau Ngobrol ama Cewek lain….” “Bahkan aku selalu dapati dia sedang ngobrol dengan teman lelakinya…..” Ucap Windy kepada Rika… “Sabar deh Win…entar aku coba selidiki deh….Kata Rika kepada Winda….Makasih Ya…Rika ? Ucap Windy…….

           Tak terasa sedang asyk ngobrol Malam pun semakin Larut……” Win dah malam ni kita pulang Yuuk” Ucap Rika……

          Baru saja Windy menyalakan sepeda Motornya Tiba-Tiba Rika melihat Rudy sedang melintas menggunakan sepeda motor tepat di depannya….”Winda…..Win…..Winda Coba liat itu sepertinya Rudi Deh….Kata Rika pada Windy…..” Iya Rika itu memang Rudy…Itu teman lelakinya yang biasa di ajak ngobrol sehabis pulang sekolah… Coba kita ikuti Mereka Mau Ke mana Kata Windy…..” Ok Win Ayo cepat” …. Ucap Rika.

            Dan tak lama kemudian Rudy dan teman lelakinya berhenti di Warung yang biasa di gunakan oleh Para Remaja berpacaran …….

           Spontan Windy dan Rika merasa Kaget ……Terpikir oleh Windy jangan-jangan Rudy Gay …Pikir Windy” Katanya Nggak Bakal Selingkuh Sama Perempuan Lain Tapi Kok Selingkuhnya Sama Lelaki Juga” Ucap Windy pada Rika…..

”’Hust…..Windy kamu jangan bilang gitu……Malam ini kita pulang aja dulu……Besok kita selidiki lagi……’’Ucap Rika pada Windy….” Ok Dhe Rika….Ucap Windy bernada Lesu….

        Setiba di rumah Windy hanya bisa menangis sedih….Dan Berkata” Bodohnya aku ini” Kata Windy….Knapa Aku bisa tertipu begini kata Windy Lagi….

           Sewaktu di sekolah Windy terasa lesu Sehingga membuat Rika Merasa Sedih….Rika pun menjumpai Windy…”Windy……Sapa Rika…

Maaf Rika” Aku Lagi Ingin Sendiri….Ucap Windy…..”Baiklah” Kata Rika….

           Karena tidak terima dengan perlakuan Rudy pada Windy….Akhirnya Rika mengambil keputusan sendiri untuk mendatangi Rudy ….Sehabis pulang sekolah Rika ingin  menjumpai Rudy tetapi sewaktu sampai di sekolah Rudy…Rika tidak menemukannya, Tetapi Rika tidak putus asa matanya yang tajam masih terus mencari keberadaan Rudy….tidak lama kemudian bukan Rudy yang di temukan Rika melainkan teman Rudy yang sering berduaan dengan Rudy….

Hey Kamu……..Sapa Rika””’’Dengan Nada Membentak”’’ Sambil menuju ke Arah Teman Rudy ….Wajar Jika Rika Bernyali Besar karena Rika Salah Murid Seni Beladiri Yang Sering Menang dalam Kontes Turnamen, Bahkan Rika Pernah Menjuari Tingkat Pertama Putri Turnamen Bela Diri Antar Sekolah Di Kotanya…..

“Tunggu sebentar aku mau bicara sama Kamu”’Ucap Rika pada teman Rudy……  
“ Kamu Temannya Rudi kan” Sapa Rika

Ya “’’Jawab Teman Rudy

Dimana Rudi Sekarang, Apa Hubungan Kamu Ama Rudi….Kamu dan Rudy Gay Ya…..Ucap Rika pada Teman Rudy dengan Nada Kasar….  

Teman Rudy pun sepontan Marah karena Tidak Terima dengan omongan Rika…

Kalo Nanya yang sopan …..Untung Cewek Lo‘ Kalo Cowok Udah Gua Tonjok Lo “ Ucap Teman Rudy dengan Nada Kasar Pula…

    Spontan Rika pun Terdiam…….

Kamu mau nanya Tentang Rudy kan,,,,Ayo ikut aku…Ucap teman Rudy…Sambil menarik tangan Rika Di Taman Yang Tidak Jauh dari sekolah Rudy….

Tak Lama mereka pun saling Mengenal yang ternyata Nama Teman Rudy itu adalah Dodi….

