--> MAKALAH TENTANG : PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ISLAM MASA KINI DAN MASA AKAN DATANG | KUMPULAN MAKALAH

Berbagi Tugas Sekolah Makalah dan Referensi

Thursday, May 14, 2015

MAKALAH TENTANG : PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ISLAM MASA KINI DAN MASA AKAN DATANG

| Thursday, May 14, 2015
A.    PENDAHULUAN    

           Istilah Pendidikan Islam dipergunakan dalam dua hal, yaitu: satu, segenap kegiatan yang dilakukan seseorang atau lembaga untuk menanamkan nila-nilai islam dalam diri sejumlah siswa, Dua, keseluruhan lembaga pendidikan yang berdasarkan segenap program dan Kegitannya atas pandangan dan nilai-nilai Islam.

         Sebagai negara yang berpenduduk mayoritas muslim, pendidikan islam mempunyai peran yang sangat signitifikan di Indonesia dalam pengembangan sumberdaya manusia dan pembangunan karakter, sehingga masyarakat yang tercipta merupakan cerminan masyarakat islami. Dengan demikian Islam benar-benar menjadi rahmatan lil-alamin, rahmat bagi seluruh alam.

       Namun hingga kini pendidikan Islam masih saja mengadapi permasalahan yang komplek, dari permasalah konseptual-teoritis, hingga persoalan operasional-praktis. Tidak terselesaikannya persoalaan ini menjadikan pendidikan Islam tertinggal dengan lembaga  pendidikan lainnya, baik secara kuanitatif maupun kualitatif, sehingga pendidikan Islam terkesan sebagai pendidikan “ Kelas dua “. Tidak heran jika kemudian banyak dari generasi muslim yang justru menempuh pendidikan di lembaga pendidikan non Islam.

            Selain itu orientasi pendidikan Islam yang timpang tindih melahirkan masalah-masalah besar dalam dunia pendidikan, dari persoalan filosofis, hingga persoalan metodologis. Disamping itu, pendidikan Islam menghadapi masalah serius berkaitan dengan perubahan masyarakat yang terus menerus semakin cepat, lebih-lebih perkembangan ilmu pengetahuan yang hampir-hampir tidak memperdulikan lagi system suatu agama.

          Kondisi sekarang ini, pendidikan Islam berada pada posisi determinisme historik dan realisme. Dalam artian bahwa, satu sisi umat Islam berada pada romantisme historis di mana mereka bangga karena pernah memiliki para pemikir-pemikir dan ilmuan-ilmuan besar dan mempunyai kontribusi yang besar pula bagi pembangunan peradapan dan ilmu pengetahuan dunia serta menjadi transmisi bagi khazanah Yunani, namun disisi lain mereka menghadapi sebuah kenyataan, bahwa pendidikan Islam tidak berdaya dihadapkan kepada realitas masyarakat industri dan teknologi modern.

              Sistem pendidikan Islam yang ada hanya mengerjakan Ilmu-ilmu agama saja. Di sisi lain, generasi muslim yang menempuh pendidikan diluar sitem pendidikan Islam hanya mendapatkan porsi kecil dalam hal pendidikan Islam atau bahkan sama sekali tidak mendapatkan ilmu-ilmu keislaman.

B.    Pembahasan

a.    Problematika Pendidikan Islam Masa Kini dan Yang Akan Datang
         Permasahan pendidikan Islam saat ini terkait dengan ketertinggalan pendidikan Islam ini, dikarenakan oleh terjadinya penyempitan terhadap pemahaman pendidikan Islam yang hanya berksisar pada aspek kehidupan ukhrawi yang terpisah dengan kehidupan duniawi, atau aspek kehidupan rohani yang terpisah dengan kehidupan jasmani. Maka akan tampak adanya pembedaan dan pemisahan antara yang dianggap agama dan bukan agama, yang sacral dengan yang profane antara dunia dan akhirat. Cara pandang yang memisahkan antara yang satu dengan yang lain ini disebut sebagai cara pandan dikotomik. 1

