--> KUMPULAN MAKALAH | Deskripsi Singkat Blog di Sini

Berbagi Tugas Sekolah Makalah dan Referensi

Friday, March 24, 2017

no image

MAKALAH TENTANG : PANDANG ISLAM TERHADAP KEBUDAYAAN

                                                                KATA PENGANTAR

       Puji syukur kehadirat ALLAH SWT kami panjatkan, karena dengan limpahan rahmat taufiq dan hidayahnya kami bisa menyelesaikan tugas kelompok yang berjudul "Pandangan Islan Terhadap Kebudayaan".
         Terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam pengerjaan makalah ini. Kepada teman-teman yang membantu memberi masukan dukungan dan sumbangan pikiran kepada kamiatas terselesainya makalah ini.
         Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan apabila ada kritik atau pun saran dari pembaca kami mengucapkan terimakasih dan akan kami evaluasi lagi, karena kritik dan saran dari pembaca bias menyempurnakan makalah ini.
        Kami mohon maaf apabila ada kekurangan dalam makalah ini besar harapan kami adalah semoga makalah ini dapat bermanfaat

                                                                       BABI
                                                            PENDAHULUAN


           Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah. Merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal), diartikan sebagai hal-hal berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture. Berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa juga diartikan mengolah tanah atau bertani. Kata culture, juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
         Kemusyrikan yang sudah diredam itu adalah ruwatan. Sebelum tahun 1990-an, kegiatan ruwatan jarang sekali terdengar dan sudah terkubur. Tetapi sejak tahun 2000, terutama pada saat pemerintahan Abdurrahman Wahidalias Gus Dur, acara ruwatan muncul kembali. Konon menurut informasi yang beredar, Gus Dur pun diruwa oleh seorang paranormal bernama Romo Bahkan di universitas ternama, seperti Universitas Gajah Mada pun melakukan ritual ruwat yang diberi nama Ruwatan Bangsa

                                                                   BAB II
                                                           PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebudayaan
         Di dalam Kamus Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa: " budaya" adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang kebudayaan" adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat.
          Secara umum arti kebudayaan ialah suatu hasil daya pemikiran dan pemerahan tenaga lahir manusia, ia adalah gabungan antara tenaga fikiran dengan tenaga lahir manusia ataupun hasil daripada gabungan tenaga batin dan tenaga lahir manusia. Yang dimaksudkan gabungan antara tenaga batin (daya pemikiran) dengan tenaga lahir ialah suatu pemikiran manusia yang dilaksanakan dalam bentuk perbuatan. Maka hasil daripada gabungan inilah yang dikatakan kebudayaan.
      Untuk memudahkan pembahasan, Ernst Casirer membagi kebudayaan menjadi lima aspek : 1. Kehidupan Spiritual, 2, Bahasa dan Kesusastraan, 3. Kesenian, 4. Sejarah dan 5. Ilmu Pengetahuan.

B.Kebudayaan dalam Islam
       Islam tidak bisa dianggap kebudayaan karena Islam bukan hasil dari pemikiran dan ciptaan manusia. Agama Islam adalah sesuatu yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW yang mengandung peraturan-peraturan untuk jadi panduan hidup manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Tetapi agama-agama (yang telah banyak mengalami perubahan) selain Islam memang kebudayaan, sebab agama-agama tersebut adalah hasil ciptaan dan daya pemikiran manusia
      Walaupun bukan kebudayaan tetapi agama islam sangat mendorong, bahkan turut mengatur penganutnya untuk berkebudayaan. Agama Islam
         Jadi apa sebenarnya kebudayaan Islam? Umumnya suatu yang dicetuskan itu bersih dengan ajaran Islam baik dalam bentuk pemikiran ataupun sudah berupa bentuk sikap atau perbuatan, dan ia didorong oleh perintah wahyu. Itulah yang benar-benar dinamakan kebudayaan (tamadun) Islam.
Jika ajaran agama Islam ini diamalkan seungguh-sungguh, umat Islam akan jadi maju, Dan dengan kemajuan yang dihasilkan itu, lahirlah kebudayaan atau tamadun. Semakin banyak umat Islam mengamalkan hukum Islam, semakin banyak kemajuan dihasilkan dan semakin banyak pula kebudayaan atau tamadun Islam yang lahir.

C. Wujud / Bentuk Kebudayaan Islam
 Bentuk atau wujud kebudayaan Islam dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.    Wujud Ideal (gagasan)
     Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan yang sifatnya abstrak. Wujud kebudayaan ini terletak di dalam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan idealitu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
 Kebudayaan Islam yang berwujud ideal diantaranya:
 a. Pemikiran di bidang hukum Islam muncul ilmu fiqih
 b. Pemikiran di bidang agama muncul ilmu Tasawuf dan ilmu tafsir
 c. Pemikiran di bidang sosial politik muncul sistem khilafah Islam (pemerintahan Islam) yang diprakarsai oleh  Nabi Muhammad dan diteruskan oleh Khulafaurrosyidin
 d. Pemikiran di bidang ekonomi muncul peraturan zakat, pajakjizyah (pajak untuk non Muslim), pajak Kharaj (pajak bumi), peraturanghanimah (harta rampasan perang)
e. Pemikiran di bidang ilmu pengetahuan muncul ilmu sejarah, filsafat, kedokteran, ilmu bahasa dan lain-lain.

2.   Wujud Aktivitas
     Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dapat diamati dan didokumentasikan.
 Kebudayaan Islam yang berwujud aktivitas adalah sebagai berikut:
a. Pemberlakuan hukum Islam seperti potongtangan bagi pencuri dan hukum rajam bagi pezina
b. Penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa resmi pemerintahan Islam pada masa Dinasti Umayyah (masa khalifah Abdul Malik bin Marwan) memunculkan gerakan ilmu pengetahuan dan penterjemahan ilmu-ilmu yang berbahasa Persia dan Yunani ke dalam bahasa Arab, Gerakan ilmu pengetahuan mencapai puncaknya pada masa Dinasti Abbasiyah, dimana kota Baghdad dan Iskandariyah menjadi pusat ilmu pengetahuan ketika itu.
3. Wujud Artefak (benda)
       Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraha, dilihat, dan didokumentasikan, Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Contoh kebudayaan Islam yang berbentuk hasil karya di antaranya: seni ukiran kaligrafi yang terdapat di masjid-masjid, arsitektur-arsitektur masjid dan lain sebagainya."
 Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. 
Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
 Contoh Kebudayaan Islam lainnya adalah sebagai berikut:
a. Di bidang Seni : Syair, Kaligafi, Hikayat, Suluk, Babad, Tari Saman, tari Zapin,
b. Dibidang Fisik:Masjid, Istana, Keraton, Di Bidang Pertunjukan:Sekaten, Wayang Hadrah, Qasidah,
d. Dibidang Tradisi Aqiyah, Khitanan, Halal Bihalal, Sadranan, Beranzi

D.Akulturasi Kebudayaan Indonesia dan Kebudayaan Islam
         Sebelum Islam masuk dan berkembang, Indonesia sudah memiliki corak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha. Dengan masuknya Islam, Indonesia kembali mengalami prosesakulturasi (proses bercampurnya dua atau lebih kebudayaan karena percampuran bangsa-bangsa dan saling mempengaruhi), yang melahirkan kebudayaan baru yaitu kebudayaan Islam Indonesia.
       Masuknya Islam tersebut tidak berarti kebudayaan Hindu dan Budha hilang. Bentuk budaya sebagai hasil dari proses akulturasi tersebut, tidak hanya bersifat kebendaan/material tetapi juga menyangkut perilaku masyarakat Indonesia.
        Salah satu hasil akulturasi kebudayaan tersebut dapat kita lihat pada beberapa bangunan masjid yang ada di Indonesia yang atapnya bersusun semakin ke atas semakin kecil dari tingkatan paling atas berbentuk limas. Jumlah atapnya ganjil 1, 3 atau 5. Hal itu menunjukkan bahwa bangunan masjid tersebut adalah hasil dari penggabungan kebudayaan Indonesia dan kebudayaan Islam

E.Konsep Kebudayaan Islam
        Secara umum kebudayaan dapat dipahami sebagai hasil olah akal, budi,mciptarasa, karsa, dan karya manusia. Kebudayaan pasi tidak lepas dari nialai-nilai ketuhanan.
       Kebudayaan yang telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang universal berkembang menjadi peradaban. Dalam perkembangannya perlu dibimbing oleh wahyu dan aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber dari nafsu hewani sehingga akan merugikan dirinya sendiri. Disini agama Islam berfungsi untuk membimbing manusia dalam mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradabatau berperadaban Islam.
      Sehubungan dengan hasil perkembangan kebudayaan yang dilandasi nilainilai ketuhanan atau disebut sebagai peradaban Islam, maka fungsi agama di sini semakinjelas. Ketika perkembangan dan dinamika kehidupan umat manusia itu sendiri mengalami kebekuan karena keterbatasan dalam memecahkan persoalannya sendiri, disini sangat terasa akan perlunya suatu bimbingan wahyu.
Allah mengangkat seorang Rasul dari jenis manusia karena yang akan menjadi sasaran bimbingannya adalah umat manusia. Oleh sebab itu misi utama Muhammad diangkat sebagai Rasul adalah menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia dan alam. Mengawali tugas utamanya, Nabi meletakkan dasardasarkebudayaan Islam yang kemudian berkembang menjadi peradaban Islam.
       Ketika dakwah Islam keluar dari jazirah Arab, kemudian tersebar keseluruh dunia, maka terjadilah suatu proses panjang dan rumit, yaitu asimilasi (penyesuaian) budaya-budaya setempat dengan nilai-nilai Islam yang kemudian menghasilkan kebudayaan Islam. Kebudayaan ini berkembang menjadi suatu peradaban yang diakui kebenarannya secara universal.

F.Prinsip-prinsip Kebudayaan Islam
        Islam datang untuk mengatur dan membimbing masyarakat menuju kepada kehidupan yang baik dan seimbang. Dengan demikian Islam tidaklah datang untuk menghancurkan budaya yang telah dianut suatu masyarakat akan tetapi dalam waktu yang bersamaan Islam menginginkan agar umat manusia ini jauh dan terhindar dari hal-hal yang tidak bermanfaat dan membawa mudarat di dalam kehidupannya, sehingga Islam perlu meluruskan dan membimbing kebudayaan yang berkembang di masyarakat menuju kebudayaan yang beradab dan berkemajuan serta mempertinggi derajat kemanusiaan.
        Prinsip semacam ini, sebenarnya telah menjiwaiisi Undang-undang Dasar Negara Indonesia pasal 32, walaupun secara praktik dan perinciannya terdapat perbedaan-perbedaan yang sangat menyolok. Dalam penjelasan UUD pasal 32, disebutkan : " Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adah, budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
 Dari situ, Islam telah membagi budaya menjaditiga macam.
Pertama : Kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Islam, seperti : kadar besar kecilnya mahar dalam pernikahan di kalangan masyarakat Aceh, misalnya keluarga wanita biasanya menentukan jumlah maskawin sekitar 50-100 gram emas.
Kedua : Kebudayaan yang sebagian unsurnya bertentangan dengan Islam. Contoh yang paling jelas adalah tradisi Jahiliyah yang melakukan ibadah haji dengan cara-cara yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti thowaf di Ka'bah dengan telanjang
Ketiga : Kebudayaan yang bertentangan dengan Islam, Seperti, budaya ngaben "yang dilakukan oleh masyarakat Bali.

