--> MAKALAH TENTANG : ANAK DIDIK | KUMPULAN MAKALAH

Berbagi Tugas Sekolah Makalah dan Referensi

Sunday, January 08, 2017

MAKALAH TENTANG : ANAK DIDIK

| Sunday, January 08, 2017
KATA PENGANTAR

       Puja dan puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Ilahi Robbi yang telah memberikan kita kesempatan untuk dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
       Shalawat bertangkaikan salam tetap kita curahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
       Dengan berbagai segala rintangan akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini pada waktu yang telah ditentukan dosen, kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita yang membacanya dan khususnya bagi penulis.
        Terakhir, penulis adalah manusia biasa yang tak lepas dari kekurangan dan kesalahan, oleh sebab itu segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi terciptanya makalah yang sempurna dimasa mendatang.

PENDAHULUAN 

        Pendidikan merupakan proses yang berangkat dari suatu tinjauan atau kerangka acuan yang melandasi penyelenggaraan pendidikan. Landasan landasan ini berkaitan dengan pandangan suatu teori terhadap hakikat anak sebagai subjeck didik. 
a. Factor pembawaan (heredity). Yang dimaksud factor pembawaan adalah semua corak hidup yang muncul diawal kehidupan (kelahiran) tapi sudah ada sejak mulai pembuahan (conception) yakni sembilan bulan sebelum kelahiran (crow and crow). 
b. factor lingkungan sosial, yang dimaksud dengan lingkungan terdiri dari individu (Group) diantaranya timbul interaksi social. 
c. Factor aktiviteit. Artinya aspek kemampuan sendiri dari individu. 
Anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau kelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. anak didik dalam arti sempit adalah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan pada tanggung jawab pendidikan. anak didik disebut juga "peserta didik" dalam arti bisa anak bisa orang dewasa.