            Penyebab ketertingalan pendidikan Islam. Hingga kini pendidikan Islam masih memisahkan antar akal dan wahyu, serta fakir dan zikir. Hal ini menyebabkan adanya ketidak seimbangan paradigamtik, yaitu kurang berkembang konsep humanisme religus dalam dunia pendidikan Islam , karena pendidikan Islam lebih berorientasi pada konsep ‘abdullah ( manusia sebagai hamba), ketimbang sebagai konsep khalifatullah (manusia sebagai khalifah Allah). Selain itu orientasi pendidikan Islam yang timpang tindih melahirkan masalah-masalah besar dalam dunia pendidikan, Dari persoalan filosofis, hingga persoalan metodologis. Disamping itu, pendidikan Islam menghadapi masalah serius berkaitan dengan perubahan masyarakat yang terus menerus semakin cepat, lebih-lebih perkembangan ilmu pengetahuan yang hampir-hampir tidak memperdulikan lagi sistem suatu agama.

          Terjadinya pemilihan-pemilihan antara ilmu umum dan ilmu agama inilah yang membawa umat Islam kepada keterbelakangan dan kemunduran paradapan, lantaran karena ilmu-ilmu umum dianggap sesuatu yang berada di luar Islam dan berada diluar Islam dan berasal dari non Islam atau the orher, bahkan seringkali ditentangkan antara agama dan ilmu (dalam hal ini sains). Agama dianggap tidak adanya kaitannya dengan ilmu, begitu juga ilmu dianggap tidak memperdulikan agama. Begitulah gambaran praktik kependidikan dan aktivitas keilmuan di tanah air sekarang ini dengan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dan dirasakan masyarakat. 2

 1 Muhaimin, Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia 2006.

         Agama islam dapat membawa nilai-nilai dan norma-norma kewahyuan bagi kepentingan hidup manusia diatas bumi, bila di interanisasikan kedalam pribadi melalui proses kependidikan yang konsisten dan terarah pada tujuan. Oleh karena itu pendidikan islam memerlukan kosep-konsep yang pada gilirannya dapat dikembangkan menjadi teori-teori teruji dan praksiasi di lapangan operasional. Bila pendidikan islam telah menjadi limu yang ilmiah dan alamiah maka ia akan berpungsi sebagai sarana pembudayaan manusia yang bernafas islam yang lebih efektif dan efisien.

           Namun akhir-akhir ini akibat perubahan sosial diberbagai sektor kehidupan umat manusia, beserta nilai-nilainya ikut mengalami pergesaran yang belum mapan. Sehingga islam harus mengubah strategi dan taktik operasional. Strategi dan taktik islam tersebut harus lebih efektif dan efisien artinya pedagogis, Sosiologis dan kultural.

Dari berbagai persoalan pendidikan Islam diatas dapat ditarik benar merah problematika Pendidikan Islam yaitu :
Pertama, Masih adanya problem konseptual-teoritis atau filsofis yang kemudian berdampak pada persoalan operasional praktis.
Kedua, persoalan konsptual-teoritis ini ditandai dengan adanya paradigma dikotomi dalam dunia pendidikan Islam antara agama dan bukan agama, wahyu dan akal serta dunia dan akhirat.
Ketiga,kurangnya respon pendidikan Islam terhadap raelitas sosial sehingga peserta didik jauh dari lingkungan sosio-kulutural mereka. Pada saat mereka lulus dari lembaga pendidikan Islam mereka akan mengalami social-shock.
Keempat, penanganan terhadap masalah ini hanya sepotong-potong, tidak integral dan komprehensif. 

2Abdurrahman Mas’ud, Beberapa Aspek Dasar Kependidikan, Jakarta: Bina Aksara 1993

Semkin kompleks pula, kejiwaan semakin tidak mudah diberi nafas agama. Orientasi pendidikan islam dan zaman teknologi masa depan perlu diubah pula baik mengenai sistem dan metode. Nafas keislaman dalam pribadi seorang muslim merupakan elane vitele yang menggerakkan prilaku diperkokokan dengan ilmu pengetahuan yang luas sehingga ia mampu memberikan jawaban yang tepat dan berguna terhadap tantangan perkembangan ilmu dan teknologi. Justru pendidikan islam membawa prinsip dan nilai-nilai absulutisme yang bersifat mengarahkan tren Perubahan Sosiokultural.