Dody         : Kamu Mau nanya tentang Rudi kan…
Rika          : Ya,,, Itulah maksud dan tujuanku knapa aq mau kmu ajak kesini….
Dody         : Untuk apa kamu tau tentang Rudi

Singkat Cerita akhirnya Rika pun mengatakan antara hubungan temannya Windy dengan Rudi …

Dody        : Sebernya Rudi sudah cerita ama saya….Tentang Windy…
                    Tapi asal kamu tau Rika Kami Bukan Gay….
                    Rudy Sikarang sedang di Rumah Sakit Singapure
                    Dia mengalami penyakit kangker…

Sepontanpun Rika Terkejut …..Apaa?? Ucap Rika

  Rika         : Knapa Rudy tidak cerita pada Windy ….
 Dody     : Rudy Sebenarnya sayang ama Windy….Rudy Tidak mau Windy  tau tentang penyakit yang selama ini di deritanya ….dan Sebenarnya  Rudy pun bepesan agar hal ini tidak di ketahui orang lain….Karena Rudi merasa Hidupnya sudah tidak lama lagi…

Rika     : Maaf ya dod selama ini aku salah menilai kalian….

Sepulangnya dari taman Rika pun segera menjupai Windy…..dan menceritakan semua yang di ceritakan dody…Windy hanya bisa menangis mendengar cerita dari Rika…….

           Seandainya nanti kamu sembuh Aku ingin peluk kamu Rud…dan Minta maaf atas penilaianku selama ini ama kamu……Ucap Windy sambil menangis…….

    Mulia saat itu di dalam sholatnya windy selalu berdoa kepada Tuham agar penyakit yang di derita Rudy Bisa Disembuhkan

            Ntah berapa lama sudah…. Malam Minggu Windy hanya duduk di depan Rumah sambil menunggu kedatangan Rudy…..Tiba-tiba ada sepeda Motor yang menuju keRumahnya Windy…pun bertanya-tanya dan siapa yang datang Malam ini…..Eh Ternyata Rika Yang datang  bersama Dody, Tanpa sepengetahuan Windy ternyata Dody dan Rika Sudah Jadian……Windy pun mulai menggoda Rika…..”Ternyata Jagoan Sekolahku Hatinya bisa Kamu Luluhkan Juga Ya Dod” Goda Winda Terhadap Rika….Rika Senyum manis mendengar kata-kata dari Windy….Sedang asyk ngobrol Bertiga ……Tiba-tiba ada yang  Sepeda Motor yang masuk lagi kedepan Rumah Cindy….”Siapa Win Tanya Dody pada Windy…..”Ntahlah” Ucap Windy’’’

            Dan Orang tersebut pun menghampiri mereka ……Betapa kagetnya mereka bertiga setelah Orang tersebut membuka Helmnya yang tidak lain itu adalah Rudy…..  

           Ternyata Tuhan mengabulkan Doa Windy.. dan Penyakit Rudy pun bisa di sembuhkan ……Betapa senangnya  mereka saat itu..Terutama Windy……..Karena sudah lama Tidak berjumpa Dengan Rudy……Windy pun langsung memeluk Rudy dan meminta maaf karena salah menilai Rudy dan Dody….Rudy dan Dody pun memaafkan kesalahan Windy….Mulai saat Itu Setiap Malam Minggupun Windy tidak lagi sendiri, Kini hari-hari Windy sudah ceria kembali…..…..Dan Perteman mereka berempat semakin akrab......

                                                                          Selesai

Saturday, May 23, 2015

no image

“ KAMU MAH GITU ORANGNYA”


  Cerpen : Dwi Utami Panggabean
( SMA Negeri 6 Padangsidimpuan )

             Usi masih duduk menunggu di halte dekat sekolah. Entah siapa yang di tunggunya, sesekali matanya menatap liar ke kiri dan ke kanan seolah dia ingin mencari sesuatu. Dari sampingnya , tiba-tiba saja berdiri Dika sambil mengejutkan. “ Astaga, kau Dika! Ucap si usi sambil menampar lengan temannya.

    “ Pasti kau menunggu Yogi, bukan?