1. Pengertian Anak Didik
            Anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. anak didik dalam arti sempit (khusus) ialah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan pada tanggung jawab pendidikan. anak didik disebut juga "peserta didik" Dalam arti bisa anak dan bisa orang dewasa.
            Anak sebagai peserta didik seharusnya dapat diketahui ciri-cirinya, yaitu :
a. Anak didik mempunyai kelemahan dan ketidak berdayaan
           Kita lihat anak sejak lahir membutuhkan pertolongan mulai dari ibu serta keluarga pada umumnya. Jika dibandingkan dengan binatang prosesnya jauh lebih lama. Anak pada awalnya lemah baik fisik maupun mentalnya. Seterusnya ketidak berdayaan anak adalah akibat belum sempurna perkembangannya. Kelemahan itu akan berakhir bila anak dewasa.
b. Anak berkemauan keras untuk berkembang.
            Berkat potensi yang ada anak dapat berkembang, maka dalam perkembangan itu pula terjadi secara kodrati kemauan untuk belajar. Ciri anak normal diantaranya ialah memiliki kemauan keras untuk berkembang. Anak normal memiliki vitalitas untuk berkembang dan maju sesuai dengan masa pertumbuhannya.
            Bila seorang anak menunjukka kemauan keras untuk belajar sesuatu maka anak disebut sedang mempunyai masa peka yaitu suatu masa yang sedang masak untuk dilatih dan berkembang, inilah yang perlu diperhatikan pendidik. Misalnya sudah mulai mengoceh, maka laitihlah anak agar dapat menggunakan ocehannya. Jadi pembicaraan yang punya arti dan tujuan, begitu seharusnya perkembangan sedikit demi sedikit terjadi.
C. Anak ingin menjadi dirinya/memperoleh keakuan
          Ini berarti diri anak didik ingin diakui keberadaannya, ingin memiliki pribadi yang teguh. Maka sejalan dengan pengakuan yang diharapkan anak. Pendidik tidak sepantasnya bersifat oteriter, sebab bisa mematikan perkembangan anak didik.
         Diatas telah dilukiskan dengan ringkas siapa manusia itu baik sebagai individu ataupun sebagai mahkluk sosial. Sebagai mahluk tuhan yang harus menyembah kepada-Nya.
         Mengingat pendidikan itu merupakan bimbingan terhadap pertumbuhan si anak, maka pendidik perlu memahami siterdidik dan berbagai segi perkembangan dan perhatiannya.
B. Latar belakang keharusan anak didik.
          Menurut Langeveld manusia itu adalah animal educendum. Artinya manusia itu pada hakikatnya adalah mahkluk yang harus dididik tetapi manusia juga harus mampu untuk mendidik.
             Dan kedua istilah yang disebutkan tadi jelas bahwa pendidikan itu merupakan keharusan mutlak pada manusia. Mengapa manusia itu harus dididik dan mendidik, hal itu dapat ditinjau dari beberapa aspek
a. Aspek anak didik, dengan alasan :
    Anak didik yang baru lahir itu mempunyai potensi untuk berkembang karena adanya usaha pendidikan ini maka kita dapat melaksanakan pembinaan ini, keharusan ini kita tetapkan setelah adanya kemungkinan sebab kita tidak akan mengusahakan sesuatu yang tidak mungkin terjadi.
b. Anak yang baru lahir itu dalam keadaan yang serba lemah belum dapat berdiri sendiri, jadi dalam keadaan serba tergantung pada orang lain. Karena itu kita perlu memnberikan bimbingan dan pendidikan demi perkembangan dan kelanjutan hidup anak. Keadaan anak manusia yang baru lahir sangat berbeda dengan keadaan anak binatang yang baru lahir terutama dalam keadaan fisiknya.
Anak bayi yang baru lahir membawa potensi yang bermacam-macam tetapi hanya memiliki sedikit insting aktif siap untuk digunakan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pada binatang terutama binatang tingkat rendah, begitu lahir kembali telah dilengkapi dengan kecakapan insting yang sempurna, hingga ada binatang tadi dapat melanjutkan hidupnya tanpa pertolongan induknya.
Jadi binatang tadi tidak memerlukan pertolongan atau tuntunan. Memang sebenarnya dengan adanya insting yang lengkap ini justru membuat kehidupan binatang umumnya menjadi kaku. Sebab binatang tadi hanya memiliki cara-cara hidup yang tetap atau statis, binatang hanya memiliki cara yang sudah tetap dalam menghadapi alam sekitarnya.
        Hal ini berarti bila alam sekitar berubah maka insting binatang tidak mampu lagi menghadapinya, karena  itulah maka binatang banyak yang sudah punah, akibat perubahan alam sekitar yang menimpanya.
         Dari fakta ini jelas bahwa binatang tak dapat memisahkan diri dalam alam. Sedangkan pada manusia terdapat kemampuan untuk membedakan diri dari alam sekitarnya serta penyesuaian diri dengan alam untuk menutupi kebutuhan hidup. Tapi kesadaran diri dan kemampuan ini tidak/belum dimiliki anak sejak lahir dan hanya dibawahnya dalam bentuk potensi yang perlu dikembangkan melalui pendidikan.
C. Aspek tanggung jawab orang tua, dengan alasan :
          Anak itu lahir karena adanya hubungan orang tua yang telah mengingat janji untuk hidup berumah tangga dalam ikatan nikah yang sah. Karena itu timbullah tanggung jawab mendidik secara kodrati, lebih-lebih lagi tanggung jawab moral dari orang tua untuk mendidik anaknya, baik segi fisisk, social, emosi maupun inteligensinya agar memperoleh keselamatan, kepandaian serta kebahagian hidup
D. Aspek kemanusiaan dengan alasan :
           Perbuatan mendidik adalah sifat yang khas pada manusia. Ahli piker Immanuel Kant pernah mengatakan, manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan. Ini berarti bila manusia itu tidak dididik maka ia tidak dapat menjadi dalam arti yang sebenarnya.
              Misalnya, kisah anak manusia yang berada dalam pengawasan binatang yang lama kelamaan menjauhi sikap sebagai manusia, bahkan lebih dekat dengan sikap hewan pelindungnya.
E. Aspek sebagai mahluk budaya, dengan alasan :
             Manusia mempunyai budi, dengan budinya ia menciptakan budaya dan hidup dalam alam kebudayaan. Untuk hidup dalam alam kebudayaan manusia harus diperlengkapi dengan nilai dan norma-norma kebudayaan yang harus disampaikan melalui pendidikan. Jadi, dari segi kebudayaan ini pendidikan adalah merupakan upaya untuk menyampaikan norma kebudayaan terhadap generasi penerus. Juga melalui pendidikan  terangkatlah manusia, dari dunia alam (the worl of nature) menuju ke dunia kebudayaan (the worl of culture)