       Jika kita melihat kelembagaan pendidikan islam merupakan subsistem dari sistem masyarakat atau bangsa. Dalam operasionalisasinya selalu mengacu dan tanggap pada kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Hal ini untuk menghindari timbulnya kesenjangan sosiokultural. Dan untuk mengetahui adanya antara lembaga pendidikan dan masyarakat yang berkenaan dengan kebutuhan yang meningkat ialah dengan melakukan assement.
    
          Kelemahan fungsi lembaga subsistem masyarakat, pada hakekatnya tidak terlepas dari mekanisme sistem sosiokulural yang saat ini sedang bersamaan dengan pengaruhnya sains dan teknologi itu sendiri. Disamping itu, pergesaran indealitas masyarakat yang menuju ke arah pola piker rasional-teknologis yang cendrung melepaskan diri dari tradisobalisme cultural-educatif makin membengkak. Sehingga fungsi lembaga mau tidak mau harus lebih bersifat laten terhadap kecendrungan sosial tersebut. Karena lembaga telah dibebani over demended yang dianggap sekedar sebagai public and sosial servant yang harus tunduk kepada kebhinikaan kepentingan berubah-ubah.

Pada era masa kini dan yang akan datang, pandangan terhadap pengharagaan nilai kemanusiaan semakin concerded dari para perencana pembaharuan, menghindari meluasnya dominasi robot-robot teknologi yang berkealnjutan tidak menentu. 4

2. Pengaruh Sains dan Teknologi Canggih
    Sebagai mana kita ketahui bahwa dampak positif dari kemajuan teknoligi sampai kini adalah bersifat fasilitatif (memudahkan). Memudahkan manusia yang sehari-hari sibuk dengan berbagai problema yang semakin rumit. Teknologi menawarkan
4.Sama’un Bakry, Menggagas Konsep Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Bani quraisy,2005

Solusi Problematika Pendidikan Islam saat ini
 
        Mencermati kenyataan tersebut, maka mau tidak mau persoalan konsep dualisme-dikotomik pendidikan harus segera ditumbangkan dan dituntaskan, baik pada tingkatan fisolofi-paradigmatik maupun teknis departemental. Pemikiran fisolofis menjadi sangat penting, karena pemikiran ini nanti akan memberikan suatu pandangan dunia yang menjadi landasan idiologis dan moral bagi pendidikan.

Pemisahan antara ilmu dan agama hendaknya segera dihentikan dan menjadi sebuah upaya penyatuan keduanya dalam satu sistem pendidikan integralistik. Namun persoalan integritas ilmu dan agama dalam satu sistem pendidikan dini bukanlah satu persoalan yang mudah, melainkan harus atas dasar pemikiran fisolofis yang kuat, sehingga tidak terkesan hanya sekedar tumbal sulam. Langkah awal yang harus dilakukan dalam mengadakan perubahan pendidikan adalah merumuskan “ kerangka dasar filosofis pendidikan” yang sesuai dengan ajaran islam, kemudian mengembangkan secara “empiris prinsip-prinsip” yang mendasari terlaksananya dalam konteks lingkungan ( sosio dan kultural ) Filsafat Integralisme (hikma wahdatiyah) adalah bagian dari filsafat Islam yang menjadi alternatif dari pandangan holistik yang berkembang pada era postmodern di kalangan masyarakat barat. 3

1.    Sistem Pendekatan dan Orientasi

           Dan katakanlah yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap. ‘’ Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (Q.S. Al-Israa’:81) Pendekatan pendidikan islam memandang bahwa kebenaran islam yang muthlak pasti mampu mengalahkan kebatilan yang merajalela diluar kehidupan islam berdasarkan dalil diatas, namun kebenaran mutlak sebenarnya mampu berkembang sepenuhnya di masyarakat bila penganutnya berusaha keras dan tepat sasaran melalui sistem yang Metode Yang Efektif dan Efisien .