        “ Emangnya kenapa?. “ Ucap Usi malu-malu, “ Makanya kau itu terlalu baik Usi, Kau baiiiiiik..Sekali menurut penilaianku, Pulang sajalah Usi, nggak usah nunggu Yogi, aku kasihan melihatmu. Yogi itu orangnya sulit di tebak. Aku saja yang sudah lama mengenalnya, tidak  dapat menilai sikapnya, “ kata Dika  seperti menasehatinya.

         Usi hanya terdiam tertunduk. Sepatah kata pun  tidak keluar dari mulutnya. Terkadang ia menganggap Dika cemburu. Tapi ahh nggak mungkin, pikirnya pula. Dika kan temanku sejak kecil,malah dia menganggapku seperti adik kandungmnya. Pasti dia memang merasa kasihan pada ku, Ucap usi dalam hati.

         “ Begini aja Usi, dengarkan dulu yaa’’ Kau pulang saja, kan sudah sore masak cewek seperti mu belum pulang kerumah sejak siang tadi dari sekolah !! Nanti dipikir orang tua mu kamu knapa-napa, “ kata Dika.

         “ Oh Iya ! tapi gimana ya Dika, Aku kan sudah janji, Masak mau pulang !
    Tanpa menghiraukan, Ucapan Usi, Dika langsung mengontak HP nya. Dia agak menjauh dari Usi.

          “ Ehh Yogi! Kau ini gitu ya, sama Usi, tega kau ya, Masak sudah berjam-jam di tunguin kau nggak muncul-muncul, ucap Dika melalui Hp nya, “ seperti memarahi. Yogi menjawabnya biasa-biasa saja seolah-olah tidak ada masalah. Itu makanya terkadang Dika paling nggak suka dengan cara Yogi, “ Yogi sekarang katakan saja mau datang apa atau tidak. Terus terang ya, aku kasihan dengan si Usi kau perlakukan seperti itu, “ kata Dika sambil melirik kepada Usi, kemudian mematikan Hp nya. Ia mendekatinya, Usi tampak mulai kesal dari raut wajahnya.    Dika hanya diam sambiol berpikir-pikir, lalu duduk di sebelah Usi. Usi memang begitu orangya, kalau terus-terus dituruti omongannya, buntut-buntutnya pasti dia menangis. Jujur saja, aku paling nggak tega melihat perempuan menangis di hadapanku, pikir Dika dalam hati, Dia pun nggak sanggup membiarkan Usi duduk sendirian di halte ini.
   
    Dari kejauhan Nampak Yogi lari-lari ke arah mereka. Wajah Usi Nampaknya lesu. Sementara Dika sudah jengkel melihat Yogi yang mendekati mereka. Dengan geramnya Dika secepat kilat menarik tangan yogi yang menjauhi Usi, Mereka bertengkar, sedangkan Yogi biasa-biasa saja menanggapi kemarahan Dika.

        “ Begini ya Yogi. Aku paling nggak suka dengan caramu itu. Semestinya kau nggak perlu janjian sama Usi, sebelum kau memastikan untuk datang tadi, Ah, kau memang mengecewakan, “ kata Dika dengan nada bicara mulai menurun, sebab yang diajak bicara responnya biasa-biasa saja.

      “ Oh, gitu baiklah. Tapi lain kali jangan begitu ya? Kan banyak cara untuk mengatasinya agar urusan sekolah mu dengan urusan sengan Usi tidak jadi masalah, “ ucap Dika sambil menarik lagi tangan Yogi mendekati Usi.

         Mata Usi kembali basah, basah lagi, “ Yang …..hujan turun lagi!,, kata Dika menyendir Usi dengan menyanyikan lagu lama yang dipopulerkan Ratih Purwasih.

         “ Minta maaf aku Usi ya, aku terlambat datang, “ ucap Yogi senyum-senyum sambil menyodorkan tangannya. Usi nggak lama baru mau menyambut tangan teman dekatnya itu dengan senyum malu-malu Usi menghapus air matanya. “ Lumpuhkan ingatanku, bila itu tentang  dia, “ Ucap Usi sambil menyayikan lagu Geisha.

       “ Maaf, maaf! Aku salah Usi, lain waktu nggak terjadi lagi begini, “ bujuk Yogi”.