G.Sejarah Intelektual Islam

        Diskusi sains dan Islam ada baiknya dimulai dari satu peristiwa monumental yang menandai lahirnya sains modern, yakni Revolusi Ilmiah pada abad ke 17 di Eropa Barat yang menjadi "cikal bakal" munculnya sains moderns sebagai sistem pengetahuan universal. Dalam historiografi sains, salah satu pertanyaan besar yang selalu menjadi daya tarik adalah: Mengapa Revolusi ilmiah tersebut tidak terjadi di peradaban Islam yang mengalami masa kejayaan berabadabad sebelum bangsa Eropa membangun sistem pengetahuan mereka?
      Sekarang mari kita menengok ke sejarah yang lebih awal tentang peradaban Islam dan sistem pengetahuan yang dibangunnya. Catatan A.I. Sabra dapat kita jadikan salah satu pegangan untuk melihat kontribusi peradaban Islam dalam sains. Dalam pengamatannya, peradaban Islam memang mengimpor tradisi intelektual dari peradaban Yunani Klasik. Tetapi proses ini tidak dilakukan begitu saja secara pasif melainkan dilakukan melalui proses penyesuaian dengan nilainilai Islam. Dengan demikian peradaban Islam mampu mengambil mengolah, dan memproduksi suatu sistem pengetahuan yang baru, unik, dan terpadu yang tidak pernah ada sebelumnya.
        Ada dua hal yang dicatat Sabra sebagai kontribusi signifikan peradaban Islam dalam sains. Pertama adalah dalam tingkat pemikiran ilmiah yang diilhami oleh kebutuhan dalam sistem kepercayaan Islam. Penentuan arah kiblat secara akurat adalah salah satu hasil dari konjungsi ini
      Kedua dalam tingkat institusionalisasi sains. Sabra merujuk pada empat institusi penting bagi perkembamngan sains yang pertama kali muncul dalam peradaban Islam, yaitu rumah sakit, perpustakaan umum, sekolah tinggi, dan observatorium astronomi. Semua kemajuan yang dicapai ini dimungkinkan oleh dukungan dari penguasa pada waktu itu dalam bentuk pendanaan dan penghargaan terhadap tradisi ilmiah.
       Lalu mengapa sains dalam peradaban Islam tidak berhasil mempertahankan kontinyuitasnya, gagal mencapai titik Revolusi Ilmiah, dan justru mengalami penurunan' Salah satu tesis yang menarik datang dari Aydin Sadili. Seperti dijelaskan di atas bahwa keunikan sains dalam Islam adalah masuknya unsur agama dalam sistem pengetahuan. Tetapi, menurut Sadili, disini jugalah penyebab kegagalan peradaban Islamin mencapai Revolusi Ilmiah. Dalam asumsi Sadili, tradisi intelektual Yunani Klasik yang diwarisi oleh peradaban Islam baru dapat menghasilkan kemajuan ilmiah jika terjadi proses rekonsiliasi dengan kekuatan agama. Rekonsiliasi antara sains dan agama tersebut terjadi di peradaban Eropa, tetapi tidak terjadi diperadaban Islam."

H. Masjid sebagai Pusat Kebudayaan Islam
         Masjid pada umumnya dipahami oleh masyarakat sebagai tempat ibadah khusus, seperti shalat padahal fungsi masjid lebih luas dari itu. Pada zaman Rasulullah, masjid berfungsi sebagai pusat peradaban. Nabi mensucikan jiwa kaum muslimin, mengajar Al-qur'an dan Al-hikmah, bermusyawarah berbagai permasalahan umat hingga masalah upaya-upaya peningkatan kesejahteraan umat Dan hal tersebut berjalan hingga 700 tahun. Sejak Nabi mendirikan masjid yang pertama, fungsi masjid dijadikan simbol persatuan umat dan masjid sebagai pusat peribadatan dan peradaban.
         Sekolah-sekolah dan universitas-universitas kemudian bermunculanjustru dari masjid. Masjid Al Azhar di Mesir merupakan salah satu contoh yang dapat dikenal oleh umat Islam di Indonesia maupun dunia. Masjid ini mampu memberikan bea siswa bagi para pelajar dan mahasiswa bahkan pengentasan kemiskinan merupakan program nyata masjid.
       Pada saat ini kita akan sangat sulit menemukan masjid yang memiliki program nyata di bidang pencerdasan keberagamaan umat Kita (mungkin) tidak menemukan masjid yang memiliki kurikulum terprogram dalam pembinaan keberagamaan umat Terlebih-lebih lagi masjid yang menyediakan beasiswa dari upaya pengentasan kemiskinan.
         Dalam perkembangan berikutnya muncul kelompok-kelompok yang sadar untuk mengembalikan fungsi masjid sebagaimana mestinya. Kini mulai tumbuh kesadaran umat akan pentingnya peranan masjid untuk mencerdaskan mensejahterakan jamaahnya. Menurut ajaran Islam masjid memiliki dua fungsi utama yaitu : (1) sebagai pusat ibadah ritual, dan (2) berfungsi sebagai pusat ibadah sosial. Dari kedua fungsi gersebut titik sentralnya bahwa fungsi masjid sebagai pusat pembinaan umat Islam.

I.Perkembangan Kebudayaan Islam
       Seperti sudah kita lihat, keluhuran hidup Muhammad adalah hidup manusia yang sudah begitu tinggi sejauh yang pernah dicapai oleh umat manusia.dikerjakanya (mereka berdoa). "Ya Tuhan Kami, janganlah Engka hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah Ya Tuhan Kam, janganlah Engka bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engka bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kam, janganlah Engka pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya beri ma'uflah kami ampunilah kami dan rahmatlah kami. Engkaulah penolong Karmi, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir." (Qur'an,2:286)

J. Nilai-nilai Islam dalam Budaya Indonesia
          Islam masuk ke Indonesia lengkap dengan budayanya. Karena Islam lahir dan berkembang dari negeri Arab, maka Islam yang masuk ke Indonesia tidakterlepas dari budaya Arabnya. Pada awal-awal masuknya dakwah Islam ke Indonesia dirasakan sangat sulit membedakan mana ajaran Islam dan mana budaya Arab, Masyarakat awam menyamakan antara perilaku yang ditampilkan oleh orang arab dengan perilaku ajaran Islam. Seolah-olah apa yang dilakukan oleh orang arab itu semua mencerminkan ajaran Islam, bahkan hingga kini budaya arab masih melekat pada tradisi masyarakat Indonesia.
        Dalam perkembangan dakwah Islam di Indonesia, para da’i mendakwahkan ajaran islam melalui bahasa budaya, sebagaimana dilakukan oleh para wali ditanah jawa. Karena kehebatan para wali Allah dalam mengemas ajaran Islam dengan bahasa budaya setempat, sehingga masyarakat tidak sadar bahwa nilai-nilai islam telah masuk dan menjadi tradisi dalam kehidupan seharihari mereka. Lebih jauh lagi bahwa nilai-nilai islam sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan mereka. Seperti dalam upacara-upacara ada dan dalam penggunaan bahasa sehari-hari Bahasa al-Qur'an arab sudah banyak masuk kedalam bahasa daerah bahkan kedalam bahasa Indonesia yang baku. Semua itu tanpa disadari bahwa apa yang dilakukannya merupakan bagian dari ajaran islam.

                                                                   BAB III
                                                             KESMPULAN

          Secara umum arti kebudayaan ialah suatu hasil daya pemikiran dan pemerahan tenaga lahir manusia, ia adalah gabungan antara tenaga fikiran dengan tenaga lahir manusia ataupun hasil daripada gabungan tenaga batin dan tenaga lahir manusia Yang dimaksudkan gabungan antara tenaga batin (daya pemikiran) dengan tenaga lahir ialah suatu pemikiran manusia yang dilaksanakan dalam bentuk perbuatan. Maka hasil daripada gabungan inilah yang dikatakan kebudayaan.
        Dalam perkembangan dakwah islam di Indonesia, para da’i mendakwahkan ajaran islam melalui bahasa budaya, sebagaimana dilakukan oleh para wali ditanah jawa. Karena kehebatan para wali Allah dalam mengemas ajaran islam dengan bahasa budaya setempat sehingga masyarakat tidak sadar bahwa nilai-nilai islam telah masuk dan menjadi tradisi dalam kehidupan seharihari mereka. Lebih jauh lagi bahwa nilai-nilai islam sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan mereka. Seperti dalam upacara-upacara ada dan dalam penggunaan bahasa sehari-hari. Bahasa al-Qur'an arab sudah banyak masuk kedalam bahasa daerah bahkan kedalam bahasa Indonesia yang baku. Semua itu tanpa disadari bahwa apa yang dilakukannya merupakan bagian dari ajaran islam

                                                             DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir, Muhammad 2005. Ilmu social Budaya Dasar Bandar Lampung Anggota IKAPI
Gazalba, Sidi. 1989, Masyarakat Islam Pengantar Sosiologji dan Sosiografi, Jakarta: PT Bulan Bintang
Munhoha dkk. 1998, Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: UI Press.
Sudrajat Ajat dkk 2009. Din Al-Islam Pendidikan agama Islam di Perguruan Tingga Umnum, Yogyakarta: UNY Press.
Sujarwa 1998, Manusian dan Fenomena Budaya, Yogyakarta: Pustaka Fajar
Syam, Nur 2005. Islam Pesisir, Yogyakarta. LKS Yogyakarta.

Thursday, March 23, 2017

no image

MAKALAH TENTANG : INDERA PENGAMATAN DAN PERSEPSI

A. Pendahuluan
        Puji Syukur kehadirat Allah SWT dengan rahmat-Nya Saya sebagai penulis makalah akhirnya dapat menyelasaikan makalah ini. Dalam makalah ini saya sebagai penyaji makalah akan membahas tentang Indra, Pengamatan dan Persepsi. Sholawat beserta salam kita sanjungkan kepada nabi kita Muhammad SAW, mudah-mudahan dengan memperbanyak Sholawat kita mendapat syafaat dihari akhir nanti.
         Otak tidak dapat berhungan langsung dengan gelombang cahaya maupun gelombang suara Otak hanya dapat berhungan dengan informasi dalam bentuk impuls listrik adalah fungsi semua organ indera yang menerjemahkan informasi fisis misalnya gelombang cahaya dan gelombang suara menjadi implus listrik.
      Syah menyatakan bahwa pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indra-indra seperti nata dan telinga. Berkat pengalanan belajar, seorang siswa akan mampu mencapai pengamatan yang benar objektif sebelum memperoleh pengertian. Pengamatan yang salah akan mengakibatkan timbulnya pengertian yang salah pula.
       Persepsi atau pengamatan adalah aktivitas jiwa yang memungkinkan manusia mengenali rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat-alat inderanya dengan kemampuan inilah kemungkinan manusia individu mengenai micu hidupnya.
        Adapun tujuan saya menulis makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas makalah kelompok dalam perkuliahan Psikologi Umum. Dan untuk mengetahuinya lebih terperinci marilah kita sama-sama membahas makalah ini. Terlebih dahulu saya minta ampun kepada Allah dan mohon mat kepada saudara dimana ada kesalahan dalam penulisan makalah yang tidak disengaja dalam menyelesaikannya, dan saya sangat berharap kepada Dosen pembimbing agar memberi arahan untuk memperbaiki makalah saya seterusnya.