Efektifitas dan efisien islam menurut kita untuk menerapkan berbagai rekayasa dan rekadaya yang didasari oleh ilmu pengetahuan teoritis dan praktisis sesuai dengan sasaran yang digarap. Kerena pendidikan islam masa kini dihadapkan pada tantangan yang jauh lebih berat dari tantangan yang dihadapi pada masa permulaan penyebaran islam. Hal ini diakibatkan oleh permintaan yang bertambah (rising demand) manusia berbagai macam kesantaian dan kesenangan yang semakin luas, memasuki ruang-ruang dan celah-celah kehidupan kita sampai yang remang-remang dan bahkan gelap pun dapat dipenetrasi.

 3 Armahedi Mahzar, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia,1998


          Dampak negatif dari teknologi modern telah memulai menampakkan diri didepan mata kita. Pada prinsipnya berkekuatan melemahkan daya mental-spritual atau jiwa yang sedang tumbuh berkembang dalam berbagai bentuk penampilan dan gaya-gayanya. Tidak hanya nafsu mutmainah yang dapat diperlemah oleh rangsangan negatif dari teknologi elektronik dan informatika, melainkan juga fungsi-fungsi kejiwaan lainnya. Seperti kecerdasan pikiran, ingatan, kemauan, dan perasaan ( emosi ) diperlemah. Kemampuan aktualnya dipermudah dengan alat-alat teknologis-elektronis dan informatika seperti computer, fotocopy jarak jauh (facsimilie ), Vidio Casette recorder (VCR) dan komiditi cellulpid (film video-disc ), dan sebagainya. Dalam waktu dekat, anak didik kita tidak perlu lagi belajar bahasa asing atau keterampilan tangan, dan berpikir ilmiah taraf tinggi, karena alat-alat teknoligi telah mampu menggantikannya dengan computer penerjemah semua bahasa asing. Robot-robot telah siap mengerjakan tugas-tugas yang harus di kerjakan dengan tangan atau msin otak ( computer gnerasi baru ) mampu berpikir lebih cepat dari otak manusia sendiri. Lalu, bagaimana tentang proses menginternalisasiakan dan mentransformasikan nilai-nilai iman dan takwa kedalam lubuk hati manusia. Sampai saat ini belum kita mendengar adanya teknologi transformasi nilai-nilai spiritual itu.

        Permasalahan baru yang harus dipecahkan oleh pendidikan islam khusunya adalah dehumanisasi pendidikan,netralisasi nilai-nilai agama, atau upaya pengendalian mengarahkan nilai-nilai transional kepada suatu pemukiman yang ilahi, kokoh dan tahan banting. Baik dimensi individual maupun sosiokultural.

2.    Pelembagaan proses Kependidikan Islam
          Pendidikan Islam yang berlangsung melalui proses operasional menuju tujuannya memerlukan model dan system yang komsistem yang dapat mendukung nilai-nilai moral-spritual yang melandasinya.

           Nilai-nilai tersebut diaktualisasikan berdasarkan orientasi kebutuhan perkembangan ftrah murid yang terpadu dengan pengaruh lingkungan cultural yang ada. Karena itu, menajemen kelembagaan Pendidikan Islam memandang bahwa seluruh proses kependidikan dalam institusi adalah sebagai suatu system yang berorientasi kepada perbuatan yang nyata berdasarkan atas pendekatan yang sistematik.

         Kelembagaan Pendidikan Islam merupakan Subsistem dari system masyarakat atau bangsa. Dalam operasionalnya selalu mengacu dan tanggap kepada kebutuhan perkembangan masyarakat. Tanpa sikap demikian, Kesenjangan inilah yang menjadi salah satu sumber konflik antara pendidikan dan masyarakat. Dari sanalah timbul krisis pendidikan yang intensitasnya berbeda-beda menurut tingkat atau taraf masyarakat. 