           “ Iyalah, Iyalah”. Ucap Usi. Mereka kembali rukun dan pergi. Sedangkan Dika sudah lebih dulu pemitan dan merasa lega temannya bisa baikan lagi.

           Yogi dengan Usi memang tidak satu sekolah, namun sekolah mereka berdekatan. Yogi memang banyak teman cewek maupun cowok-cowok di sekolahnya. Maklum dia seorang atlet, dan pernah menjuari olimpiade olahraga sampai tingkat propinsi. Sedangkan Usi orangnya agak pendiam dan termasuk kategori kutu buku. Kalau istirahat tahunya Cuma ke perpustakaan membaca sambil membawa cemilan dan satu botol aqua. Cuma satu dua orang temannya yang aktif di perpustakaan. Kadang si Tina, Putri, atau teman lain kelas yaitu Nunung dan Gita. Sedangakan siswa cowok paling banter, Si Gatot, dan Gilang, itupun kalau ada pelajaran yang penting yang mereka cari . Tapi hari itu Usi heran, tiba-tiba saja Dika muncul di hadapannya. Dika sebenarnya lebih tua dari pada si Usi tapi mereka sudah saling kenal sejak kecil.  Bahkan kerumah Usi dia tak pernah basi-basi, langsung saja nerebos sampai ke dapur kalau dia datang.

    “ Usi, Usi, Sudah baikan kalian Kan, “ ucap Dika sambil mengulurkan tangannya ucapan selamat. Usi menyambutnya malu-malu.

        Beberapa menit berlalu, mereka sama-sama diam. Ditengoknya wajah Usi. Sepertinya basah, air mata cewek itu perlahan jatuh di pipihnya.

         “ Waduh,apalagi, “ ucap Dika sambil menampar jidatnya menunjukkan kesalahannya, “ Kamu mah gitu begitu orangnya, “ tambah dika sambil mengusap air mata Usi. Dika memang sangat memperhatikan Usi, maklum dia tak punya adik perempuan.

          “ Begini, Dika. Semalam ada SMS ke HP ku, Katanya Yogi berduaan pulang sekolah sam cewek. Katanya, cewek itu mesra sekali menggadeng Yogi. Aku nggak tahu itu nomor siapa. Tapi aku gemes sekali membacanya, “ ucap Usi bersemangat. “ Sudah, sudahlah, Usi nanti aku selesaikan,” jawab Dika sambil berlalu. Dalam hati Dika berucap, “ Usi mah begitu orangya,mudah percaya, mudah merajuk. Tapi ya , kelebihannya dia mudah pula baikan, tidak pendendam. Tapi Yogi mah juga begitu orangnya, cuek, no problem, tapi suka mengetes kesetiaan Usi, Ada-ada saja kalian, “ ucap Dika sambil senyum-senyum sendirian.

          “ Dika! Dika!, “ terdengar suara memanggil namanya. Dika melihat kesana- kemari. Dikejauhan Yogi berlari mendekatinya, “ Mau kemana Dika! Sama pulang yuk,” Ucap yogi dengan gembira sepertinya tidak ada masalah apa-apa.

              “ Kamu lagi-kamu lagi, satu hari rukun, dua hari bertengkar, ngapai sebenarnya kalian? Kemarin siapa yang kau gandeng sepulang sekolah. Jujur ya, satu, dua, tiga bilang siapa?” uacap Dika seperti hendak memvonis. Yang ditanya kebingungan dan telunjuknya menempel di keningnya sambil di kerutkan-kerutkan.

            “ Oh, iya, sudah ingat aku, Kemarin temanku pulang Nikita,  sekretaris kelas kami. Kami kan mau mengadakan perpisahan dengan kelas Tiga” Kenapa lagi Dika? Salah aku dengan Nikita? Maaflah kalau memang salah, “ Kata Yogi”.

          “ Benar ya, Yogi, kau nggak bahongi aku kan? Ayo!. Kata Dika sambil menarik tangan Yogi hendak mempertemukannya dengan Usi. Mereka kembali duduk di Halte dekat sekolah. Siang itu panas terik tepat empat belas siang pulag sekolah.