B.Indera
        Dalam mengamati perlu alat indera, Itwanto, dkk. Mắndefenisikan alat indera itu sebagai bagian-bagian tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang sesuai dengan kategori atau modalitas masing-masing penginderaan. Karena mata dan telinga memberikan informasi yang lebih kaya maka dianggaplah keduanya sebagai higher senses. Sementara hidung, lidah dan permukaan kulit dianggap lower senses.
      Defenisi lain alat indera adalah bagian-bagian tubuh tertentu yang menghubungkan sel-sel receptor dengan bagian sentral susunan syaraf dengan aparaaparat tambahan yang membentu penerimaan kesan-kesan keinderaan (sense impression)
        Dalam fungsinya sebagai receptor alat indera biasanya dibedakan menjadi tiga kelompok:
1. Exteroceptors, alat-alat indera yang terdapat pada bagian luar tubuh kita dan menerima rangsang dari luar tubuh kita yang meliputi:
a. Distanee receptor, menerima perangsang yang melampaui suatu jarak:
     1) Penglihatan
     2) Pendengaran
     3) Peniciuman
b. Conac receptors, menerima perangsang dengan jalan kontak :
    1) Perasa dengan cara kontak
    2) Perasa panas
    3) Perasa diingin
    4) Perasasakit

2. Interoceptors alat-alat indera yang terdapat pada bagian tubuh kita dan menerima perangsang dari dalam tubuh kita berupa:
a. Alat-alatindera dalam susunan pencernaan makanan:
    1) Pencium
    2) Pengecap
    3) Perasa lapar
    4) Perasa Ilhaus
    5) Perasa mual.
b. Alat-alat indera dalam susunan peredaran darah
c. Alat-alatilera dalam susunan pernapasan
d. Alat-alat indera dalam susunan reproduktif 

3.Proplioceptors, alat-alat indera yang terdapat di antara dinding dalam dan dinding luar tubuh kita dan yang menerima perangsang dari bagian-bagian tersebut, yakni:
a. Alat indera keseimbangan
b. Alat indera dengan tugas kinesthetic:
     l) Alat indera dalam otot
     2) Alat indera dalam urai otot
     3) Alat indera dalam persendian.
Jenis-jenis penginderaan dari kelima panca indera kita sebagai berikut:
   a. Penginderaan penglihatan
   b. Pengindera pendengaran
   c. Penginderaan pengecap
   d. Penginderaan penciuman
   e. Penginderuan peraba
   f. Penginderaan suhu
   g. Pengindera sakit
   h,.Pengindera Kinaesthesis (penggerak)
   i. Penginderaan keseimbangan
   j. Penginderaan vital
   k. Penginderaan Synaesthesio

C. Pengamatan
       Pengamatan adalah proses menerima dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera seperti mata dan telinga. Berkat pengamatan belajar siswa akan mencapai pengertian pengamatan yang selalu akan mengakibatkan timbulnya pengertian yang salah pula. Sebagai contoh: seorang anak mengira bahwa penyiar benar-benar berada dalam kotak bersuara. Namun dalam proses belajar lambat laun akan diketahuinya juga bahwa yang ada dalam radio tersebut hanya suaranya, sedangkan penyiarnya berada jauh di studio pemancar.
        Menurut Sujanto pengamatan adalal proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indra. Alat-alat indra yang digunakan dalam pengamatan adalah:
1. Indra penglihat
2. Indra pendengar.
3. Indra pembau atau pencium.
4. Indra perasa atau pengecapan
5. Indra peraba
6. Indrakeseimbangan
7. Indra perasa utat daging (kinestasi).
8. Indra perasa jasmaniah (organis). 

Syah menyatakan bahwa pengamatan artinya proses menerima menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indra-indra seperti mala dan telinga. Berkat pengalanan belajar, seorang siswa akan mampu mencapai pengamatan yang benar objektif sebelum memperoleh pengertian. Pengamatan yang salah akan mengakibatkan timbulnya pengertian yang salah pula.
Proses pengamatan melalui tiga tahap, yaitu:
  1. Saat alami (saat physis), yaitu sayindra kita menerima perangsang dari luar,
  2. Saat jasmani (saat physiologis) yaitu saat perangsang itu diteruskan oleh urat saraf sensori ke otak dan
  3. Saat rohani (saat psychis), yaitu saat sampainya perangsang itu ke otak, kita menyadari perangsang itu   dan bertindak.
    Fungsi indera dalam pengamatan adalah:
 1. Mata berfungsi untuk melihat, menangkap atau menerima rangsang photik cahaya, Warna dan bentuk.
 2. Telinga berfungsi untuk mendengar, menangkap atau menerima rangsang mekanis bunyi, nada dan desah. 3. Hidung berfungsi sebagai pencium atau pembau, menangkap atau menerimarangsang yang bersifat    kimiawi bau harum, bau rempah-rempah, bau eteris (seperti jeruk), damnar (terpentin), busuk dan hangus.
 4. Lidah berfungsi untuk pengecap, menagkap dan menerima rangsang kimiawi rasa manis, asin, asam dan pahit.
 5. Kulit berfungsi sebagai peraba, menangkap dan menerinna rangsang themal suhu, sentuhan tekanan (seperti keras berat dan tajam), hangat dingin, nyeri dan kombinasinya (seperti gatal, geli dan halus),
Selain alat indera di atas masih adalagi indera:
1. Kinestetik yang terdapat diolot, sendi dan tendon dan berfungsi menerima rangsang informasi tentang bagaimana saat itu posisi kedudukan beberapa anggota tubuh kita ketika bergerak, termasuk kondisitucuh kita jika sakit.
2. Vestibular yang terletak di dalam bagian bertulang di dalam kedua belah tellinga bagian dalam dan berfungsi sebagai penerima rangsang gerak dan orintasi kepala dan tubuh kita dalam kedudukannya dengan dunia kita.

D. Proses dan Macan Pengamatan
        Dari tinjauan fisiologis pengamatan berproses secara berurutan yang dapat digambarkan sebagai berikut: 
Rangsang Syarafisensoris Selaput otak Syaraf motoris-Perbuatan.
        Dalam proses fisis kualitas obyek tidak dipentingkan tetapi lebih mengutamakan kuantitasnya ( contoh: berapa panjang gelombang suara, berapa kuatnya tekanan dan sebagainya). Sedang secara psikologisi perbedaan benda yang diamati bersifat kualitatif, Dalam hal ini yang dipentingkan adalaj sikap orang terhadap sesuatu hal yang menarik baginya. Proses fisioligis dan proses psikologi sama-sama penting karena manusia adalah monoidualis yang berarti psikosomatis Secara psikologi sikap seseorang terhadap sesuatu dan terhadap situasiakan memberiari tersendiri. Sebagai contoh: jarak dua puluh kilometer secara fisis terasa jauh karena mempunyai jarak yang tetap, yakni 20.000 meter, tetapi secara psikis jarak itu sama sekali tidak berarti Bagi seseorang mungkin sebagai sesuatu yang jauh, jika ia benci terhadap obyek atau subyek itu. Namun bagi seseorang dapat berarti sangat dekat, karena obyek atau subyek itu sangat berarti baginya. Begitu juga mengenai waktu, secara fisis lamanya satu jam tetap 60 menit. Tetapi secara psikis bisa terasa lama atau singkat, tergantung kepada kondisi psikis yang bersangkutan,
        Dengan demikian jelas bahwa secara fisiologis alat indra berfungsi sebagai alat penerima rangsang yang akan diproses oleh organ-organ tubuh lainnya untuk dibawa ke otak (system saraf pusat). Sedang secara psikologis yang terpenting adalah kesan yang telah terjadi setelah ditemukan, dan dengan situasi itulah menjadi bermakna bagi subyeknya.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengamatan
Menurut F. Fatty dkk. pengamatan tergantung pada tiga factor :
1. Fisis, jenis dan kekuatan perangsang
2. Fisiologis, cara bekerjanya alat indra urat syaraf dan bagian-bagian tertentu dari pada otak.
3. Psikologis, kepribadian, perasan akal fantasi pandangan terhadap perangsang, dan situasi tertentu dimana kita berada.
Sedangkan Dakir menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengamatan antara lain:
1.    Keadaan indra yang sehat dan sempurna akan sangat mempengaruhi kesempuan proses pengamatan.
2.    Perhatian yang tertuju pada obyeknya, akan memudahkan pencerapan. Perhatian yang kurang atau yang hanya sedikit akan mengganggu konsentrasi dan berakibat kepada hasil pengamatan menjadi tidak sempurna.
3.     Rangsang yang sangat lemah akan menyebabkan sukarnya pengamatan dan sebaliknya, angsang yang terlalu akan mengganggu pengamatan.

F. Persepsi
        Aperspsi berasal dari kata apperception, yang berarti menafsirkan buah pikiran, jadi menyatukan dan mengasimilasi suatu pengamatan berdasarkan pengalaman yang telah dimiliki dan dengan demikian memahami dan dapat menafsirkannya.
1. Leibniz membedakan persepsi dan apersepsi dengan persepsi yang dimaksdu adanya perangsang diterima seseorang adanya pengamatan. Apersepsi dimaksud bahwa ia tahu bahwa ia melakukan pengamatan
2.  Herbat, apersepsi adalah menerima tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang telah ada.
3. Wundt, bahwa apersepsi bukan hanya asosiasi belaka melainkan memasukan tanggapan-tanggapan baru dalam suatu hubungan kategorial atau hubungan yang
4.Menurut para ahli psikologi modern, apersepsi dimaksud pengamatan dengan penuh perhatia sambil memahami serta mengolah tanggapan-tanggapan baru itu dan memasukkalunyai ke dalam hubungan yang kategorial
       Persepsi atau pengamatan adalah aktivitas jiwa yang memungkinkan manusia mengenali rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat-alat inderanya dengan kemampuan inilah kemungkinan manusia individu mengenai milieu hidupnya.
         Kemampuan persepsi pengamatan manusia tidak hanya terbatas kepada rangsangan yang berasal dari benda-benda atau objek-objek yang berasal dari alam luar, tetapi juga dapat mengemali rangsangan sakit, lapar dan dahaga yang merupakan faktafakta objektif dari dalam diri kita, yang tidak tampak rupainya tetapi gejalanya kita rasakan. Dan proses pengenalan kita dalam hal ini juga sama dengan pengamatan kita terhadap sesuatu dari alam luar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi/pengamaan adalah proses dimana individu dapat mengenali objek-objek dan fakta-fakta objektif dengan menggunakan alat-alatindera.
         Objek-objek disekitar kita, kita tangkap melalui alat-alat indra dan diproyeksikan pada bagian tertentu di otak sehingga kita dapat mengamati objek tersebut.
        Pada seorang bayi yang baru lahir, bayangan-bayangan yang sampai ke otak masih tercampur aduk sehingga bayi belum dapat membeda-bedakan benda-benda dengan jelas. Semakin besar anak itu, semakin baik struktur susunan syaraf dan otaknya serta bertambahnya pengalanan anak tersebut. Dia mulai dapat mengenal banyak objek satupersatu, membedakan antara satu benda dengan benda yang lainnya dan mengelompokkan benda-benda yang berdekatan atau serupa Dia mulai dapat memfokuska perilaiannya pada satu objek, sedangkan objek-objek lain di sekitarnya dianggap sebagai latar belakang Kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelupokkan memfokuskan dan sebagainya itu, yang selanjutnya diinterpretasi disebut persepsi.
        Persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus dari dunia yang diangkap oleh organ-organ bantunya yang kemudian masuk ke dalam otak. Di dalamnya terjadi proses berpikir yang pada akhirnya terwujud dalan sebuah penahanan Pemahaman ini yang kurang lebih disebut persepsi Sebelu terjadi persepsi pada manusia, diperlukan sebuah stimuli yang harus ditangkap lelalui organ tubuh yang bisa digunakan sebagai alat bantunya untuk memahami lingkungannya Alat bantu itu dinamakan alat indra."