        Pada era teknologi masa kini dan yang akan datang, pandangan terhadap penghargaan nilai kemanusiaan semakin menjadi concerned dari para perencana gerakan pembaharuan, menghindari luasnya dominasi robot-robot teknologi yang berkelanjutan tak menentu.
Pendidikan yang dijadikan tumpuhan harapan manusia harus mampu meproyeksikan keadaan masa depan kedalam tiga kategori, yaitu :
a.    Masa Depan Sosio
            Yang mengandung fenomena principal, antara lain penyebaran alternative struktur rumah tangga yang lamban, pengasuhan anak oleh orang tuanya, pandangan tentang posisi keibuan, hubungan-hubungan tentang seksualitas dan moralitas sosial baru, serta interprestasi kembali tentang peranan agama dalam masyarakat. Makin banyaknya kaum wanita menjadi tenaga kerja. Penekan hidup pada aspek-aspek sosial, penolakan umum terhadap penggunaan senjata penghancur missal (nuklir dan kimia ). Terjadi perkawinan lintas suku dan agama. Radikalisme pelajar makin menurun. Status kurang dikaitkan dengan benda-benda consumer. Pemecahan tentang krisis energy jangka panjang tak kunjung tercapai, dan penggunaan energy per kapita makin menurun; pertumbuhan penduduk nol makin disukai kaum ibu; antara lain akibat perubahan teknologi industry pada kurun 1990-1995 yang akan datang; makin meluas dengan bentuk transportasi baru; promiskuitas dan pornografi akan datang; makin meluas dengan bentuk transportasi baru; promiskuitas dan pornografi akan tetap di toleransi; televisi makin banyak dimanfaatkan untuk pengenalan kultur yang lebih efektif dan sebagainya.

b.    Masa depan tekno
          Secara singkat dapat disimpulkan bahwa masyarakat masa depan akan dilanda pengaruh energy fisika tinggi, inovasi dan aplikasinya yang cenderung lebih besar terhadap energy sinar laser. Peningkatan penggunaan computer dan teknik pemrosesan data, penyempurnaan computer rumah tangga; pengenalan superkonduktor pada transmisi kelistrikan dan pengenalan non kabel. Meningkatnya kesadaran bahwa teknologi tak sanggup mencarikan pengganti bagi sumber-sumber tenaga seperti bahan bakar, mineral, dan udara segar. Perdagangan internasional dan penanaman modal muncul sebagai kekuatan internasional bagi stabilitas dan perdamaian dunia. Perusahaan teknik akan lebih banyak mengalami kerugian dari pada untung dalam kurun persenjataan nulir. 5

c.    Masa depan bio
         Secara principal ditandai dengan makin menghangatnya disksui tentang pemakain teknik modifikasi behavioral seperti kimia, elektronik dan kejiwaan, serta isu-isu manipulasi genetika. Menurunya rentangan hidup disebabkan oleh kekurangan makanan dan polusi lingkungan dan menurunnya tingkat kematian bayi secara mencolok.
Namun tampak pada kita bahwa masa depan kehidupan umat manusia tetap mengandalkan lembaga-lembaga pendidikan formal dan non formal sebagai pusat-pusat pengembangan dan pengendalian kecenderungan manusia modern menuju kearah optimism. Apalagi jika kecendrungan itu dilandasi dengan nilai-nilai moral dan agama. Karena itu, pendidikan masih dapat dipandan potensial bagi pengembangan peredapan umat manusia jauh di masa depan dilihat dari berbagai alasan sosiologi, psikologi, cultural, dan teknologis.

3.    Prinsip-prinsip Pendidikan Islam Sebagai Disiplin Ilmu
         Sebagai disiplin ilmu, pendidikan islam bertugas pokok mengilmiahkan wawasan atau pandangan tentang pendidikan yang terdapat dalam sumber-sumber pokok. Dalam sumber-sumber pokok tersebut terdapat bahan-bahan fundemantal yang mengandung sumber-sumber kependidikan atau impilkasi-implikasi kependidikan yang masih berserakan. Untuk itu dibentuk suatu ilmu pendidikan islam, bahan tersebut perlu disistematikan dan diteoritiskan sesuai dengan kaidah yang terdapat dalam dunia pendidikan.