F. Ditinjau dari sudut kepentingan Negara, dengan alasan :
           Bila ditinjau dari sudut Negara, pemerintahan, maka Negara selalu membutuhkan tenaga terampil untuk menggerakkan berbagai roda pembangunan negaranya. Untuk itulah maka Negara banyak memberi perhatian si sektor pendidikan ini. Anak yang sudah terdidik diharapkan kelak membangun negaranya.
G. Ditinjau dari sudut ajaran agama :
            Agama (Islam) dengan jelas mewajibkan kepada semua penganutnya agar belajar menuntut ilmu pengetahuan. Bahkan dengan tegas disebutkan oleh ajaran islam "la dina liman la aqlahu". artinya tidak ada agama bagi orang yang tidak ada akalnya baginya.
             Dalam konteks lain, dianjurkan dengan tegas "ajarilah anak-anakmu maka sesungguhnya mereka perlu dipersiapkan untuk suatu masa yang berbeda dengan masamu sendiri. Anak yang cerdas pikirannya akan dapat mengisi kehidupannya dengan nilai-nilai agama, sehingga memperoleh hidup dan kehidupan dengan nilai-nilai agama, sehingga memperoleh hidup dan kehidupan dengan nilai - nilai agama, sehingga memperoleh hidup dan kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat.
II. Landasan Psikologis.
1. Psikologis
            Sejak lahir sampai mati manusia mengalami perubahan (pertumbuhan atau perkembangan) baik dibidang jasmani maupun rohani. Proses perkembangan ini terjadi terus menerus secara teratur dan menuju kearah kemajuan. Setiap fase pertumbuhan anak (manusia) terjadi peningkatan kecakapan dan kemampuan. Hal ini menyebabkan manusia ingin memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang setiap saat berubah sesuai dengan keadaan alam itu sendiri.
            Setiap individu memiliki bakat, kemampuan, minat, kekuatan, demikian pula tempo dan irama perkembangan yang berbeda antara seorang dengan yang lainnya. Sebagai implikakinya pendidikan tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik walaupun mereka mungkin memiliki beberapa kesamaan. Dengan demikian kurikulum beserta garis-garis besar program pengajaran atau silabusnya harus sesuai dengan sejalan dengan keadaan psikologis peserta didik yang berbeda sesuai dengan perkembangan mereka masing-masing.
              Individu yang satu berbeda dengan individu lainnya. perbedaan ini terjadi karena adanya perbedaan berbagai aspek kejiwaan antara individu (peserta didik) itu sendiri baik yang berhubungan dengan bakat, intelek, maupun perbedaan pengalaman dan tingkat perkembangan serta cita-cita, aspirasi dan kepribadian secara keseluruhan. Oleh karena itu pemahaman hal-hal tersebut diatas sangat penting untuk dipahami dalam pelaksanaan proses pendidikan bagi peserta didik, artinya dengan memahami keadaan psikologi peserta didik maka memberi kemudahan untuk mendidik mereka sesuai dengan kemampuan dan bakatnya masing-masing.
            Ada tiga factor yang perlu mendapat perhatiannya untuk memahami pribadi anak yaitu sebagai berikut :
   a. Keturunan (heredity)
             Ada mendapat sifat-sifat pembawa dari orang tuannya mulai pada masa konsepsi yaitu pada masa adanya proses pembuahan sel telur dan sel jantan. Sifat-sifat tersebut merupakan potensi yang membutuhkan pemunculan dan pengembangan selanjutnya. Potensi ini adalah masalah yang sangat perlu mendapat perhatian agar lingkungan atau pendidikan dapat mengembangkannya dengan baik sehingga mencapai batas optimal
b. Lingkungan (environment)
           Lingkungan ini pada garis besarnya dibagi kepada lingkungan yang bersifat fisik dan bersifat social. Lingkungan ini telah dialami oleh anak sejak ia berada dalam kandungan. Keadaan dan kondisi sang ibu serta sejak ia berada dalam kandungan. Keadaan dan kondisi sang ibu serta makanan yang diterima anak melalui ibu akan menentukan kelangsungan anak, demikian pula setelah anak lahir. Pengaruh yang bersifat fisik dan social tidak bisa dihindari bahkan kenyataan harus dialami oleh anak
C. Factor diri anak (Self)
           Kehidupan kejiwaan anak tidak boleh diabaikan, ia merupakan factor yang harus diperhatikan dalam proses kependidikan, seperti perasaan anak pikiran, usaha, pandangan, penilaian, sikap dan keyakinan. Dengan memahami individu (self) anak berarti telah memahami kehidupannya.
2. Landasan sosiologi
           Salah satu tujuan sekolah adalah untuk membekali anak agar ia mampu menjadi anggota masyarakat yang berguna, karena sekolah telah memiliki  peralatan dan tenaga personil serta sarana dan prasarana  lainnya untuk membekali dan menginternasi nilai pada diri anak.
           Keluarga kurang mampu membekali anak akan ilmu-ilmu dan keterampilan sesuai dengan tuntutan zaman. Lapangan kerja dan tuntutan social yang semakin luas di dalam masyarakat menuntut adanya keseimbangan antara lapangan kerja dengan tenaga yang siap pakai.
            Adanya perubahan masyarakat desa yang sifatnya tradisional menuju ke masyarakat kota, akan membawa akibat perubahan tuntutan terhadap pendidikan, sesuai dengan  terdapatnya kondisi social yang berbeda dengan pola kehidupan dikota, demikian pula hubungan relasi antara manusia didesa dan dikota berbeda pula, sehingga sikap mereka pun terhadap nilai-nilai moral berbeda pula.
            Sekolah atau pendidikan formal merupakan sub system social pula, maka sekolah dan masyarakat tidak dapat di pisahkan . Wild dan Lottich mengemukakan dalam buku The Fondation Of Modren Education, bahwa perubahan lingkungan fisik, social, dan politik serta ekonomi akan menentukan atau juga akan merubah konsepsi manusia tentang kehidupan juga akan menentukan atau juga akan merubah konsepsi manusia tentang tujuan pendidikan akan merubah pula konsepsi tentang materi atau isi, susunan, jenjang, organanisasi, dan jenis pendidikan sampai pada metodologi pendidikannya. Perubahan dalam konsepsi dan tujuan pendidikan nerupakan akibat yang ditentukan oleh atau sebagai usaha perubahan penyesuaian terhadap perubahan lingkungan atau tujuan hidup manusia.