G.Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat saya ambil adalah :
          Alat indera adalah bagian-bagian tubuh tertentu yang menghubungkan sel-sel receptor dengan bagian sentral susunan syaraf dengan aparat-aparat tambahan yang membentu penerinnaan kesan-kesan keinderaan (sense impression).
        Penanatan adalah proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indra. Alatalat indra yang digunakan dalam pengamatan adalah:
1.Indra penglihat,
2. Indra pendengar,
3. Indra penba atau pencium,
4. Indra perasa atau pengecapan,
5.Indra peraba, Indra keseimbangan,
6.Indra persurat daging (kinestasi),
7.Indra perasa jasmaniah (organis).
      Persepsi atau pengamaan adalah aktivitas jiwa yang memungkinkan manusia mengenali rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat-alat inderanya dengan keupun inilah kemungkinan manusia individu mengenali milieu hidupnya.
       Demikianlah makalah ini ditulis tentu saja tidak ada gading yang tidak retak Kalau tidak retak tidak gading namanya Penulis meyakini bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.

                                                     DATAR PUSTAKA
Dakir, Dasar-dasar Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1993.
F. Patty, dkk. Pergantar Psikologi Uni Surabaya. Usaha Nasional, 1982.
Hanafiah Nanang Konsep Strategi Pembelajaran Bandung: Retika AdiTama 2010.
M. Alisuf Sabri. Pengantar Psikologi Umum di Perkembangan Jakarta: CW Pedoman
      Ilmu Jaya, 1993.
Muhibbin Syah Psikologi Pendidikan Bandung: Remaja Rosida Karya 2010.
Purwanto, dkk. Psikalagi Umum Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1994.
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengara Psikologi Uniun Jakarta: Rajawali Pers 2010.
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islan Jakarta PT Raja Grafindo
         Persada 2008

Wednesday, March 22, 2017

no image

MAKALAH TENTANG : QASHASUL QUR'AN

A. Pendahuluan

      Kehadiran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw, melalui Malaikat Jibril dapat menjadikan manusia selamat di dunia dan akhirat. Posisi agama Islam adalah merupakan suatu posisi yang sangat sempurna di sisi Allah. Ini sejalan dengan Firman Allah yang mengatakan bahwa sebaik-baik agama di sisi Allah adalah agama Islam. Walaupun Islam adalah suatu agama yang terakhir diwahyukan kepada Nabi Muhammad, namun Islam menyempurnakan ajaranajaran agama terdahulu. Islam adalah merupakan agama yang memberikan ajaran kepada umat manusia agar selamat di dunia dan di akhirat, Islam juga memberikan pemahaman kepada manusia tentang hal-hal yang membutuhkan pemahaman baik yang ghaib maupun yang zhahir. Semua masalah ini terkandung di dalam Alqur’an, di mana Alqur’an adalah merupakan kitab suci agama Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril, Kandungan Alqur'an adalah mencakup semua isi dari kitab-kitab suci yang telah diturunkan sebelumnya seperti Zabur, Taurat dan Injil, seperti kisah Nabi
       Alqur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan perantaraan Malaikat Jibril as, yang dituliskan dalam mushaf, mushaf yang akan disampaikan kepada seluruh manusia, dan bagi yang mempelajarinya merupakan suatu ibadah.
       Allah SWT menurunkan Alqur’an sebagai peraturan dan petunjuk bagi manusia serta tanda kebesaran Rasul juga sebagai alasan yang kuat dihari kiamat di mana Alqur’an itu benar-benar diturunkan Allah SWT. Alqur’an juga mukjizat Nabi Muhammad SAW yang kekal, selalu diperkuat ilmu pengetahuan yang diturunkan Allah kepada Rasul Muhammad SAW untuk mengeluarkan manusia dari suasana gelap menuju terang serta membimbing kejalan diridhoi Allah SWT.
       Sebagian ilmu Alqur'an itu tidak dapat diketahui kecuali dengan berpegang kepada naga semata-mata dan sebagian lainnya dapat diperoleh dengan jalan tafakkur dan ta'amu, dengan pembahasan dan penyelidikan. Dilihat dari sudut ini, secara garis besar ilmu Alqur'an terbagi dua, yaitu:
1. Ilmu yang berhubungan dengan riwayat semata-mata, seperti ilmu yang membahas tentang macam-macam girara, tempat turun ayat-ayat Alquran, waktu-waktu turunnya dan sebab-sebabnya.
2. Ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni ilmu yang diperoleh dengan jelan penelaahan secara mendalam seperti memahami lafal yang gharib (asing pengertiannya) serta mengetahui makna ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum. Tujuan mempelajari ilmu yang terakhir ini adalah untuk memperoleh keahlian dalam mengistimbatkan hukum syara, baik mengenai keyakinan atau Irigad amalan, budi pekerti, maupun lainnya.

B. Pengertian Qashahah

        Kata Oashahah berasal dari kata al-Qassu yang berarti mencari atau مهتره( mengikuti jejak, al-asar berarti nampak mengulang kembali masa lalu. Adapun-t al-Qishashah (kisah) adalah al-amar (urusan), al-akhbar (berita). ஒsள் juga berarti berita-berita yang berurutan. Sedangkan menurut istilah adalah menceritakan berita tentang kejadian-kejadian yang mempunyai beberapa tahapan dimana sebagiannya mengikuti yang lain.
      Qashashah Alquran adalah pemberitaan Qur'an tentang hal ihwal umat yang telah lalu, nubuwat (kenabian) yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.
 Alquran meliputi keterangan-keterangan tentang peristiwa yang telah terjadi, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri, serta menerangkan bekasanbekasan dan kaum purba itu. Pada umumnya Alqur’an mengandung unsur pelaku (As-Sakhsiyyat), peristiwa (ahdats) dan dialog (al-hiwar).

1.   Kisah Nabi-Nabi (Qashashah Anbiya). Alqur'an mengandung cerita tentang dakwah para Nabi dan mukjizatmukjizat para Rasul dan sikap umat-umat yang menentang, serta perkembangan-perkembangannya.
2.    Kisah yang berpaut dengan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan orangorang yang tidak dapat  dipastikan kenabiannya.
3.    Kisah yang berpaut dengan yang terjadi masa Rasul Saw.

Disamping macam-macam kisah dalam Alquran dapat juga dikelompokkan: 
1. Dilihat dari segi pelaku:
a. Kisah para Nabi terdahulu.
Bagian ini berisikan ajaran para Nabi kepada kaumnya, mukjizatmikjizat dari Allah. Sikap orang-orang yang memusuhinya, serta tahapantahapan dakwah perkembangannya dan akibatnya yang menimpa orang beriman dan orang yang mendustakan para Nabi
b. Kisah yang berhubungan kejadian pada masa lalu dan orang-orang yang tidak disebutkan kenabiannya, seperti kisah orang-orang yang keluar dari kampung halamannya
c. Kisah yang terjadi pada masa'rasulullah, seperti kisah Perang Uhud, tabuk, Badr, Kisah hijrahnya Rasulullah
2. Dilihat dari panjang pendeknya
 a.  Kisah panjang, contoh: Kisah Nabi Yusuf
 b. Kisah yang lebih pendek dari bagian yang pertama, contoh: Kisah Maryam.
 c. Kisah pendek yaitu kisah yang jumlahnya kurang dari sepuluh ayat, contoh: kisah Nabi Hud, dan Nabi Luth.
3. Dilihat dari segi jenisnya.
a. Kisah sejarah (al-Qishah aćТarikhiyyah) yakni kisah yang berkisar tentang tokoh-tokoh sejarah.
b. Kisah sejarah (al-Qishah at-Tamtsiyah) yaitu kisah yang menyebutkan suatu peristiwa untuk menerangkan dan memperjelas suatu pengertian.
c. Kisah asatir yaitu kisah yang didasarkan atas asir, yang mewujudkan tujuan
tujuan ilmiah atau Mufasirin.

C. Hikmah Pengulangan Qishah Balam Alqur'an. 
 Manna Al-Qatan menjelaskan hikmah pengulangan kisah-kisah Alquran sebagai berikut:
1. Menjelaskan ketinggian kualitas Alqur’an, keistimewaan balagoh adalah mengungkapkan sebuah makna dalam berbagai macam bentuk yang berbeda.
2. Memberikan perhatian yang besar terhadap kisah untuk menguatkan kesan dalam jiwa, sesungguhnya pengulangan ini merupakan salah satu cara menggolongkan dan menunjukkan perhatian yang besar
3. Menunjukkan kehebatan mukjizat Alqur'an yaitu menyebutkan suatu makna dalam berbagai bentuk susunan. Ini membuktikan bahwa Alqur'an datang dari Allah dan juga memperlihatkan suatu tantangan.
4. Memperlihatkan adanya perbedaan tujuan diungkapkan kisah tersebut. Meskipun kisah-kisah Alqur'an mengalami banyak pengulangan penyebutan kisah-kisah tersebut pada setiap tempat berbeda, tetapi makna-makna umumnya dikemukakan ditempat lain, sesuai dengan tuntutan keadaan.
D. Pengaruh Qishah Alqur’an balam Pemantapan Pesan Dakwah.
Adapun pengaruh pesan dalam Alquran yaitu sebagaimana firman Allah dalam suroh Yusufayat 111 :
       Tidak diragukan lagi bahwa kisah yang baik dan cermat akan digemari dan menembus jiwa manusia dengan mudah. Segenap perasaan mengikuti alur kisah tersebut tanpa merasa jemu serta unsur-unsurnya dapat dijelajahi akal.
       Pelajaran yang disampaikan dengan metode ceramah akan menimbulkan kebosanan, bahkan tidak dapat di ikuti sepenuhnya oleh generasi muda kecuali dengan mudah sulit dan berat serta memerlukan waktu yang cukup lama pula. Oleh karena itu, maka kisah dalam Al-Quran sangat bermanfaat dan mengandung banyak faedah.
       Pada umumnya, anak-anak suka mendengarkan cerita-cerita, memperhatikan riwayat kisah, dan ingatnya segera menampung apa yang diriwayatkan kepadanya kemudian ia menirukan dan mengisahkannya. Fenomena fitrah kejiwaan ini sudah seharusnya dimanfaatkan oleh para pendidik dalam lapangan pendidikan, khususnya pendidikan agama yang memerlukan inti pengajaran dan guru pendidikan. Dalam kisah-kisah Qur’ani terdapat sarana yang dapat membantu kesuksesan para pendidik dalam melaksanakan tugasnya dan membekali mereka dengan bekal kependidikan berupa kehidupan para nabi, berita tentang umat terdahulu, samaulah dalam kehidupan masyarakat dan tentang bangsa-bangsa. Dan semua itu dikatakan dengan benar dan jujur. Para pendidik hendaknya mampu menyuguhkan kisah-kisah Qur'ani itu dengan aturan bahasa yang sesuai dengan nalar pelajar dalam segala tingkatan.