          “ Dika,Dika ! Aku mohon maaf ya ! Kalau memang salah, aku nggak menggandeng Nikita lagi, nggak akan, betul Dika, “ ucap Yogi dengan serius. Dika yang mendengar hanya menahan ketawa. Apa-apaan nih anak, pikir Dika, Yogi ini kadang ada lugu-lugunya,” pikirnya sambil menahan tawa.

            “Hm…hm,..Iyalah.”.. Jawab Dika menahan tawa,” Memangnya kenapa?. Kalau betul menggandeng Nikita, dan memacarinya, “ uji Dika lagi-lagi menahan tawanya yang hampir meledak.

            “ Aku sanga……t cinta ama Usi. Dia pintar, baik dan penurut”. Jawab Yogi. Dia menunduk dan menyesal akan perbuatannya.

           Dika yang sejak tadi menahan tawanya, akhirnya meledak, “ Ha…haa….haa,,,” Yogi kebingungan dan menggoyan-goyang tubuh sahabatnya itu “ Kenapa ketawa, kenapa ketawa ! orang serius, jujur, malah ketawa, “ Ucap Yogi seiring dengan itu di kejauhan Usi muncul senyum-senyum sambil melambaikan tangan.

    “ Kamu ngapain datang nyengir-nyengir, “ kata Dika pada Usi.

         “ Maaf ya aku sudah membuat kalian kesal, gelisah, repot, sebab yang SMS aku itu Putri. Tadi dia sudah minta maaf sama aku, katanya Cuma nguji kesetiaanku, “ Ucap Usi malu-malu.

           “ Makanya, jangan terus percaya, “ Kata Dika. “ Aku tadi sudah hampir marah sama Yogi gara-gara kamu, Tambah Dika.

         “Nah, Sekarang kalian selaman lagi, besok berantam lagi, “ Ucap Dika sambil mempersatukan sahabatnya yang  lagi jatuh cinta itu. Yogi menatap Usi. Usi menyambut malu. Tanpa di sadari, mereka berdua secara berdua akur berucap “ Kamu Mah Gitu Orangnya’ Dika tersenyum melihatnya” Ada-ada saja”. Kata Dika dan pergi meninggalkan Yogi dan Usi.

Sunday, May 10, 2015

CERPEN MENARIK :  TERIMAKASI AYAH

CERPEN MENARIK : TERIMAKASI AYAH


Karya Dwi Utami Panggabean
Sma 6 Padangsidimpuan 



          Sudah hampir 20 menit Mia duduk dihalte dekat sekolahnya untuk menunggu mobil,namun belum ada juga, disebabkan karena terjadinya demon antar sesama supir angkot.

            Mia menelepon kakaknya agar dia dijemput di halte dekat sekolahnya.`` kak jemput mia ya,” soalnya mobil kerumah ngk ada, karena lagi demon antar sesama supir angkot. Kemudian kakaknya menjawab “ Ya ‘’ kakak jemput, tunggu di halte dekat sekolahmu, ya! “ ia kak ‘’ Ujar Mia.

           Miapun menunggu dihalte dekat sekolahnya, tak lama kemudian. Datanglah seorang Bapak dengan anaknya yang berpakaian SD. Mungkin anak itu bersekolah sekitar sini juga. “ Pikir Mia “. Sebab Mia sering bertemu dengan anak itu setiap pulang sekolah.

          Kemudian bapak dan anaknya itupun duduk disamping Mia, Ia pun senyum dan bertanya pada Mia, lagi nunggu mobil ya, Nak” dengan wajah yang ramahpun Mia menjawab” Ngk pak” lagi nunggu jemputan. Karena angkot kearah rumah saya lagi demon, jadi saya minta tolong di jemput kakak. Dengan ramah, Mia pun balik bertanya. “ emangnya bapak mau kemana? Ucap Mia” Mau Pulang nak, tapi dia minta berhenti karena panas. “ owch ‘’.. Ujar Mia. Memang pada hari itu cuaca sangat panas.

          Kemudian anak itu menyuruh agar ayahnya membuat perahu-perahu kertas. “ Ayah, buatkan donk perahu-perahu kertas” sambil membuka tasnya dan mengambil kertas yang telah dirobekkannya dari bukunya.

         “ dirumah aja nak, sekarang kita pulang dulu”. Ujar ayahnya. “ Ngak mau”  Aku maunya sekarang, ! lagi pula hari panas” dengan kepolosonnya. Kata-kata itupun terucap dari bibir manisnya. Akhirnya ayahnya pun membuatkan permintaan anak tersebut.