3. Landasan Kultural
          Pendidikan tidak mungkin terpisah dari manusia, ia selalu aktif terkait dengan manusia, dan setiap manusia menjadi anggota masyarakat dan pendukung kebudayaan tertentu. Kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu selalu terkait dengan pendidikan utamanya belajar.
        Kebudayaan dalam arti luas dapat terwujud :
        a. Adeal, seperti ide, gagasan, nilai, dan sebagainya
        b. Kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat
        c. Fisik, yakni benda hasil karya
        Kebudayaan dapat dibentuk, dilestarikan dan dikembangkan melalui pendidikan baik kebudayaan yang terwujud ideal atau kelakuan maupun teknologi (hasil karya). Cara-cara untuk mewujudkan kebudayaan, khususnya menstransfer atau mengajarkan tingkah laku kepada generasi baru berbeda dari masyarakat ke masyarakat berikutnya, sesuai dengan perkembangan dan kemajuan masyarakat itu sendiri.
      Pada dasarnya ada tiga yang sifatnya umum yang dapat didenefisikan dalam menurunkan kebudayaan kepada generasi mendatang, yaitu melalui pendidikan informal (biasanya terjadi didalam keluarga), nonformal (dalam masyarakat secara terprogram dan berkelanjutan serta berlangsung dalam kehidupan masyarakat). Dan formal (melibatkan lembaga khusus seperti sekolah, yang dirancang untuk mewujudkan tujuan pendidikan).
         Kebudayaan nasional sebagai landasan pendidikan nasional, adalah bahwa masyarakat Indonesia sebagai pendukung kebudayaan masyarakat mejemuk, maka kebudayaan Indonesia lebih tepat disebut dengan kebudayaan nusantara yang beragam. Salah satu yang efektif upaya penyesuaian pendidikan jalur sekolah dengan keragaman latar belakang social budaya Indonesia adalah dengan mewujudkan muatan local atau kurikulum sekolah terutama di sekolah dasar dan menengah.
       Keragaman social budaya tersebut terwujud dalam keragaman adat istiadat, tata cara, dan tata karma pergaulan, kesenian, bahasa dan sastra daerah disuatu daerah tertentu sejak sebelum dan sesudah kemerdekaan.
      Tampaknya belakangan ini semakin dirasakan perlunya keterkaitan peserta didik dengan lingkungannya, untuk itu peserta didik tidak hanya mengenal lingkungannya berupa alam sosial dan budaya, tetapi juga mau dan mampu mengembakannya. Oleh karena itu muatan local atau kurikulum local adalah salah satu usaha yang efektif untuk menyahuti tuntutan yang dimaksud, sehingga lingkungan peserta didik tidak merasa asing baginya, bahkan merasa ia bagian dari dirinya sendiri.