E. Penutup
       Dari uraian tentang kisah-kisah di atas, maka dapatlah penulis menarik beberapa kesimpulan tentang makalah ini. Dan adapun kesimpulan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

 l. Qashashah Alqur’an adalah pemberitaan Qur'an tentang hal ihwal umat yang / telah lalu, nubuwat (kenabian) yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang, telah terjadi

2. Kisah dalam Alqur'an ada 3 macam, yaitu
    a. Kisah Nabi-Nabi (Qashashah Anbiyá)
   b. Kisah yang berpi dengan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan orang-orang yang tidak dapat      dipastikan kenabiannya.
    c. Kisah yang berpaut dengan yang terjadi masa Rasul Saw.

3. Dalam suatu kisah terdapat pengajaran dan pesan-pesan moril yang dapat dijadikan pedoman serta cerminan bagi orang-orang yang benar-benar memahami maksud dari kisah-kisah tersebut (bisa dijadikan sebagai pedoman). 

4. Kisah (Qashash) dalam Al-Quran dapat digunakan sebagai sarana dakwah, hiburan, motivasi. dan lain-lain. Selain itu Qashash biasanya menceritakan semua keadaan dengan cara yang menarik dan mempesonal Dan bahkan tulisan di dalam Al-Qur'an dapat mengalahkan syair-syair yang terkenal di Arab.

                                                              DAFTAR KEPUSTAKAAN


Al-Qattan, Manna. Studi Ilmu-Ilmu Aiguran Jakarta:Litera AntarNusa 1994.
As Sayyid, Kamal. Kisah-kisah Terbaik al-Qur'an, Jakarta: Pustaka Zahra 2004,
Ash-Shiddiqiey, Muhammad Hasbi. Ilmu-Ilmu Alqur'an, Semarang: Pustaka Setia, 2002.
Kamal & Ahmad Adil. Ulumul Qur'an, Al-Mukhtar Al-Islam, Bandung: Pustaka Setia, 1997.
Shihab. M. Quraish. Mukjiza Al-Qur'an, Bandung:Mizan 2000.
Syadali Ahmad dan Ahmad Rofi'i. Ulumul Qur'an II, Bandung Pustaka Setia, 1997 Cet. Ke-1.
no image

MAKALAH TENTANG : ASAS-ASAS ISLAM

                                                               KATA PENGANTAR
   
        Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas terselesaikannya makalah ini. Dan tidak lupa pula kita kirimkan  shalawat dan taslim atas junjungan Nabi besar Muhammad s.a.w. Karana Beliaulah sang revolusioner sejati  yang telah membawa kita dari alam yang gelap menuju alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan sekarang ini. Makalah yang penulis susun ini berjudul “ASAS ASAS ISLAM”. Penulis berharap  tugas dalam bentuk makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupuan para pembaca.
        Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan tugas final yang berupa makalah ini, masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan tugas makalah yang kami buat ini.

                                                                          BAB I
                                                                  PENDAHULUAN
 
A.    Latar Belakang
       Apa yang kami sebut tadi dengan istilah ilmu, pengenalan dan yakin itulah dia “iman” itulah dia makna perkataan “iman” itu sendiri. Setiap orang yang mengenal keMaha Esaan Allah, sifat-sifatNya yang hakiki, undang-undangNya dan pembalasanNya kepada hamba-hambaNya pada Hari Qiamat berkenaan dengan perbuatan mereka, kemudian diyakininya semua itu, dan keyakinannya itu tumbuh dan keputusan dirinya sendiri, itulah dia orang yang “mu’min” Sebahagian daripada natijah iman itu hendaklah manusia itu muslim, ertinya ta’at kepada Allah dan mengikuti undang undangNya.

B.    Rumusan Masalah
1.    Makna iman dan amal............?
2.    Kata iman dan kedudukan iman........?

                                                                           BAB II
                                                                   PEMBAHASAN

A.    MAKNA IMAN
       Pengertian Iman Dalam Agama Islam - Iman (bahasa Arab:الإيمان) secara etimologis berarti 'percaya'. Perkataan iman (إيمان) diambil dari kata kerja 'aamana' (أمن) -- yukminu' (يؤمن) yang berarti 'percaya' atau 'membenarkan'.
      Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah syar’i, iman adalah "Keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat". Para ulama salaf menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Oleh sebab itu iman bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana amal juga bertambah dan berkurang". Ini adalah definisi menurut Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin Rahawaih, madzhab Zhahiriyah dan segenap ulama selainnya.
       Dengan demikian definisi iman memiliki 5 karakter: keyakinan hati, perkataan lisan, dan amal perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang.

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ ۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
________________________________________Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, QS. Al Fath [48] : 4
     Imam Syafi’i berkata, “Iman itu meliputi perkataan dan perbuatan. Dia bisa bertambah dan bisa berkurang. Bertambah dengan sebab ketaatan dan berkurang dengan sebab kemaksiatan.” Imam Ahmad berkata, “Iman bisa bertambah dan bisa berkurang. Ia bertambah dengan melakukan amal, dan ia berkurang dengan sebab meninggalkan amal.” Imam Bukhari mengatakan, “Aku telah bertemu dengan lebih dari seribu orang ulama dari berbagai penjuru negeri, aku tidak pernah melihat mereka berselisih bahwasanya iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan berkurang.” 

B.    MAKNA AMAL
        Secara bahasa "amal" berasal dari bahasa Arab yang berarti perbuatan atau tindakan, sedangkan saleh berarti yang baik atau yang patut. Menurut istilah, amal saleh ialah perbuatan baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya di dunia dan balasan pahala yang berlipat di akhirat.
        Pengertian amal dalam pandangan Islam adalah setiap amal saleh, atau setiap perbuatan kebajikan yang diridhai oleh Allah SWT. Dengan demikian, amal dalam Islam tidak hanya terbatas pada ibadah, sebagaimana ilmu dalam Islam tidak hanya terbatas pada ilmu fikih dan hukum-hukum agama. Ilmu dalam dalam ini mencakup semua yang bermanfaat bagi manusia seperti meliputi ilmu agama, ilmu alam, ilmu sosial dan lain-lain. Ilmu-ilmu ini jika dikembangkan dengan benar dan baik maka memberikan dampak yang positif bagi peradaban manusia
       Kata amal artinya pekerjaan. Dalam bahasa Arab kata amal dipakai untuk semua bentuk pekerjaan. Tidak seperti anggapan sebagian masyarakat Muslim, yang mengembalikan kata amal dengan kata ibadah dan memahaminya sebatas kegiatan ritual seperti pergi ke masjid, membaca Alquran, shalat, puasa, haji, zakat, sedekah, dan sebagainya.
       Dalam Alquran, kata amal terbagi kepada 'amalus-shalih (pekerjaan baik) dan 'amalun ghairus-shalih (pekerjaan yang tidak baik). 'Amalun ghairus-shalih disebut pula dengan 'amalus-sayyi-ah (amal salah), termasuk pula ke dalam kategori ini 'amalus-syaithan (pekerjaan setan) dan 'amalus-mufsidin (pekerjaan pelaku kebinasaan). Umat Islam diperintah melakukan 'amalus-shalih dan wajib menjauhi 'amalus-sayyi-ah.
Ada firman Allah SWT,
 مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِنْهَا ۖ وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى الَّذِينَ عَمِلُوا السَّيِّئَاتِ إِلَّا مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
________________________________________
       Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.  (Al-Qasas: 84).

C.     KEDUDUKAN IMAN DALAM ISLAM
       Iman dalam Islam menempati posisi amat penting dan strategis sekali. Karena iman adalah asas dan dasar bagi seluruh amal perbuatan manusia. Tanpa iman tidaklah sah dan diterima amal perbuatannya. Firman Allah SWT dalam Qur’an Surat An-Nisa’ 124
وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَٰئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا

________________________________________
“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal shaleh baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun. (An-Nisa’ 124)
  Juga dalam Qur’an Surah Al-Isra’ 19
وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَىٰ لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَٰئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا

________________________________________
        Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik. (Surah Al-Isra’ 19)
         Dan disebutkan juga dalam hadits dari Al-Bara’ ibn ‘Azib Radhiyallahu ‘Anhu bahwa ada seorang kafir datang dengan bertopeng sambil membawa sepotong besi kemudian memohon kepada Rasulullah SAW agar diperkenankan pergi bersama kaum Muslimin untuk ikut berperang. Maka beliau bersabda kepadanya “Masuklah Islam kemudian pergilah berperang!” Lalu ia pun masuk Islam dan ikut pergi berperang sehingga terbunuh. Nabi SAW bersabda “Dia beramal sedikit tetapi dibalas dengan pahala yang banyak.” .

                                                                         BAB III
                                                                    PENUTUPAN

A.    KESIMPULAN
      Berdasar penjabaran yang telah disampaikan, bahwa keimanan manusia telah Allah tulisakan dalam Al-Quran dan telah disebutkan pula As-Sunnah. Tingkat keimanan seseorang berbeda-beda. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa keimanan seorang dapat berubah menjadi lebih baik melalui beberapa tingkat, mulai dari dasar hingga tingkatan yang lebih tinggi. Namun karena keimanan seseorang dari hati, terkadang iman ini dapat naik ataupun turun. Tetapi, apabila masing-masing dari kita dapat beristiqomah insyallah iman kita akan tetap terjaga.
 