      5. Prof.H.Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003

Ilmu pengetahuan pendidikan islam pada khusunya tersusun dari konsep dan teori yang distemamatisasikan menjadi kebulatan yang terdiri dari komponen-komponen yang satu dengan yang saling berkaitan. Pendidikan islam merupakan sekumpulan ide dan konsep intelektual yang tersusun dan diperkuat melalui pengalaman dan pengetahuan.  Dengan kata lain, ilmu pendidikan islam harus bertumpu pada gagasan yang diagolis dan pengalaman empiris yang terdiri atas fakta dan informasi untuk diolah menjadi teori yang valid yang menjadi tempat berpijaknya suatu ilmu pengetahuan ilmiah. Terdapat tiga komponen dasar yang harus dibahas dalam komponen pendidikan,antara lain :
1.    Tujuan pendidikan islam harus dirumuskan dan ditetapkan secara jelas dan sama bagi seluruh ummat islam sehingga bersifat universal. Sebagai esensinya tujuan pendidikan islam yang sejalan dengan Al-Qur’an itu tidak lain adalah penyerahan diri sepenuhnya terhadap tuhan Yang Maha Esa.
2.    Metode pendidikan islam yang kita ciptakan harus berpungsi secara efektif dalam proses pencapaian tujuan pendidikan islam.  Komprehensivitas dari pada tujuan pendidikan harus paralel dengan keanekaragaman metode, mulai dari metode verbalistik-simbolisme sampai pada interaksi langsung dalam suasana belajar mengajar.
3.    Irama gerak yang harmonis antara metode dan tujuan pendidikan dalam proses akan mengalami vakum bila tanpa kehadiran nilai atau ide. Oleh karena itu pendidikan islam harus mengarah pada pengembagan kualitas manusia sebagai Khalifah di muka bumi.

          Dalam content (kurikulum) pendidikan islam harus mencerminkan jenis-jenis sains yang dibutuhkan oleh manusia muslim untuk menunjang tugas sebagai mandataris tuhan di muka bumi. Berdasarkan pemikiran diatas maka pendidikan islam sebagai disiplin ilmu telah memiliki modal dasar yang potensial untuk dikembangkan sehingga mampu berperan di jantung masyarakat dinamis masa kini dan mendatang. Dalam kajian ilmu yang ilmuah harus bertumpu pada adanya teori-teori. Oleh karena itu teori pendidikan islam harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a.    Teori harus menetapkan adanya hubungan fakta dan yang ada.
b.    Teori harus mengembangkan sistem klasifikasi dan struktur dari konsep-konsep
c.    Teori harus mngihtisarkan sebagai fakta
d.    Teori harus meramalkan sebuah fakta serta  kejadian-kejadian
Adapun corak teoritis dari ilmu pendidikan itu hendak disusun secara sistematis yang well-oragnized, yang mampu memberi diskripsi tentang adanya fakta dari pengalaman operasional dalam bentuk pengertian sederhana mungkin. 6

 6 Nur Uhbiyati dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung, Bandung : Pustaka Setia, 1997

KESIMPULAN
              Strategi dan taktik islam harus lebih efektif dan efisen artinya pedagogis, sosiologis dan kultural. Oleh karena itu nafas keislaman dalam pribadi seorang muslim merupakan elane vitale yang menggerakkan prilaku diperkokohkan dengan ilmu pengetahuan yang luas sehingga ia mampu memberikan jawaban yang tepat dan berguna terhadap tantangan perkembangan ilmu dan teknologi, dan dalam pendidikan islam tidak akan lepas dari prinsip islam yang bersumber dari dasar pokok Al-Quran. Perencanaan untuk pendidikan masa depan harus meliputi tiga ciri pokok masyarakat yaitu:
a.    Masa depan sosio
b.    Masa depan tecno
c.    Masa depan bio

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arifin, Muzayyin,Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara,2003
Ahmadi, Abu & Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung : Pustaka Setia, 1997
Sama’un, Bakry, Menggagas Konsep Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Bani quraisy,   
      2005
Mahzar Armahedi, Ilmu pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 1998
Mas’ud Abdulrahman, Beberapa Aspek Dasar Kependidikan., Jakarta : Bina Aksara, 1993
Muhaimin, Pendidikan Islam, Bandung : Pustaka Setia, 2006. 

Related Posts

1 comment:

  1. Terima Kasih atas infonya.
    alifqofrahamzah.blogspot.co.id

    ReplyDelete