PENUTUP

      Dalam diri anak juga akan mengalami perubahan pada saat mendapatkan pendidikan dari keluaga maupun sebuah instansi/sekolah. Perubahan ini biasanya terjadi pada fisik dan pembuatan dari di anak. Perubahan dari si anak. Perubahan ini dapat jelas terlihat oleh orang utan dan seorang guru karena mereka memiliki pengetahuan tentang yaitu pengetahuan tentang psikologi atau bisa juga disebut ilmu tentang kejiwaan anak.
      Selain itu anak juga perlu diberikan pengetahuan tentang sosiologi atau ilmu tentang perkembangan masyarakat dan berinteraksi didalam suatu masyarakat itu sendiri. Anak juga akan menerima apa-apa yang dilihat dan diajarkan kepada mereka.
        Anak-anak juga harapan dari suatu bangsa atau dari sebuah Negara, karena itulah kita harus mengajarkan mereka hal-hal yang baik dan mencontohkan kepada mereka perbuatan-perbuatan yang baik yang diajarkan oleh agama masing-masing dan juga memperkenalkan ragam budaya dan memberikan mereka nasihat-nasihat supaya mereka saling menghargai dan menghormati antara bangsa walaupun mereka berbeda ras, suku, dan juga agama, karena di Indonesia memiliki paham yaitu "Bhinneka Tunggal Ika" artinya walaupun berbeda-beda tetapi satu jua.

DAFTAR PUSTAKA

Daulay, Saleh Anwar. Ilmu Pendidikan, Medan : Cv Jabal Rahmat.2005
Hasan, Chalidjah.. Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya : Al-Ikhlas, 1994
Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT Grafindo Persada, 1991
Hasibuan, Muslim. Dasar-Dasar Kependidikan.Padang Sidimpuan : .2011
Syafiruddin. Ilmu Pendidikan. Bandung : Citapustaka Media.2005

Related Posts

No comments:

Post a Comment