                                                                DAFTAR PUSTAKA

http://tafsirq.com/4-an-nisa/ayat-124/Surah Al-Isra’ 19/ Al-Qasas: 84/ l Fath  : 48
Amidjaja, Tisna. 1992. Iman, Ilmu dan Amal. Jakarta : Rajawali.
Tim Ahli Tauhid. 1998. Kitab Tauhid 2. Jakarta : Yayasan Al – Sofwa
https://serbasejarah.files.wordpress.com/2010/02/asas-asas-islam.pdf  (SELASA ; 28-02-2017)

Monday, March 20, 2017

no image

CONTOH HASIL MINI RISET PBL IVO

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
          Guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan anak didik. Pribadi susila yang cakap adalah yang diharapkan ada pada diri setiap anak didik. Tidak ada seorang gurupun yang mengharapkan anak didiknya menjadi sampah masyarakat. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
        Untuk mencapai tujuan seperti yang diterangkan di atas, maka guru hendaklah memiliki ilmu sebanyak-banyaknya dalam menciptakan insan-insan atau anak didik yang nantinya diharapkan berguna bagi nusa dan bangsa serta agama. Sesuai dengan harapan dan cita-cita guru, orang tua, masyarakat dan juga pemerintah.
Guru merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam pelaksanaan strategi pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajran yang diharapkan maka dalam proses pembelajaran diperlukan berbagai teknik dan penggunaan metode atau pendekatan yang sesuai dengan tema pembelajaran serta langkah-langkah yang akan dilakukan dalam menyampaikan materi tersebut sewaktu proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat tanggap dan mudah menyerap apa yang disampaikan oleh guru.
      Kenyataan dalam dunia pendidikan banyak sekali permasalahan dalam proses pembelajaran yang dihadapi guru, antara lain kurangnya perhatian anak menerima pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Hal ini dikarenakan metode yang digunakan sebagian besar hanya metode ceramah saja, tanpa menggunakan alat peraga dan tidak melibatkan siswa, sehingga siswa merasa bosan. Hal ini menyebabkan perolehan hasil belajar yang kurang baik bagi siswa.
        Demikian pula halnya dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V “Madinah” Madrasah Ibtidaiyah Negeri Medan, yang kurang memahami materi pembelajaran IPA. Hal ini terbukti melalui perolehan nilai dalam melakukan tes yang diberikan guru. Hanya 50% saja dari siswa menguasai materi IPA yang disampaikan.
     Untuk itu, peniliti merasa perlu diadakan pembenahan dalam penyampaian materi pada proses pembelajaran. Dengan melihat pentingnya pembenahan penyampaian/penyajian pada mata pelajaran ini, maka penulis mengadakan penelitian terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah. Dengan pendekatan ini peneliti ingin mengetahui keberhasilan yang akan dicapai dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Dan judul dari penelitian ini adalah: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Pendekatan Problem Based Learning Kelas V Madinah Madrasah Ibtidaiyah Negeri Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016”.

B.    Rumusan Masalah
        Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah: “Apakah dengan menerapkan pendekatan Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V Madinah Madrasah Ibtidaiyah Negeri Medan”.

C.    Tujuan Penelitian
      Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V Madinah Madrasah Ibtidaiyah Negeri Medan dengan menerapkan pendekatan Problem Based Learning.

                                                                       BAB II
                                                            KAJIAN TEORITIS

A.    Pendekatan Problem Based Learning
     Pembelajaran berbasis masalah atau problem based learning merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world).
        Simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan keingintahuan siswa sebelum mulai mempelajari suatu subyek. PBL menyiapkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mampu untuk mendapatkan dan menggunakan secara tepat sumber-sumber pembelajaran.
     Sehingga dapat diartikan bahwa PBL adalah proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya (prior knowledge) sehingga dari prior knowledge ini akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Diskusi dengan menggunakan kelompok kecil merupakan poin utama dalam penerapan PBL. PBL merupakan satu proses pembelajaran di mana masalah merupakan pemandu utama ke arah pembelajaran tersebut.  Dengan demikian, masalah yang ada digunakan sebagai sarana agar anak didik dapat belajar sesuatu yang dapat menyokong keilmuannya.
      Peran guru, peserta didik  dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan berikut ini :
Guru Sebagi Pelatih    Peserta Didik Sebagai
Problem Solver    Masalah Sebagai Awal Tantangan Dan Motivasi
•    Asking about thinking
(bertanya tentang pemikiran)
•    Memonitor pembelajaran
•    Probing (menantang peserta didik untuk berfikir)
•    Menjaga agar peserta didik terlibat
•    Mengatur dinamika kelompok
•    Menjaga berlangsungnya proses.    •    Peserta yang aktif
•    Terlibat langsung dalam pembelajaran
•    Membangun pembelajaran    •    Menarik untuk dipecahkan
•    Menyediakan kebutuhan yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dipelajari.

B.    Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning

Fase 1: Mengorientasikan Siswa pada Masalah
     Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Dalam penggunaaan PBL, tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus dilakukan oleh siswa. Serta dijelaskan bagaiman guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu sebagai berikut:
1.    Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru, tetapi lebih kapada    belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi siswa yang mandiri.
2.    Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak “benar” sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan sering kali bertentangan.
3.    Selama tahap peyelidikan, siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi.
4.    Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorong untuk menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan.
Fase 2 : Mengorganisasikan Siswa Untuk Belajar
      Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga mendorong siswa belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerja sama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok siswa diman masing-masing kelompok akan memilih dan memecahkan maslah yang berbeda.
Fase 3 : Membantu Penyelidikan Mandiri Dan Kelompok
       Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya tentu melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual)  sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar peserta didik mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakkan dan membangun ide mereka sendiri.
Fase 4 : Mengembangkan Dan Menyajikan Artefak (Hasil Karya) Dan Mempamerkannya
         Tahap peyelidikan diikut dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran. Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bias suatu video tape (menunjukan situasi masalah dan pemecahan yang usulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya ), program computer dan sajian multimedia. Tentunya kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berfikir siswa. Langkah selanjutnya adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam pameran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orangtua, dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.
Fase 5 : Analisis Dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
        Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri danketerampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta siswa untuk merekontruksiskan pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya.

                                                                      BAB III
                                                       METODE PENELITIAN

A.    Tempat dan Waktu Penelitian
      Sebagaimana yang tercantum dalam pembahasan-pembahasan sebelumnya dalam penelitian ini, yaitu meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa tentang perubahan sifat benda melalui penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem based learning di kelas V Madinah Madrasah Ibtidaiyah Negeri Medan, Jl. William Iskandar No.7C, Kel. Sidoredjo, Kec. Medan Tembung, Kota Medan, Prov. Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan selama dua hari, yaitu pada tanggal 18 dan 20 November 2015.

B.    Subjek dan Objek Penelitian
     Subjek dalam penelitian tindakan (action research) ini adalah siswa kelas V Madinah Madrasah Ibtidaiyah Negeri Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 yang berjumlah 37 orang yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 23 orang siswa perempuan. Sedangkan objek penelitian ini adalah tindakan sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Sifat Benda Melalui Pendekatan Problem Based Learning.

C.    Rancangan Penelitian

      Penelitian dilakukan dengan beberapa tahap pelaksanaan tindakan yang disusun secara sistematis, dengan tujuan agar penelitian ini lebih terarah dan dapat dilaksanakan sesuai dengan prosedur sebagai berikut:
1.    Perencanaan Tindakan (Planning)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah membuat RPP pembelajaran dalam bentuk karakteristik pendekatan problem based learning.
2.    Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, kegiatan yang dilakukan adalah meminta izin kepada pihak sekolah untuk melakukan mini riset, kemudian mengembangkan dan melaksanakan materi ajar tentang perubahan sifat benda dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pendekatan problem based learning, memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya dan berinteraksi serta melakukan diskusi dan praktek pengamatan langsung terhadap perubahan sifat benda untuk memahami pelajaran tersebut, kemudian memberikan tes untuk melihat hasil belajar siswa dalam memahami pelajaran.
3.    Pengamatan
Pada tahap pengamatan ini pula, pengamat mengamati proses tindakan pembelajaran.
4.    Refleksi dan Evaluasi
Dalam tahap refleksi dan evaluasi ini yang dilakukan peneliti adalah menemukan perubahan yang mengarah pada peningkatan proses pembelajaran (tindakan dan hasil belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan), serta menganalisis dan memperbaiki hal-hal yag terjadi pada tindakan.
D.    Instrumen Penelitian
Dalam penelitian tindakan ini, alat pengumpulan data yang digunakan penulis ialah:
1)    Tes
Tes diberikan untuk mengetahui atau mendapatkan data tentang hasil belajar siswa. Tes yang diberikan berupa soal yang berkaitan dengan perubahan sifat benda. Tes ini mengukur tingkat kemampuan siswa dalam memahami konsep materi IPA yang disampaikan dan menggunakan pendekatan problem based learning.
2)    Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan di kelas selama kegiatan pembelajaran. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah disusun dan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang dikehendaki.

                                                                          BAB IV
                                                 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Deskripsi Hasil Penelitian
        Pada pertemuan awal siswa diberikan pretest sebelum diberikan tindakan, untuk mengetahui hasil belajar awal siswa pada materi perubahan sifat benda. Hasil pretes siswa, diperoleh simpulan bahwa siswa banyak yang tidak dapat menyelesaikan soal-soal karena belum memahami benda dan sifatnya.
Hasil jawaban siswa terhadap Tes Awal (pretest)
        Berdasarkan pretest yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap materi perubahan sifat benda. Hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan pada pretest dapat dilihat dari keberhasilan siswa dalam menyelesaikan setiap soal masih rendah. Hal ini dibuktikan dari banyaknya kesalahan siswa dalam menafsirkan benda dan sifatnya.
Oleh sebab itu, peneliti melaksanakan perbaikan pengajaran. Dalam hal ini peneliti yang bertindak sebagai guru menjelaskan materi Perubahan Sifat Benda secara sistematis dengan menggunakan pendekatan problem based learning agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami Perubahan Sifat Benda.
Hasil jawaban siswa terhadap Postest
        Sejalan dilakukannya pembelajaran IPA yang telah disampaikan oleh peneliti yang berperan sebagai guru, ternyata pemahaman siswa terhadap materi Perubahan Sifat Benda meningkat. Sebagian besar siswa lulus dalam tes.
        Dengan demikian penggunaan pendekatan problem based learning dapat dinyatakan bahwa hasil belajar atau pemahaman siswa meningkat dalam materi Perubahan Sifat Benda.

B. Analisis Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, dan setelah dilakukan analisis maka dapat dilihat bahwa penggunaan pendekatan problem based learning dapat meningkatkan kreativitas siswa dan hasil belajar dan pemahaman siswa dalam belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada materi Perubahan Sifat Benda di kelas V Madinah Madrasah Ibtidaiyah Negeri Medan.

C. Pembahasan
         Melalui pendekatan problem based learning dalam memahami materi perubahan sifat benda, hasil belajar dan pemahaman siswa sudah mengalami peningkatan dan terlaksana dengan baik dan optimal walaupun dalam pelaksanaannya ada sebagian kecil siswa yang ribut dan bermain ketika proses belajar mengajar yang berlangsung. Hasil penelitian, pada saat pretest sebelum diberikan tindakan sebagian besar siswa kurang memahami materi perubahan sifat benda. Dan setelah diberikan tindakan yaitu dengan membelajarkan IPA pada materi perubahan sifat benda dengan menggunakan pendekatan problem based learning pemahaman siswa tentang materi tersebut jauh lebih meningkat. Hal ini dikarenakan pada proses pembelajarannya siswa dihadapkan langsung dengan materi berdasarkan suatu permasalahan. Yang dimana siswa antusias dan partisipasif serta mengembangkan kreativitasnya dalam belajar.
        Pembelajaran ini bertujuan untuk mengetahui bahwa pendekatan problem based learning dapat meminimalkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dan mengatasi kesulitan kesulitan siswa serta yang utama dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal tentang perubahan sifat benda pada pelajaran ilmu pengetahuan alam.