            Betapa indahnya sekarang jika ayah masih disisiku” piker Mia”
Sebab Mia teringat kepada ayahnya, yang telah meninggal 1 tahun yang lalu. Mia juga sering dibuat perahu kertas dari ayahnya. Ketika ia masih dibangku SD, Betapa indahnya saat itu, “ Pikir Mia”.

          Sebab Mia lah yang paling dekat dengan ayahnya karena Mia adalah anak yang paling bungsu dari 4 bersaudara. Selain anak bungsu, kakak-kakak Mia memiliki jarak yang jauh dengan Mia. Mia sangat teringat persis dengan ayahnya karena ayahnya lah sosok lelaki yang Mia kagumi, karena ayahnya lah yang memotivasi mia, mengajarkan Mia, dan mendidik Mia tentang semua hal. Selain menjadi orang tua ayahnya juga lah yang menjadi sahabat Mia disaat Mia duka dan senang. “ Mia rindu semua itu, “ Pikir Mia.

          Tapi, Mia tetap bersyukur, karena Allah masih mempertemukan Mia dengan Ayah, biarpun hanya sebentar.

          Air mata Mia pun terus berjatuhan dan tatapannya pun kosong kearah bapak dan anak tersebut. “ Nak, nak ngapain, Kok nangis? ‘’ Ujar Bapak tersebut kepada Mia”  Namun Mia tetap diam “ Nak-nak kok nangis ? “ Ucap Bapak tersebut lebih keras dari sebelumnya kemudian Mia Kaget, “ Oh, ngk apa-apa kok pak ‘’ Ujar Mia, sambil menghapus-hapus air mata dipipinya dengan sehelai tisu” aku Cuma teringat, dengan ayahku” emang ayahmu, ngapain nak, Ujar bapak tersebut” Ayahku telah meninggal dunia 1 tahun yang lalu “ Oh, Bapak ikut prihatin ya Nak, yang sabar ya Nak, semua itu pasti ada hikmahnya “ Ia Pak, Makasih ya pak atas nasihatnya” Ujar Mia. Tak lama kemudian kakak Mia pun datang menjemput Mia”Duluan ya Pak” Ujar Mia dengan ramah kepada bapak tersebut. Sambil berjalan menuju kakaknya yang duduk disepeda motor.

    Sesampai dirumah Miapun duduk sebentar dan menghidupkan TV nya untuk menghilangkan rasa leganya. Ketika ia menghidupkan TV ia langsung melihat acara yang membahas tentang sosok ayah. Mia langsung mematikan TV nya. Sebab ia tidak mau terlarut-larut dalam kesedihan.

            “ Kenapa sih hari ini aku diteringati aja dengan sosok ayah? Pikirnya dalam hati untuk mengilangkan rasa sedih itupun Mia Sholat Ashar sebab saat itu memang waktu Ashar sudah ada, lagi pula Mia yakin hanya kepada Allah lah tempat satu-satunya mengadu.

            Setelah selesai Sholat, Handphone Mia pun berdering dengan nada” Sakitnya tu Disini “…….    Didalam hatiku………biarpun Mia anaknya kalem, Tapi mia selalu mengikuti lagu-lagu sekarang. Makanya nada dering Mia pun lagu sekarang. “ Ah, itu Cuma telepon kirana” pikir Mia, yang merupakan sahabat terdekat Mia. Kemuidian Mia mengambil telepon tersebut. Ternyata dugaan Mia salah Hp Mia bordering bukan karena telepon atau sms tetapi alarm yang mengingatkan hari ulang tahun Almarhum Ayahnya. Yaitu tanggal           
Mia terharu, “ Oh……….. Mungkin aku teringat kali sama Ayah karena hari ini hari Ultah Ayah “ Pikia Mia”

         “ Selamat Ulang Tahun Ayah” semoga engkau tenang di Alam sana dan semoga kita bisa berjumpa di syurga” dan Terimakasih Ayah, atas semua jasa-jasa yang telah kau berikan kepada anakmu ini, semoga Tuhan membalas semua kebaikanmu, Sekali lagi “ Terimakasih Ayah”