                                                                       BAB V
                                                     SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
          Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dalam BAB IV dapat diambil simpulan bahwa:
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar dan pemahaman siswa pada pelajaran IPA materi perubahan sifat benda di kelas V Madinah Madrasah Ibtidaiyah Negeri Medan. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan hasil pretest dengan hasil postest. Maka dapat disimpulkan bahwa sebelum dilakukan tindakan, hasil belajar atau pemahaman siswa tentang materi masih rendah, setelah diadakan tindakan siswa sudah mengalami peningkatan dan sudah paham dalam mengikuti materi yang disampaikan.

B. Saran

Berdasarkan simpulan dari penelitian ini, peneliti menyarankan:
1.    Bagi guru yang menerapkan pembelajaran problem based learning hendaknya lebih teliti dalam mengemas materi pembelajaran semenarik mungkin, sehingga siswa tertarik dan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2.    Perlu diadakan penelitian lanjutan untuk mengetahui pendekatan pembelajaran lainnya yang dapat digunakan untuk lebih mempermudah pemahaman pada materi pembelajaran IPA yang lainnya.

                                                            DAFTAR PUSTAKA
Al Rasyidin dan Wahyuddin Nur Nasution (2011), Teori Belajar Dan Pembelajaran, Medan: Perdana Publishing.
Djamarah, Syaiful bahri (2002), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan.
Mansur, dkk (1981), Metodologi Penelitian, Jakarta: Forum.
Suciatai, dkk (2007), Belajar dan Pembelajaran 2, Jakarta: Universitas Terbuka, Cetakan Ke-17.
Syamsuddin Makmun Abin (2006), Psikologi Kependidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wednesday, March 15, 2017

KISAH INSPIRATIF : HALAL BUAT SAYA HARAM BUAT ANDA

KISAH INSPIRATIF : HALAL BUAT SAYA HARAM BUAT ANDA

Cerita Dari : Ulama Abu Abdurrahman Abdullah Bin Al-Mubarak Al Hanzhali Al Marwai
(Ulama Terkenal Di Mekkah)


Suatu ketika, setelah selesai menjalani salah satu ritual Haji, ia beristirahat dan tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi  melihat  dua malaikat yang turun dari langit ia mendengar percakapan mereka :
"Berapa banyak yang datang tahun ini?" tanya malaikat kepada malaikat lainnya. 
"Tujuh Ratus Ribu, " jawab malaikat lainnya.
"Berapa banyak mereka yang ibadahnya diterima? 
"Tidak Satupun"
Percakapan ini membuat abdullah gemetar. 
"Apa...?"
Ia menangis dalam mimpinya. 
"Semua orang ini telah datang dari belahan bumi yang jauh, dengan kesulitan yang besar dan keletihan di sepanjang perjalanan, berkelana menyusuri padang pasir yang luas, dan semua usaha mereka menjadi sia-sia?
Sambil gemetar, ia melanjutkan mendengar cerita kedua malaikat itu. "Namun ada seseorang, yang meskipun tidak datang menunaikan ibadah haji, tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni. Berkat dia seluruh haji mereka diterima oleh Allah."
"Kok bisa''
"Itu kehendak Allah"
"Siapa orang tersebut?''
"Sa'id bin Muhafah tukang sol sepatu di kota Damasyid Damaskus''
Mendengar ucapan itu, ulama itu langsung terbangun, Sepulang haji, ia tidak langsung pulang ke rumah, tapi langsung menuju kota Damaskus, Siria.
Sampai disana ia langsung mencari tukang sol sepatu yang disebut malaikat dalam mimpinya. Hampir semua tukang sol sepatu ditanya, apa memang ada tukang sol sepatu yang namanya Said bin Muhafah.
"Ada, di tepi kota'
Jawab salah seorang tukang sol sepatu, sambil menunjukkan arahnya. Sesampai disana ulama itu menemukan tukang sol sepatu berpakaian lusuh, 
"Benarkah anda bernama Said bin Muhafah? "
"Betul siapa tuan?'
"Aku Abdullah bin Mubarak"
Said pun terharu, "Bapak adalah ulama terkenal, ada apa mendatangi saya?'
Sejenak ulama itu kebingunan, dari mana ia mulai pertanyaannya, akhirnya iapun menceritakan perihal mimpinya. 
"Saya ingin tahu, adakah sesuatu yang telah anda perbuat, sehingga anda berhak mendapatkan pahala haji mabrur?"
"Wah saya tidak tahu!"
"Coba ceritakan bagaimana kehidupan anda selama ini. Maka Sa'id bin Muhafah bercerita. "Setiap tahun, setiap musim haji, aku selalu mendengar : 
Labbaika Allahuma Labbaika,
Labbaika la syarika laka labbaika.
Innal hamda wanni'mata laka wal mulka.
Laa syarika laka.

Ya Allah, aku datang karena panggilanMu,
Tiada sekutu bagiMu.
Segala ni'mat dan puji adalah kepunyaanmu dan kekuasaanMu
Tiada sekutu bagiMu.

Setiap kali aku mendengarkan itu, aku selalu menangis,
Ya alllah aku rindu Mekkah.
Ya Allah aku rindu melihat ka'bah.
Ijinkan aku datang ...
Ijinkan aku datang ya Allah ..

Oleh karena itu, sejak puluhan tahun yang selalu setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya, sebagai tukang sol sepatu. Sedikit demi sedikit saya kumpulkan. Akhirnya pada tahun ini, saya punya 350 dirham, cukup untuk saya berangkat haji'
'Tapi anda batal berangkat haji'
"Benar"
"apa yang terjadi"
"istri saya hamil, dan sering ngidam, Waku saya hendak berangkat saat itu dia ngidam berat"
"Suami ku" engkau mencium bau masakan yang nikmat ini?
"ya sayang"

"Cobalah kau cari, siapa yang masak sehingga baunya nikmad begini. Mintalah sedikit untukku"
"Ustadz, saya pun mencari sumber bau masakan itu. Ternyata berasal dari gubuk yang hampir runtuh. Disitu ada seorang janda dan enam anaknya.

Saya bilang padanya bahwa istri saya ingin masakan yang ia masak, meskipun sedikit.
Janda itu diam saja memandang saya, sehingga saya mengulangi perkataan saya.

Akhirnya dengan perlahan ia mengatakan :
"tidak boleh tuan"
"Dijual berapa pun saya beli"
"Makanan itu tidak dijual, tuan" katanya sambil berlinang air mata.
Akhirnya dengan perlahan ia mengatakan :
"tidak boleh tuan"
"Dijual berapapun akan saya beli"
"Makanan ini tidak dijual, tuan"
katanya sambil berlinang air mata.
Akhirnya saya tanya kenapa?
Sambil menangis janda itu berkata " Daging ini halal untuk kami dan haram untuk tuan" katanya.

Dalam hati saya :
Bagaimana ada makanan yang halal untuk anda, tetapi haram untuk saya, padahal kita sama-sama muslim?
karena itu saya mendesaknya lagi, "knapa?"
"Sudah bebepa hari ini kami tidak makan. Dirumah tidak ada makanan. Hari ini kami melihat keledai mati, lalu kami ambil sebagian dagingnya untuk dimasak.

"Bagi kami daging ini adalah halal, karena andai kami tak memakannya kami akan mati kelaparan, Namun bagi tuan, daging ini haram."
Mendengar ucapan tersebut spontan saya menangis, lalu saya pulang.

Saya ceritakan kejadian itu pada istriku, diapun menangis, kami akhirnya memasak makanan dan mendatangi rumah rumah janda itu.

Uang diperuntukkan Haji sebesar 350 dirham pun saya berikan pada mereka.
"Pakailah uang ini untuk mu sekeluarga.
Gunakan untuk usaha, agar engkau tidak kelaparan lagi"
Ya Allah ................Disinilah Hajiku
Ya Allah ................Disiniah Mekkahku.

Mendengar cerita tersebut Abdullah bin Mubarak tak bisa menahan air mata.
Kisah ini memberi hikmah, bahwa membantu orang disekitar kita bisa jadi sama nilainya dengan pergi Haji di mata Allah.
no image

MAKALAH TENTANG : TEORI-TEORI KONFLIK DAN PERDAMAIAN

                                                                 PENDAHULUAN

        Fenomena sosial dalam masyarakat banyak ragamnya kadangkala fenomena sosial berkembang menjadi suatu masalah sosial akibat perbedaan cara pandang mengenai Fenomena tersebut. Dalam menyelesaikan masalah sosial dibutuhkan suatu teori untuk menyelesaikannya. Teori-teori tersebut lahir dari pengalaman- pengalaman yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari. Karena setiap individu mengalami pengalaman yang berbeda maka teori yang muncul juga akan berbeda pula antara satu individu dengan individu lainnya. Disimpulkan bahwa tidak ada teori yang dapat menyeluruh membahas mengenai masalah sosial di masyarakat.
        Di zaman modern ini, orang dengan berbagai aktivitas dan kepentingan silih berganti, kadang dapat membuat seorang individu atau suatu kelompok mengalami disjungsi atau persinggungan dengan individu atau kelompok yang lain yang akan mengakibatkan konflik. Konflik yang berkepanjangan kadang dapat memperburuk tatanan sosial masyarakat. Namun, konflik juga berperan positif dalam memperkuat persatuan dan menghilangkan konflik intern dalam suatu kelompok. Konflik dimanapun bentuknya merupakan sesuatu yang wajar terjadi. Konflik senantiasa ada dalam setiap sistem sosial. Dapat dikatakan konflik merupakan suatu ciri dari sistem sosial. Tanpa konflik suatu hubungan tidak akan hidup. Sedangkan ketiadaan konflik dapat menandakan terjadinya penekanan masalah yang suatu saat nanti akan timbul suatu ledakan yang benar-benar kacau. Untuk itu dibutuhkan suatu teori yang dapat menekan bahkan memusnahkan konflik yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.

PEMBAHASAN

TEORI TEORI KONFLIK DAN PERDAMAIAN
1.    Teori-teori Konflik
a.    Pengertian Konflik

      Konflik berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (dapat pula kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia konflik didefenisikan sebagai percekcokan, perselisihan, atau pertentangan. Dengan demikian secara sederhana, konflik merujuk pada adanya dua hal atau lebih yang berseberangan, tidak selaras, dan bertentangan.
       Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat. Tidak ada satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik anggotanya atau dengan kelompok lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
     Teori konflik adalah teori yang memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula. Teori ini didasarkan pada pemikiran sarana-sarana produksi sebagai unsur pokok pemisahan kelas dalam masyarakat.
Perspektif konflik dapat dilacak melalui pemikiran tokoh-tokoh klasik seperti Karl Marx (1818-1883), Lewis Coser, Max Weber (1864-1920), George Simmel (1858-1918), sampai Ralf Dahrendorf.

b.    Teori-teori Konflik
1.    Teori konflik Karl Marx (1818-1883)

     Marx mengajukan konsepsi mendasar tentang masyarakat kelas dan perjuangannya. Marx tidak mendefinisikan kelas secara panjang lebar tetapi ia menunjukkan bahwa dalam masyarakat, pada abad ke-19 di Eropa di mana dia hidup, terdiri dari kelas pemilik modal (borjuis) dan kelas pekerja miskin sebagai kelas proletar. Kedua kelas ini berada dalam suatu struktur sosial hirarkis, kaum borjuis melakukan eksploitasi terhadap kaum proletar dalam proses produksi. Eksploitasi ini akan terus berjalan selama kesadaran semu eksis dalam diri proletar, yaitu berupa rasa menyerah diri, menerima keadaan apa adanya tetap terjaga. Ketegangan hubungan antara kaum proletar dan kaum borjuis mendorong terbentuknya gerakan sosial besar, yaitu revolusi. Ketegangan tersebut terjadi jika kaum proletar telah sadar akan eksploitasi kaum borjuis terhadap mereka.

2.    Teori konflik Lewis Coser
       Menurut Coser, konflik dapat bersifat fungsional secara positif maupun negatif. Fungsional secara positif apabila konflik tersebut berdampak memperkuat kelompok, sebaliknya bersifat negatif apabila bergerak melawan struktur. Dalam kaitannya dengan sistem nilai yang ada dalam masyarakat, konflik bersifat fungsional negatif apabila menyerang suatu nilai inti. Dalam hal ini konflik antara suatu kelompok dengan kelompok lain, konflik dapat bersifat fungsional positif karena akan membantu pemantapan batas-batas struktural dan mempertinggi integrasi dalam kelompok. Penekanan teori konflik ini adalah bahwa tingkat struktur sosial yang berada di masyarakat, dimana susunan struktur yang tercipta merupakan suatu hasil persetujuan dan konsensus yang sekaligus mengarah pada proses konflik sosial.
3.    Teori konflik Max Weber (1864-1920)
       Dalam teorinya weber percaya bahwa konflik terjadi dengan cara yang jauh lebih dari sekedar kondisi-kondisi material. Weber mengakui bahwa konflik dalam merebutkan sumber daya ekonomi merupakan ciri dasar kehidupan sosial, tetapi ia berpendapat bahwa banyak tipe-tipe konflik lain yang juga terjadi diantara berbagai tipe tersebut. Weber menekankan dua tipe. Dia menganggap konflik dalam arena  politik sebagai sesuatu yang sangat fundamental. Baginya kehidupan sosial dalam kadar tertentu merupakan pertentangan untuk memperoleh kekuasaan dan dominasi oleh sebagian individu dan kelompok tertentu terhadap yang lain dan dia tidak menganggap pertentangan untuk memperoleh keuntungan ekonomi Sebaliknya, Weber melihat dalam kadar tertentu sebagai tuiuan pertentangan untuk memperoleh keuntungan ekonomi.

4.    Teori konflik George Simmel (1858-1918)
Penjelasan tentang teori koflik Simmel sebagai berikut:
    Simmel memandang pertikaian sebagai gejala yang tidak mungkin dihindari dalam masyarakat. Struktur sosial dilihatnya sebagai gejala yang mencakup pelbagai proses asosiatif dan disosiatif yang tidak mungkin terpisah- pisahkan, namun dapat dibedakan dalam analisis.
    Menurut Simmel konflik tunduk pada perubahan. Coser mengembangkan proposisi dan memperluas konsep Simmel tersebut dalam menggambarkan kondisi- kondisi di mana konflik secara positif membantu struktur sosial dan bila terjadi secara negatif akan memperlemah kerangka masyarakat.

5.    Teori Konflik Ralf Dahrendorf
       Teori konflik Ralf Dahrendorf merupakan separuh penerimaan, separuh penolakan, serta modifikasi teori sosiologi Karl Marx. Karl Marx berpendapat bahwa pemilikan dan Kontrol sarana- sarana berada dalam satu individu- individu yang sama. Menurut Dahrendorf tidak selalu pemilik sarana-sarana juga bertugas sebagai pengontrol apalagi pada abad kesembilan belas.
        Penerimaan Dahrendorf pada teori konflik Karl Marx adalah ide mengenai pertentangan kelas sebagai satu bentuk konflik dan sebagai sumber perubahan sosial. Kemudian dimodifikasi oleh berdasarkan perkembangan yang terjadi akhir- akhir ini. Dahrendorf mengatakan bahwa ada dasar baru bagi pembentukan kelas, sebagai pengganti konsepsi pemilikan sarana produksi sebagai dasar perbedaan kelas itu. Menurut Dahrendorf hubungan- hubungan kekuasaan yang menyangkut bawahan dan atasan menyediakan unsur bagi kelahiran kelas.
      Dahrendorf mengakui terdapat perbedaan di antara mereka yang memiliki sedikit dan banyak kekuasaan. Perbedaan dominasi itu dapat terjadi secara drastis. Tetapi pada dasarnya tetap terdapat dua kelas sosial yaitu, mereka yang berkuasa dan yang dikuasai. Dalam analisisnya Dahrendorf menganggap bahwa secara empiris, pertentangan kelompok mungkin paling mudah di analisis bila dilihat sebagai pertentangan mengenai ligitimasi hubungan- hubungan kekuasaan. Dalam setiap asosiasi, kepentingan kelompok penguasa merupakan nilai- nilai yang merupakan ideologi keabsahan kekuasannya, sementara kepentingan- kepentingan kelompok bawah melahirkan ancaman bagi ideologi ini serta hubungan- hubungan sosial yang terkandung di dalamnya.
Teori Konflik berdasarkan sudut pandang:
1.    Teori hubungan masyarakat

     Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan di antara kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakat. Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah:
    Meningkatkan komunikasi dan saling pengertian antara kelompok-kelompok yang mengalami konflik.
    Mengusahakan toleransi dan agar masyarakat lebih bisa saling menerima keberagaman yang ada di dalamnya.

2.    Teori Negosiasi Prinsip
        Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak-pihak yang mengalami konflik. Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah:
    membantu pihak-pihak yang mengalami konflik untuk memisahkan perasaan pribadi dengan berbagai masalah dan isu, dan memampukan mereka untuk melakukan negosiasi berdasarkan kepentingan-kepentingan mereka daripada posisi tertentu yang sudah tetap.
    Melancarkan proses pencapaian kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak atau semua pihak.

3.    Teori Kebutuhan Manusia
      Berasumsi bahwa konflik yang berakar dalam disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia yaitu fisik, mental dan sosial yang tidak terpenuhi atau dihalangi. Keamanan, identitas, pengakuan, partisipasi, dan otonomi sering merupakan inti pembicaraan. Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah:
    Membantu pihak-pihak yang mengalami konflik untuk mengidentifikasi dan mengupayakan bersama kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi, dan menghasilkan pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu.
    Agar pihak-pihak yang mengalami konflik mencapai kesepakatan untuk memenuhi kebutuhan dasar semua pihak.

4.    Teori Identitas
      Berasumsi bahwa konflik disebabkan karena identitas yang terancam, yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan di masa lalu yang tidak diselesaikan. Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah:
    Melalui fasilitas dialog antara pihak-pihak yang mengalami konflik, mereka diharapkan dapat mengidentifikasi ancaman-ancaman dan ketakutan yang mereka rasakan masing-masing dan untuk membangun empati diantara mereka.
    Meraih kesepakatan bersama yang mengakui kebutuhan identitas pokok semua pihak.

5.    Teori Kesalahpahaman Antarbudaya
Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh ketidak cocokan dalam cara-cara komunikasi di antara berbagai budaya yang berbeda. Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah:
    Menambah pengetahuan pihak-pihak yang mengalami konflik mengenai budaya pihak lain.
    Mengurangi pikiran negatif yang mereka miliki tentang pihak lain.
    Meningkatkan keefektifan komunikasi antarbudaya.

6.    Teori Transformasi Konflik
      Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh masalah-masalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah-masalah sosial, budaya, dan ekonomi. Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah:
    Mengubah berbagai struktur dan kerangka kerja yang menyebabkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan, termasuk kesenjangan ekonomi.
    Meningkatkan jalinan hubungan dan sikap jangka panjang di antara pihak-pihak yang mengalami konflik.
    Mengembangkan berbagai proses dan sistem untuk mempromosikan pemberdayaan, keadilan, perdamaian, pengampunan, rekonsiliasi dan pengakuan.

2.    Teori-teori Perdamaian
a.    Pengertian Perdamaian

    Perdamaian adalah penyesuaian dan pengarahan yang baik dimana pihak bersangkutan dapat menyelesaikan masalah atau pertentangannya dengan cara damai dikarenakan ditemukannya jalan keluar yang sama-sama tidak merugikan sehingga dapat menciptakan suasana yang kondusif.
b.    Teori-teori Perdamaian
1.    Teori Perdamaian Johan Galtung

    Galtung berkontribusi dalam konsepsinya akan terminologi perdamaian. Menurut galtung, dalam terminologi perdamaian ada dua sub terminologi didalamnya yaitu positive peace dan negative peace. Terminologi positive peace dapat dicapai jika perdamaian dicapai atas dasar koordinasi dan hubungan yang supportif antara pihak-pihak yang terkait di dalamnya. Sedangkan terminologi negative peace diartikan oleh Galtung sebagai absennya. Baik konflik yang bernuansa kekerasan atau tidak.
2.    Teori Marxisme
       Menurut kaum Marxis, perdamaian dan keamanan suatu negara dapat diperoleh jika sistem kelas (kaum borjuis dan proetar) harus dihilangkan karena lambat laun perselisihan antar kelas telah mendominasi konflik dalam sejarah dan menimbulkan sebuah kesenjangan.
3.    Teori Neomarxis
       Dalam mencapai suatu perdamaian dan keamanan kaum neomarxis terletak pada suatu pengalihan sistem ke sistem sosio-ekonomi yang tidak eksploitas sehingga mencegah dan mengurangi berbagai motivasi negara-negara untuk berperang.

SIMPULAN

      Teori konflik adalah teori yang memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula. Teori ini didasarkan pada pemikiran sarana-sarana produksi sebagai unsur pokok pemisahan kelas dalam masyarakat.
Perspektif konflik dapat dilacak melalui pemikiran tokoh-tokoh klasik seperti Karl Marx (1818-1883), Lewis Coser, Max Weber (1864-1920), George Simmel (1858-1918), sampai Ralf Dahrendorf.

Teori konflik berdasarkan sudut pandang:
1.    Teori hubungan masyarakat
2.    Teori negosiasi prinsip
3.    Teori kebutuhan manusia
4.    Teori identitas
5.    Teori kesalahpahaman Antarbudaya
6.    Teori Transformasi konflik
Teori-teori perdamaian:
1.    Teori perdamaian Galtung
2.    Teori Marxisme
3.    Teori Neomarxis

DAFTAR PUSTAKA

Bernard Raho, Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007
http://psychochanholic.blogspot.com/2008/03/teori-teori-konflik.html
Johan Galtung, Violence, Peace, and Peace Research, Journal of Peace Research
Margaret. M. Poloma,  Sosiologi Kontemporer,  Jakarta: PT  Raja Grafindo Persada, 1994